07.

373 82 5
                                    

Taeil dan Ten sampai di lokasi yang diinginkan Doyoung. lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah milik orang tua Doyoung, berjarak satu kilometer jika diukur. Ten, kucing jadi-jadian itu hanya memakan snack dan mengeong mengikuti alunan musik dari radio yang Taeil putar.

Taeil menggendong Ten, tapi dengan lancangnya, kucing putih itu menendang muka Taeil dan melompat turun dari gendongannya. Ia mengeong lebih keras, tanda tak suka dengan apa yang dilakukan Taeil. Dengan cepat, Ten merubah wujudnya menjadi manusia dengan telinga berjumlah empat, tidak tahu jika keempatnya digunakan atau tidak.

Ten melangkah dengan pelan, mengikuti semua pondasi yang sudah terlihat di lahan kosong milik Doyoung dan Taeil ini. tidak begitu besar dan juga tidak begitu sempit. setelah mengelilingi semua pondasi, ten dengan serius mengingat mantra yang harus ia baca. setelah mengingatnya, Ten langsung menggerakkan bibirnya sesuai dengan mantra.

Taeil hanya memutarkan bola matanya, Ten terlihat bermain-main di mata Taeil. tapi seketika mata Taeil membola saat pondasi yang pendek itu menjadi lebih tinggi dalam hitungan menit. Ten membuka matanya kemudian berbicara kepada Taeil.

“apa? kau ingin aku langsung menyelesaikannya dalam semalam?”

“bukan, hanya saja, apakah itu tidak akan runtuh nantinya?” Taeil mendekat ke arah pondasi yang sudah setinggi lututnya, memegangnya sebentar, dan benar saja, semennya masih basah.

“kau meragukan kekuatan iblis?”

dengan cepat Taeil menoleh, “iblis?! tidak, tolong hentikan pekerjaan ini!” Ten hanya tertawa dengan kelakuan majikan barunya. dia kemudian berubah kembali menjadi kucing, menjilati tangannya dengan angun tanpa memperdulikan Taeil yang mengamuk didepannya. Taeil hanya mondar-mandir, memikirkan apa yang harus ia katakan jika project impiannya ini dibuat oleh iblis.


halo, besties. im back since i have nothing to do rn. bye besties, god bless you!

Veled.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang