1. First Meet

95 12 0
                                    

Lagi, ia menghabiskan waktu istirahatnya di tempat penuh buku.

Entahlah, Jungkook pun tak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Ia tak tahu sejak kapan dirinya suka sekali berada disini dengan waktu yang lama. Mungkin sudah sekitar 2 minggu Jungkook selalu melakukan rutinitasnya yang baru ini.

Jungkook masih ingat, saat itu ia hanya ingin menghindari guru sejarahnya. Jungkook sedang tidak mau untuk menghabiskan waktunya di kelas hanya untuk mendengarkan gurunya berdongeng. Maka, dengan modal izin ke toilet, ia berakhir belok ke perpustakaan sekolah nya. Saat ia masuk, ia tidak menemukan siapapun disana. Bahkan guru yang menjaga pun tak ia temukan. Dengan itu, Jungkook pun berjalan masuk lebih dalam, memilih untuk duduk di salah satu bangku paling ujung, dan berakhir tertidur dengan lelap.

Suara bel sekolah tanda waktu istirahat berhasil membangunkan Jungkook. Jungkook diam sebentar, mengumpulkan nyawanya dan melihat sekeliling perpus. Hingga matanya menemukan seorang laki-laki yang duduk di samping kanannya, mereka terpisah oleh 4 bangku. Rambutnya hitam, sedikit ikal, dan terlihat sangat lembut. Badannya cukup kecil bila dibandingkan dengannya, dan ia sedang menunduk, membaca sebuah buku yang terlihat membosankan. Jungkook diam menatapnya, entah kenapa ia tak bisa mengalihkan pandangannya ke sosok di depannya. Indah. Satu kata yang terlintas begitu saja.

Sejak saat itu, Jungkook berubah menjadi seorang mata-mata. Ia selalu berpura-pura datang ke perpus, mengambil satu buku acak, dan duduk di tempat biasa.

Sosok itu masih disana. Duduk di tempatnya, membaca satu buku, dan terlihat sangat mengagumkan, seperti biasa. Jungkook merasa dirinya sangat konyol. Bagaimana bisa ia sangat tertarik pada seseorang yang bahkan tidak ia kenal sama sekali. Terlebih lagi, ia hanya mengagumi satu sosok itu dalam diam. Ahh... Jungkook yakin jika teman-temannya tahu, ia akan dikatai cupu oleh mereka.

Yah, kau memang pengecut, Jeon.

Lama tenggelam dalam pikirannya sendiri, Jungkook tidak menyadari seseorang yang berjalan menghampirinya. Jungkook mungkin tidak akan pernah sadar jika orang itu tidak menepuk bahunya.

"Permisi... Um, kak?"

Jungkook terlonjak, kaget. Sambil mencoba mengatur ekspresi, ia menoleh ke sumber suara.

"Ya, ada ap-"

Oh Tuhan.

Dia disana. Sosok Indah itu disana. Berdiri di sampingnya dan menatapnya, cukup dekat. Jungkook terkejut. Ia bahkan tidak menyadari matanya yang bulat itu semakin terlihat besar. Terdiam mematung memandang sosok di sampingnya.

"Aah... Kak maaf. Aku mengejutkanmu?"

Tentu saja! Jungkook merutuk dalam hati. Kenapa dirinya selemah ini, astaga. Dengan sisa kesadarannya, Jungkook mencoba menenangkan hati dan pikirannya yang kacau. Terpacu oleh euforia yang ia buat sendiri. Mengumpulkan kata-kata dalam otaknya untuk menjawab si manis disampingnya.

"Ehm, oh tidak. Maaf. Kenapa?"

Akhirnya! Jungkook bersorak dalam hati. Merasa bangga karena berhasil mengendalikan dirinya yang sedang kacau.

"Kakak punya pulpen atau pensil? Tae ingin pinjam sebentar, boleh?"

Ah... Suaranya...

Jungkook semakin terpesona, ia benar-benar jatuh semakin dalam. Tidak bisa, ia harus mulai bergerak. Jungkook benar-benar menginginkan sosok ini.

"Ah, iya ada. Ini." Sambil menjawab, Jungkook meraih pulpen yang kebetulan ia bawa di saku celananya, hasil dari jajannya di koperasi sekolah sebelum ke perpus.

"Terima kasih kak! Tae pinjam sebentar, ya," ucap laki-laki yang menyebut dirinya "Tae" itu. Jungkook berhasil mengetahui nama nya.

"Oke. Tenang saja," jawab Jungkook, tenang. Mencoba membangun kesan yang baik.

Sejak saat itu, Jungkook mulai membangun komunikasi diantara mereka. Ia yang selalu duduk dengan jarak 4 kursi di samping sosok itu, berpindah menjadi duduk disamping, benar - benar disamping, Taehyung.

Tbc

Hai semua! Yaya disini

Sebenernya ini cerita lama punyaku. Jadi ini cerita pertamaku hehe

Aku harap kalian suka dan enjoy ya! Maaf untuk segala kekurangan dan silahkan untuk yang mau berkomentar ^^

Terima kasih 💜

IRIDESCENT ( KOOKV )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang