part 2

35 10 2
                                    

"Tadi gue lihat Wooseok ada di ruangan Pak Dongwook" ucap Seungsik pada Seungwoo saat kembali ke tempat pelatihan olimpiade.

"Iya gue tau" bala Seungwoo dengan datar.

"Oh, pantesan aja lu nyuruh gue buat ngasih ke Pak Dongwook, ternyata ada mantan gebetan. Eh, bukan mantan kan masih suka ya hehe" ejek Seungsik yang langsung dilempar tatapan tajam Seungwoo. "Iya iya ampun".

"Bang Seungwoo udahan belom? Yuk pulang" ajak Byungchan yang muncul dari pintu.

"Eh ada dek Byungchan, gak pulang bareng bang Seungsik aja?" Tanya Seungsik.

"Nggak makasih, yuk bang"

"Jutek amat sama kayak abangnya"

***

Seminggu kemudian ada kabar yang cukup mengejutkan Wooseok. Pak Dongwook akan menikah bulan depan. Saat mendengar kabar itu fikiran Wooseok kosong, suara riuh di kelas seakan tidak di dengarnya.

Kok? Pak Dongwook?

Wooseok pun langsung berlari menuju ruang Pak Dongwook. Saat sampai ruangan Pak Dongwook, dia sedang merapikan bukunya untuk dibawa ke kelas.

"Selamat pagi Pak" sapa Wooseok

"Iya Wooseok? Hari ini saya tidak ada jadwal ke kelas kamu. Ada apa?" Tanya Pak Dongwook

"Pak apa berita itu benar?"

"Maksud kamu?"

"Bapak akan menikah bulan depan"

"Iya itu benar"

"Pak kenapa...?" Belum selesai Wooseok berbicara, pak Dongwook langsung menyela ucapannya.

"Wooseok saya tau mengenai perasaan kamu terhadap saya. Saya rasa perasaan kamu itu hanya salah faham saja, kamu tidak benar-benar menyukai saya, mungkin hanya ada perasaan kagum kamu terhadap saya" ucap pak Dongwook menenangkan. Wooseok mencoba tenang, meskipun air matanya saat ini sudah mulai memenuhi matanya. "Saya harap kamu mengerti"

"Saya mengerti pak, saya permisi dulu ya" ucap Wooseok langsung membalikan badannya agar pak Dongwook tidak melihatnya menangis

"Wooseok... maaf ya" ucap Pak Dongwook dan Wooseok pun meninggalkan ruangan.

Seungwoo yang saat itu akan memanggil pak Dongwook, tidak sengaja melihat semua kejadian itu, bahkan Wooseok tidak sengaja menabraknya saat Wooseok keluar dari ruangan pak Dongwook dengan keadaan menangis.

"Wooseok... kenapa...?"

"Maaf" dan Wooseok pun berlari mengikuti langkah kakinya

"Tunggu!" Seungwoo pun mengejarnya.

Langkah demi Langkah Wooseok lewati, dia hanya mengikutinya saja. Dia tidak tahu akan kemana yang pasti dia tidak menuju kelasnya. Tangga demi tangga dia naiki hingga akhirnya sampai di rooftop sekolah. Air matanya masih belum berhenti mengalir.

Apa betul yang pak Dongwook bilang dia hanya kagum saja? Tapi bagaimana mungkin Wooseok akan selalu bahagia setiap kali dia melihat Pak Dongwook, bukankah itu yang namanya suka?

"Wooseok!" Suara keras itu mengagetkannya. Wooseok langsung menyeka air matanya dan menoleh ke sumber suara.

"Kak Seungwoo kok kakak bisa di sini?" Tanya Wooseok dengan ekspresi ceria yang dibuat-buatnya. Dia betul-betul tidak sadar kalau Seungwoo mengikutinya sampai ke atap sekolah. Seungwoo tidak menjawab pertanyaan Wooseok, dia langsung berjalan ke arah Wooseok dan langsung memeluknya erat.

"Kak? Kenapa? Lepasin kak" ucap Wooseok yang mencoba melepaskan pelukan Seungwoo, namun Seungwoo tetap keukeuh memeluknya.

"Disini kamu bisa menangis sepuasnya" ucap Seungwoo

Not Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang