|9

2 0 0
                                    

"Tidak ada yang baik-baik saja rasaku,  setelah kita tidak bersama. Bukan ku tak ingin tapi, tidak ada yang sepertimu."

Pagi ini seperti biasa adalah jadwal olaraga kelasnya. Tapi, tidak seperti dulu inisiatif melihatmu melalui sela ventilasi kelasku.

Karena, guru sedang rapat aku dan sahabatku keluar kelas menuju taman. Yang lain sudah disana sedangkan, aku ke kantin terlebih dahulu membeli air mineral.

Ku lewati lapangan, melihatmu tengah duduk disamping lapangan sambil menekuk satu kakimu.

Kau tersenyum seperti biasa.

Dan bodohnya aku ingin melihat senyum itu lebih lama.

"Celananmu, kotor." tegurku.

Kau menyapu celanamu,

"Kenapakah?" lawanmu.

"Nanti susah di bersihkan."

"Tidak ada otak kau!" jawabmu.

Kalimat yang sedang tren tahun itu.

Aku hanya cemberut lalu beranjak dari tempat tadi,

"Maaf, main-main tadi."

Iya, itu suaranya.

Apakah kau takut jika ku marah?

Haha,tidak. Mungkin hanya sebatas tak enak rasa padaku.

Lagi-lagi air mataku ingin turun sekarang, mengapa kau tak kunjung menjelaskan bahwa alasanmu apa tak bersamaku?

Payah, kau sudah melupakan dan aku belum sama sekali

Kota rasa, tanggal dimana aku mulai melupakanmu namun sulit—maret 2019.

KOTA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang