Jeongyeon terbelalak dan hanya terdiam saat Mina melumat lembut bibirnya. Saat tautan mereka terlepas, ia bertatapan dengan gadis itu."Sejak kapan Mina? sejak kapan kau jatuh cinta padaku?" Tanya Jeongyeon masih dengan wajah terkejutnya.
"Sejak awal." Jawab Mina.
"Sejak pertama kali kau menyelamatkan aku, sejak rambutku masih dikuncir dua. Sejak saat saat pertama kau bersikeras untuk mengadopsiku. Sejak saat itu kau sudah berbeda di mataku. Kau adalah malaikatku." lanjut Mina.
"Namun sejak aku semakin dewasa dan semakin banyak wanita yang mendekatimu, aku jadi sadar bahwa yang aku rasakan ini adalah rasa cinta. Aku mencintaimu, dan akan selalu begitu." Ucap Mina.
Jeongyeon menatap mata Mina dan tidak ia temukan sedikitpun kebohongan disana.
"Sudah malam Mina, besok kau harus sekolah." Jeongyeon pun berdiri dan pergi meninggalkan Mina.
Mina menunduk, ia tak tau apa yang harus ia lakukan. Ia pun pergi ke kamar dan melihat Jeongyeon sudah tidur menghadap ke kiri.
"Kau tau aku tidak bisa tidur jika tak memelukmu bukan?" Tanya Mina.
Jeongyeon sama sekali berniat untuk bergerak dan membenarkan posisinya. Hal itu membuat Mina menghela nafas dan memilih untuk merebahkan tubuhnya. Ia mencoba tidur cukup lama hingga akhirnya ia memutuskan untuk memeluk tubuh Jeongyeon dari belakang. Ajaibnya, dalam waktu cepat ia berhasil menjemput alam mimpinya.
.
.
.Pagi ini seperti biasa Jeongyeon selalu lari pagi. Ia berlari cukup lama sembari menjernihkan pikirannya. Ia sama sekali tak bisa berhenti memikirkan ciuman Mina kemarin malam. Itu benar benar membuat jantungnya berdebar tak karuan dan kebingungan apa yang harus ia lakukan.
*Krek
Jeongyeon memasuki rumah dengan tubuh penuh keringat. Saat berjalan ke dapur untuk mengambil minum, ia bertemu Mina yang sedang memasak untuk sarapan. Gadis itu sudah siap untuk berangkat sekolah seperti biasa. Saat Jeongyeon membuka kulkas, Mina segera menutup kembali kulkas itu dan membuat Jeongyeon bertanya tanya.
"Sudah berapa kali kubilang untuk tidak minum air dingin setelah berolahraga?" Tanya Mina.
Jeongyeon menatapnya datar dan memajukan langkahnya. Hal itu membuat Mina sedikit terkejut dan memundurkan tubuhnya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Mina sedikit panik karena jarak antara mereka sudah cukup dekat.
"Minggir, aku mau minum." Ucap Jeongyeon yang membuat Mina menoleh kebelakang. Ditemukannya dirinya itu sedang berdiri di depan dispenser air.
"A-ahh." Mina menyingkir dan kembali memasak.
Setelah selesai minum, Jeongyeon kembali melewati Mina dan berjalan menuju ke kamar.
"Yak Yoo Jeongyeon!" Panggil Mina.
Jeongyeon menoleh dan menatap Mina. Gadis itu mematikan kompor dan mendekatinya.
"Berhenti mengacuhkanku!" Mina memukul pundak Jeongyeon.
"Akh!" Lirih Jeongyeon.
*Cup!
Mina menarik leher Jeongyeon dan mencium bibir Jeongyeon. Dengan cepat Jeongyeon segera melepaskan Mina dan menjauh.
"Kenapa?! kau benci padaku?! kalau begitu katakanlah! katakan sesuatu padaku! Aku sudah mengatakan semuanya semalam! mengapa kau tidak mengatakan apapun?!" Teriak Mina dengan air mata yang perlahan menetes.
Jeongyeon pun melangkahkan kakinya mendekati Mina. Ia meraih kedua pipi Mina dan mencium bibirnya dengan begitu lembut. Lumatan demi lumatan dengan penuh cinta kasih, membuat Mina mengetahui seluruh perasaan Jeongyeon tanpa harus wanita itu jabarkan satu persatu. Hingga perlahan Jeongyeon melepaskan tautan mereka.
"Aku jauh lebih tua darimu, seharusnya aku yang menciummu lebih dulu." Ucap Jeongyeon.
Mina tersenyum dan kembali mengalungkan tangannya ke leher Jeongyeon dan mencium wanita tinggi itu.
.
.
."Kenapa senyum senyum?" Tanya Jeongyeon sambil melahap sarapannya.
"Aniyo." Mina menggeleng sambil kembali mengulum senyumannya.
"Ayo cepat habiskan, nanti kau terlambat." Jeongyeon berdiri dan hendak menaruh mangkuk bekasnya makan.
"Babe, aku kenyang." Mina meraih tangan Jeongyeon dan menyerahkan sesuap nasi.
"Babe??" Bingung Jeongyeon.
"Jangan sok imut, jantungku tidak kuat melihatmu begitu." Ucap Jeongyeon sebelum melahap suapan Mina.
Mina terkekeh dan merasakan kebahagiaan di dalam hatinya.
.
.
.Dijalan menuju sekolah Mina, gadis itu tak henti hentinya memeluk Jeongyeon. Ia menjadi berkali kali lipat lebih manja dari sebelumnya.
"Cah, belajarlah yang baik." Ucap Jeongyeon.
"Ne." Angguk Mina sambil tersenyum.
"Jangan buat masalah lagi." Ucap Jeongyeon.
"Ne." Mina kembali mengangguk sambil tersenyum.
"J-jangan dekat dekat dengan laki laki lain." Ucap Jeongyeon malu malu.
"Ne." Mina mengangguk lagi dan tersenyum lebih lebar.
"Baiklah, kalu begitu aku berangkat ya. Bye, saranghae." Ucap Jeongyeon sambil melambaikan tangannya.
*Cup.
"Nado saranghae." Mina mencium pipi Jeongyeon.
"Haish gadis ini benar benar ingin membuat aku mati terkena serangan jantung." Umpat Jeongyeon sambil perlahan melajukan motornya.
"Hihi, kiyowo." Mina terkekeh sambil menatap kepergian Jeongyeon.
Adopt
2021-FIN-
Singkat, padat, uwu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adopted
FanfictionFull Chapter. "She is my guardian angel. I love her." DISCLAIMER! Bila ada kesamaan cerita, alur, watak, dan tokoh ada cerita ini, murni kebetulan. Cerita ini murni dari ide, hayalan, pemikiran dan imajinasi penulis belaka. A Story By: TYZYX ©052021