empat : kaos

84 32 9
                                    

Note :

buat yang masih bingung jadi sebenarnya ini adalah buku lanjutan dari karenina's story yaaa. Jadi ada tiga buku.

Yang pertama tuh Reihanina : ini tentang Reihan sama Nina yang dulu temen SMA #promosibagiansatu.

Yang kedua tuh Friend To Lover : ini tentang Nina sama Cio yang temenan lama tapi kena friendzone. (dibuku satu dan dua dijelasin kok Jevi ini siapa hehe) #promosibagiandua.

Yang ketiga tuh buku ini I Loved You..... (ikutin aja dah alurnya begimana hehe).

Sekian note panjang dari saya, mari kita lanjut chapter ini ngehe.


***

Kafe Dream malam ini tutup jam sepuluh. Karena malam ini malam minggu dan kafe cukup ramai diisi sama beberapa pasangan. 

Pundak Jevi merasa ringan setelah lelah seharian bekerja. Terhitung sejak tadi sore cowok itu tidak ada sama sekali waktu sejenak untuk istirahat, setidaknya untuk sepuluh menit saja. 

"Jev, gue balik ya. Capek banget," ucap Wildan setelah selesai beres-beres. Jevi yang sedang duduk pun hanya mengangguk. 

Sementara itu, Reihan yang baru selesai membereskan beberapa meja pun ikut menyusul duduk di sampingnya.

"Lo ngga pulang?" tanya Jevi begitu melihat Reihan hanya duduk saja, tidak ikut Wildan keluar dari kafe.

"Gue mau nginep," ucapnya, membuat Jevi mengernyit. "Kafe udah tutup sampe jam sepuluh gini dan gue ngga kuat nyetir. Dah capek," kata Reihan beralasan.

"Terus baju lo ngga ganti gituh?"

"Gue pinjem baju lo lah!"

"Emang gue ijinin?" tanya Jevi jahil. 

"Kalo lo ngga ijinin gue, gue out dari kafe ini."

"Out aja. Kan yang butuh kerja disini elo, bukan gue."

Reihan kemudian mencibir, "Pokoknya gue nginep disini," katanya beranjak lalu berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. 

Jevi menolehkan kepalanya sebentar ke arah Reihan. Pemuda itu menggelengkan kepala, kembali pada posisi awalnya sembari memejamkan mata. 

Capek. Itulah yang dia rasakan sejak hampir dua bulan kafe ini dibuka. 

Kadang ia merasa khawatir apakah usahanya ini akan berjalan lancar atau tidak. Karena menurut Jevi, tidak selamanya dia akan bergantung pada usaha kafe kecil begini. 

Tapi ya mau gimana lagi? Untuk sekarang, hanya ini yang bisa ia lakukan. Setidaknya ia masih bisa makan dan punya penghasilan. 

Jevi beranjak untuk menutup pintu kafe yang masih terbuka. Tangannya yang sudah di knop pintu terhenti ketika kedua matanya tak sengaja menangkap sosok yang baru saja lewat dari depan kafenya. 

Cowok itu keluar sebentar, mengernyitkan dahi. Punggung gadis itu dan rambut sebahunya begitu Jevi kenali. Jevi hendak melangkah untuk memanggil nama gadis itu, namun ia urungkan. 

"Mungkin gue salah lihat. Mana mungkin dia tinggal disekitar sini," gumam Jevi menyadarkan diri. "Efek capek kali ya. Pikiran jadi kemana-mana."

Padahal kalau Jevi berani memanggil gadis itu, sudah pasti Jevi bukan lagi salah lihat. Karena dugaannya memang benar, kalau yang dia lihat tadi sebenarnya adalah Nina. 

**

"Lama banget lu," celetuk Reihan ketika melihat Jevi baru saja masuk ke kemar saat Reihan baru selesai mandi. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

#3 I Loved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang