WALL

675 72 4
                                    


Hidupnya seperti dongeng senja yang di bacakan oleh sang ibu yang berharap anaknya segera tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidupnya seperti dongeng senja yang di bacakan oleh sang ibu yang berharap anaknya segera tidur. Seungkwan mengeratkan pelukannya kepada pria yang kini ia rengkuh, vernon tertidur pulas dalam kehangatan. 

Pikiran Seungkwan melayang dimana kala itu Vernon bagaikan mlaikat dari surga menciumnya di benteng besar Al-Ayubbi, seolah merendahkan sang matahri yang menurun. 

Vernon begitu kokoh dan perkasa di hadapannya, sikapnya arogan, ucapannya mutlak tak bisa di bantah. Pemikirannya tajam seperti pedang yang di tempa oleh pandai besi terbaik di kota. Hidupnya bagaikan seorang ratu, begitu di puja dan berdiri di atas segalanya. Termasuk hati sang raja. 

Pria dengan rambut ash grey itu mengeliat dalam tidurnya membuat gelitikan halus melewati dagu dan lehernya. 

"Aku tidak akan mampu melepasmu, tapi aku ingin meyakinkan mu jika aku sangat mencintai mu." Gumaman itu muncul dari kepala sang raja. Tangan halus Seungkwan terjulur untuk mengusap.

Bahkan dalam tidurnya ia masih meracau sebab dirinya.  Lihat, Seungkwan tak satu satunya yang menekuk lutut disini. Pria ini bahkan lebih, ia menukar kehidupannya dengan Seungkwan, hanya itu.

"Aku paham ketakutan mu, tapi setidaknya beri aku sedikit kebebasan." Ucap Seungkwan kemudia mengecup kening sang kekasih sayang. 

Ia kemudian bangkit dari tidurnya, membawa tubuh itu ke kamar mandi untuk berbesih. Setelah menyelesaikan beberapa kegiatannya, Seungkwan memutuskan untuk mencari Chan, dan ia menemukannya sedang makan puding dengan seorang Maid di sebelahnya. 

"Oh kakak manis, Ini rumah kakak manis ?" Melihat Seungkwan yang datang sang maid segera berdiri dan menunduk hormat kepada Seungkwan. 

Senja mulai menjingga, sapuan angin musim gugur menyapa keduanya. Chan masih asik memakan pudingnya dan Seungkwan yang asik memainkan ujung rambunya. 

"Wonwoo Hyung pasti sangat bahagia memilikimu di dunia ini, betul ?" Chan menoleh ke arah Seungkwan. 

Lalu Chan yang tersenyum sangat lebar. "Tidak, Chaniee lah yang bahagia memiliki papi seperti Papi Nuu, Setelah Mama meninggal ayah seperti orang gila. Ayah Gyu berhutang sana sini hingga datang Papi Nuu ke kedai ayah. Dulu Papi Nuu selalu datang dengan wajah yang penuh lebam dan yah katanya ayah menyukai Papi Nuu. Dan sampai lah saat ini, Chan di sini karena tidak mau Papi Nuu dan Ayah Gyu terluka lagi." 

Bocah itu bercerita dengan tangannya yang bergemetar, Seungkwan mengrenyit heran. 

"Apa maksud dari kalimat terakhir mu Chan ?" Seungkwan membalik tubuh Chan untuk menghadapnya. 

Mata anak kecil itu berbinar sedih, pelupuk matanya sudah penuh dengan air mata yang siap akan tumpah. Chan semakin dan terus membungkam mulutnya. Tubuhnya bergetar "Kakak juga di pukuli oleh pria jahat itu ? Kakak juga harus lari jika tidak mau seperti Ayah Gyu dan Papi Nuu. Biar Ichan saja disini. Kalian semua harus lari." Seungkwan semakin tidak mengerti dengan ucapan Chan. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴍʏ ʙᴏʏꜰʀɪᴇɴᴅ'ꜱ ᴘᴏꜱᴇꜱɪꜰɴᴇꜱꜱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang