Akhir pekan kali ini dihabiskan Nina dengan tetap berdiam diri di kosan baru nya. Sejak kuliah, Nina memang memutuskan untuk pindah ke kos baru yang jaraknya dekat dengan sekolah tempat ia mengajar sekarang.
Nina bisa masuk ke sekolah swasta elit itu karena bantuan Cio. Cio yang kebetulan lulusan dari sekolah itu membantu Nina agar bisa mengajar disana. Istilahnya, si Cio inilah yang jadi orang dalamnya Nina.
"Lo masih marah karena gue bantuin buat masuk ke sekolah itu?" tanya Cio ketika dia mendapati wajah Nina di layar laptop dengan ekspresi cemberut.
"Engga, anjir. Gue lagi bosen," kata Nina memperbaiki layar laptopnya lebih tegap agar wajahnya terlihat. Mereka berdua sedang melakukan skype. Lagipula Cio sedang ada waktu luang dan menghabiskan waktu di apartemennya.
"Tumben bosen," kata Cio, melihat wajah gadis itu lekat-lekat. "Btw, gue kangen sama lo." Ucapnya dengan senyum penuh arti.
"Lo kira lo doang yang kangen. Gue juga," balas Nina santai, membuat Cio mengulum bibirnya ke dalam. "Lo emang lagi off ya?"
"Hmm," Cio mengangguk. "Gimana ngajarnya? Lancar ngga?"
"Ya begitulah. Sama aja sih kayak gue magang dulu. Siswanya ada yang nurut, ada juga yang engga. Lo sendiri gimana? Kerjaan lancar?"
"Lancar," kata Cio dengan tatapan mata yang tak lepas dari Nina. Sejak dia pergi, memang ini pertama kalinya mereka saling mengabari lagi.
Jelaslah Cio kangen. Banget malah.
"Ci, lu ada rencana kesini ngga?"
"Kenapa? Lo udah kangen banget sama gue?"
"Ngga gituh. Gue cuma nanya."
"Bohong."
"Ihh, gue serius," kata Nina. "Tapi, emang iya sih. Semenjak ngga ada lo gue ngerasa ngga punya temen. Maksud gue, kan kita tuh udah biasa bareng-bareng ya pas lo pergi tuh gatau kenapa jadi berasa sunyi banget."
Cio paham. Dia juga begitu. Orang yang dulu tiap saat ada didekatnya dan sekarang udah jauh rasanya bikin kita kesepian. Terlebih ini udah beda Negara juga. Nina juga sulit menghubungi Cio karena laki-laki itu sibuk dengan kerjaannya. Cio juga sebaliknya, tidak selalu bisa menghubungi Nina karena perempuan itu juga sibuk dengan urusannya sendiri.
Walau baru berpisah beberapa bulan, keduanya sudah merindukan satu sama lain. Gimana kalau bertahun-tahun ya?
"Cari temen baru, Nin. Di sekolah emang gaada guru yang seumuran sama lo gituh?" tanya Cio.
"Ada sih. Dia baru masuk seminggu yang lalu. Guru Matematika, cakep pula," ucap Nina.
"Emang cakepnya perlu dibilang, Nin?" tanya Cio tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
#3 I Loved You
Short StoryNina hanya ingin tenang setelah dua orang yang pernah singgah di hidupnya pergi. Tapi kalau dua orang itu mengusiknya, Nina harus apa?