scene four 🎬

60 15 39
                                    

a/n:
uhm guys- i dont know how to explain this, but for some reasons we need to switch Will to Louis.

yeah Louis Partridge

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yeah Louis Partridge. im so sorry because personally i love Will, but- we have to. and i think who doesn't like Louis tho? he's also in your dream boy list isn't he?🌚 so yeah hope u enjoy this chapter buddies!

▫️▫️▫️

"chipotle's great"

_________________________



Tepat pukul 10 pagi Hero dan Berlin sampai di tempat yg telah dijanjikan untuk bertemu dengan casting director dan sutradara film baru. Mereka bertemu dengan manajer Hero terlebih dulu, sedikit berbincang—tepatnya sang manajer memberi arahan ke Hero, sebelum sang manajer pergi dikarenakan ada urusan mendadak.

Sepeninggalnya sang manajer, keduanya kemudian duduk di ruang tunggu yang tersedia di sana karena di dalam masih ada satu aktor yang sedang menjalani proses screen test casting. Sambil menunggu, Hero menyibukan diri dengan ponsel khusus bermain game-nya, sedangkan Berlin hanya celingak-celinguk melihat sekeliling.

Berlin membeku ketika dirinya menatap seorang lelaki yang baru masuk ruangan ini bersama satu orang di sampingnya—yang dia asumsikan manajer lelaki itu. Bagai slow motion, lelaki dengan tinggi menjulang itu duduk di sofa seberang sambil berbincang dengan manajernya. Berlin sampai tak berkedip ketika senyum manis bahkan tawa kecil keluar dari lelaki itu.

"B, where's my water bottle?" Hero menadahkan sebelah tangan ke hadapan Berlin tanpa menatap perempuan itu karena dirinya masih sibuk dengan game di ponselnya. Ia mengernyit ketika tidak mendapat respon apapun dari asistennya itu. Hero menengadah, menatap Berlin kemudian ikut menatap apa yang tengah perempuan itu lihat hingga bisa menghiraukan perintahnya.

"Kebiasaan," dumel Hero lalu mengambil tempat minumnya sendiri. Berlin tidak peduli akan gerutuan Hero, malah dia bertanya masih dengan tatapan tertuju ke lelaki tampan di seberang sana. "Do you know him?"

Hero menenggak air sambil mengikuti arah pandang Berlin, "Sungguh kau tak mengenalnya?" Ia terkekeh kecil melihat gelengan polos dari Berlin. "Dia juga aktor, namanya Louis Partridge. Bagaimana bisa kau tidak mengetahuinya?"

Berlin ber-oh ria. "I don't care, he's so damn cute what the heck?!" jawab Berlin dengan Hero yang langsung memutar bola matanya. "But you know, I'm the better one here," tukasnya kembali sibuk dengan game di ponsel.

"Kau terlalu percaya diri untuk itu, tuan Hero Fiennes Tiffin," tandas Berlin yang tidak mendapat respon apapun dari Hero sampai laki-laki itu sadar Berlin masih menatap Louis dengan tangan yang menopang dagunya. "Cut it off, from now on your focus are only to write your thesis and be my assistant. Don't think about anything else."

 𝗾𝘂𝗮𝗱𝗿𝗮𝗻𝗴𝗹𝗲 || 𝗵𝗲𝗿𝗼 𝗳𝘁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang