Cotton Candy

324 26 4
                                    

Happy Reading

Hyunjeong area


Jeongin tuh manis.

Iya, manis.

Mungkin efek dia yang suka sama makanan manis.

Contohnya saja cotton candy yang sering dibelinya di pasar malam deket rumahnya. Penjualnya bahkan sampai kenal akrab dengannya lantaran seringnya ia membeli makanan lembut berbahan dasar gula itu.

"Loh, dek Jeongin tumben kok udah dateng? Biasanya jam sembilan baru dateng sama dek Chan." Siwon, penjual cotton candy yang masih menata standnya mengernyit heran.

"Hehe, iya pak. Kak Chan lagi ada janji sama pacar, lagian ini malam minggu, kata bunda libur dulu belajarnya." Jeongin menjawab diiringi senyum polos khas miliknya.

Siwon bergumam 'oh' pelan sebelum mengecek ulang mesin pembuat cotton candy-nya sebentar.

"Oh iya, mumpung masih belum jam rame, dek Jeongin mau nggak jadi penilai buat anak buah baru saya?"

Jeongin mengernyit.

Penilai?

Memang ujian sampai harus dinilai segala?

"Tenang aja, dek Jeongin nanti dapet cotton candy gratis, bentuknya juga boleh pilih sendiri. Cuma ya gitu, nanti kalo misal hasil gak sesuai ekspektasi ya mohon dimaklumi. Anak buah saya baru belajar semingguan soalnya."

Jeongin sih angguk-angguk saja.

Ia baru akan kembali bertanya saat seorang pemuda jangkung dengan paras sekelas idol Korea nyelonong begitu saja ke dalam tenda stand milik pak Siwon. Dalam hati memuji betapa tampannya visual si pemuda hingga-

"Om! Ini plastiknya nih! Dapet bonus gak entar? Gue udah ngantri lama loh di tokonya, mana jalanan macet! Banyak bucin kasmaran pada kencan bikin pala pusing tujuh keliling mikirin nasib eyke yang available!" Cerocos pemuda itu sembari memegang kepalanya dengan kedua tangan disertai ekspresi sakit yang dibuat-buat.

Siwon meringis sementara Jeongin cengo.

Hilang sudah kesan keren yang tadi ia sematkan pada pemuda itu.

"Duh, bacot ya kau! Dah, sana praktekin dulu skill kamu, mumpung ada yang mau jadi penilai loh." Ujar Siwon merebut bungkusan berisi kantung plastik besar untuk mengemas cotton candy-nya nanti.

JejakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang