12

4.7K 509 25
                                    

Jaemin berjalan dengan malas memasuki area sekolah. Demi apa pun ia masih mengantuk, dan tas di punggungnya terasa begitu berat.

"Hei!"

Seseorang menepuk bahunya dari belakang.

"Jaehyun Hyung? Sejak kapan kau berada di belakangku?"

"Aku memanggilmu dari tadi, tapi kau tidak dengar."

Jaemin hanya meringis. Sepertinya ia memang benar-benar tidak fokus.

"Apa pulang sekolah nanti kau bisa menemaniku? Sekalian aku ingin mengatakan sesuatu padamu,"

"Ke mana?"

"Mencari hadiah untuk Taeyong. Sengaja sekali dia datang ke sini saat dekat dengan ulang tahunnya, huh."

"Tentu," Jaemin menjawab tanpa berpikir. Ia memang tidak ada acara nanti.

"Baiklah, aku ke kelas dulu. Sampai nanti!" Jaehyun melambaikan tangan.

Dari sini kelas mereka memang berlawanan arah. Jadi Jaemin kembali melanjutkan perjalanan dengan lesu menuju kelas sendirian. Entah kenapa tubuhnya terasa lemah sejak bangun tidur tadi. Mungkin ia agak sakit.

Sampai di kelas Jaemin langsung meletakkan kepalanya di atas meja dengan tasnya sebagai bantal. Bahkan kepalanya sedikit pusing sekarang.

Ia terbangun saat Renjun baru datang dan tidak sengaja menabrakkan kursinya ke meja Jaemin. Padahal Jaemin baru saja terlelap.

"Oh maaf. Apa aku membangunkanmu?" tanya Renjun yang menyadari Jaemin sekarang mengangkat kepalanya.

Jaemin hanya menggeleng. Ia melihat ke meja Jeno, masih kosong.

"Apa kau sakit? Kau terlihat pucat," Renjun bertanya lagi setelah mengamati wajah Jaemin beberapa saat.

"Benarkah? Entahlah."

"Apa kau perlu ke UKS? Ayo aku akan mengantarmu," tawar Renjun.

Jaemin menggeleng lagi. "Tidak perlu. Aku perlu mengikuti kelas Park ssaem, atau aku akan ketinggalan. Lagi pula aku masih kuat untuk sekadar duduk dan mendengarkan." jelas Jaemin.

"Hei, mau kuberitahu sesuatu?" tanya Renjun antusias.

"Apa?"

"Kemarin Mark Hyung menyatakan perasaannya padaku. Dan sekarang kita resmi berpacaran." ucap Renjun kelewat bersemangat.

Jaemin sudah mengira dalam waktu dekat hal ini pasti terjadi. Tapi tetap saja ia agak terkejut mendengar cerita Renjun. Renjun terlihat sangat bahagia. Dan seketika Jaemin juga membayangkan wajah sedih Jeno saat dia tahu hal ini nanti.

"Aku turut bahagia untukmu," ucap Jaemin, karena tidak tahu harus menanggapi apa.

"Terima kasih. Kau tahu? Kau adalah orang kedua yang tahu hal ini. Aku hanya memberitahumu dan Jeno."

Ternyata Jeno sudah tahu. Entah kenapa Jaemin tiba-tiba mengkhawatirkan sahabatnya itu. Lagi pula dia juga belum datang sekarang. Padahal bel masuk sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu.

Akhirnya Jeno datang beberapa detik sebelum Park ssaem memasuki kelas. Tidak seperti yang Jaemin pikirkan, Jeno malah tersenyum padanya. Ia pikir anak itu akan sedih, tapi ternyata biasa saja.



Istirahat.

"Apa kalian tidak ingin ke kantin? Mungkin aku bisa mentraktir kalian sesuatu?" Renjun menatap Jeno dan Jaemin bergantian.

"Maaf Renjun, mungkin lain kali. Sekarang aku terlalu malas untuk ke kantin. Dan aku tidak lapar." ucap Jaemin lambat, sambil menyangga dagunya dengan tangan.

Renjun mengangguk. "Oh ya Jaemin, apa kau baik-baik saja? Sekarang jam Park ssaem sudah berakhir, apa kau mau ke UKS?" tanya Renjun.

Jeno langsung menengok ke arah Jaemin. Dia tadi memang hanya melihat Jaemin sekilas, karena setelah ia datang Park ssaem langsung masuk kelas.

"Aku akan mengantarnya ke UKS. Kau pergi saja ke kantin. Mungkin Mark sunbae sedang menunggumu." ucap Jeno cepat, lalu mendekati meja Jaemin.

Jaemin tidak percaya Jeno mengatakan itu, seperti tidak terjadi apa-apa.

"Baiklah aku ke kantin dulu. Kau benar, Mark Hyung sudah menungguku. Lain kali kupastikan akan mentraktir kalian." setelahnya Renjun berlari keluar kelas.

Jeno duduk di kursi Renjun dan menghadap Jaemin.

"Kau sakit?" dia meletakkan tangannya di dahi Jaemin.

Jaemin hanya diam.

"Panas. Ayo ke UKS,"

"Tidak perlu."

"Sudahlah ayo. Kau perlu istirahat. Kita perlu menggunakan fasilitas sekolah dengan baik,"

Akhirnya Jaemin berdiri dan mereka berjalan ke UKS, yang untung tidak terlalu jauh dari kelasnya. Jeno terus memegangi bahunya, padahal ia tidak mungkin akan pingsan.

Setelah Jaemin berbaring, Jeno masih tidak mau pergi. Padahal Jaemin sudah menyuruhnya, karena ia tahu anak itu tidak pernah sarapan. Tapi kalau tidak keras kepala bukan Jeno namanya. Jadi akhirnya Jaemin membiarkannya.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Jaemin akhirnya. Sekarang Jeno duduk di kursi dekat Ranjang UKS.

"Tentu saja, yang sakit kan kau, bukan aku." jawab Jeno dengan ekspresi bingung yang agak berlebihan.

"Maksudku tentang Renjun, kau tidak apa-apa?" jelas Jaemin hati-hati.

Jeno mengangguk. "Aku pikir akan lebih sakit dari ini. Tapi ternyata aku baik-baik saja." dia tertawa di akhir kalimatnya.

Akhirnya setelah bel masuk berbunyi Jeno kembali ke kelas, setelah Jaemin memaksanya.



Jaemin kembali ke kelas pada jam terakhir. Ia tadi lupa memberitahu Jeno untuk mengumpulkan tugasnya. Lagi pula sebentar lagi UKS juga pasti akan ditutup.

Di kelas Jaemin hanya mengumpulkan tugas lalu kembali meletakkan kepalanya di atas meja menunggu bel pulang.

Saat bel pulang berbunyi Jaemin hampir saja langsung berlari pulang, kalau tidak segera teringat janjinya dengan Jaehyun. Jadi ia menunggu Jaehyun datang ke kelasnya dan berniat meminta maaf karena tidak jadi bisa menemaninya.

Jeno juga ikut menunggunya. Sekarang mereka duduk di teras depan kelas.

"Maaf Hyung aku tidak bisa menemanimu hari ini. Aku tidak enak badan."

Jaehyun agak terkejut. Dia pikir Jaemin baik-baik saja tadi pagi.

"Tidak apa-apa. Kalau begitu aku akan mengantarmu pulang."

Belum sempat Jaemin menjawab, Jeno sudah berdiri dan menghampiri mereka.

"Tidak perlu. Dia pulang bersamaku saja." ucapnya.

"Akan lebih mudah denganku, rumahku searah dengannya."

"Rumahnya adalah rumahku. Ayo cepat pulang. Kau butuh istirahat." Jeno segera menarik Jaemin, meninggalkan Jaehyun yang masih diam di depan kelas, menatapnya heran.

Sebenarnya Jeno tidak pernah menyukai pemuda itu. Tapi bukan berarti Jeno membencinya. Dia tidak tahu kenapa bisa tidak suka dengan pemuda Amerika itu. Jeno hanya tidak suka jika Jaemin dekat dengan orang lain selain dirinya.

-TBC-

17/05/2021

SAHABAT || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang