🧋

30 12 11
                                    

Bulan bersinar sempurna di tengah gelapnya malam. Angin berhembus lembut menyentuh kulit Thaya

"Aku pamit pulang dulu yaa Hana" pamit Thaya kepada Hana
"Kamu beneran gamau menginap aja disini Thaya?? Ini udah terlalu malam, aku khawator kamu kenapa-napa nanti dijalan" tawar Hana sambil menahan tangan Thaya.
"Gausah gapapa. Lagian Umi juga udah suruh aku balik" jelas Thaya sambil tersenyum
"Hhffttt..yaudah deh. Hati-hati yaa kalo ada apa apa langsung telfon aku, nanti kalo udah sampe rumah juga kabarin aku" dengan berat hati Hana membiarkan Thaya pulang sendiri.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tadi sore selepas pulang sekolah, Thaya meminta izin kepada orang tuanya untuk mengerjakan tugas kelompok bersama Hana. Dan disinilah sekarang Thaya.

Dia memutuskan untuk kembali kerumah dengan berjalan kaki. Meskipun jarak dari rumah Hana dan rumahnya tidak terlalu jauh tapi tetap saja udara malam terasa menusuk kulit meskipun Thaya sudah memakai pakaian muslimahnya.

Ia berjalan sendiri, suasana perumahan sudah sangat sepi dan lagi perumahan Hana jarang dijangkau oleh kendaraan umum, setidaknya harus berjalan sampai 200M untuk dapat menemukan angkot. Tapi mana ada angkot di jam jam tengah malam seperti ini.

Di depan sudah terlihat perempatan tapi sepertinya Thaya menemukan masalah. Segerombolan cowo berbadan besar didepan sana terlihat sedang mabuk dan Thaya jelas tau apa yang akan terjadi

Thaya berhenti sejenak, memikirkan apa sebaiknya ia kembali kerumah Hana. Tiba tiba ponselnya berdering,

"Ting"

Satu pesan masuk, dari Uminya.

"Thaya lekas kembali yaa sudah larut dan hati hati dijalan"

Hhfftttt...Thaya menghela nafas panjang dan memberanikan diri melanjutkan perjalanannya.

"Sudah setengah jalan, ga mungkin aku balik ke rumah Hana. Lagipula umi memintaku untuk pulang" katanya bermonolog pada diri sendiri.
Ia melanjutkan perjalanannya sambil mencengkram erat tali slingbagnya.

Saat mendekati pria itu, Thaya memelankan langkah kakinya berharap tidak menimbulkan suara dan tidak diganggu oleh pria-pria tersebut. Tapi..

"Eh ada ukhty" kata salah satu dari 3 pria berbadan besar itu.

"Haduhh ketauan" batin Thaya. Ia tetap melanjutkan jalannya. Tapi ia dihadang oleh pria lainnya.

"Mau kemana sihh buru-buru amat. Mampir dulu sini neng" kata pria tersebut sambil berusaha menggapai tangan Thaya

"Isshh..apasih pegang pegang"

"Waduh galak banget nihh hahahaha" kata pria tersebut.
"Ukhty gaboleh marah marah dong" ledek pria yang pertama menyadari keberadaan Thaya

"Ck. Om om tuh permisi yaa Thaya mau lewat" katanya galak tapi justru terdengar menggemaskan ditelinga lelaki tersebut
"Aduhh namanya Thaya, manis banget kaya orangnya" goda salah satu pria yang terlihat tidak terlalu mabuk dari yang lainnya
"Heh..jangan pegang..kalo yang mulus gini jatah gua. Minggir lu pada" tiba tiba satu lelaki maju diantara keduanya dan sepertinya orang ini adalah bos mereka

Grep

Laki-laki tersebut berhasil mengngambil pergelangan tangan Thaya.

"Astaghfirullah"  ucap thaya dalam hati. Ia segera memberontak melepaskan cekalan tangan preman tersebut.

Di sisi lain

"Woyyy Arka emang lu paling hebat lahhh" teriak salah satu laki-laki dengan bau alkohol menyengat mendekati seseorang yang dia panggil Arka lalu mereka melalukan tos bahu ala laki-laki.

My Secret HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang