[I • Satu]

26 5 2
                                    


Huft... Lagi lagi hujan turun. Kenapa sih hujan harus turun belakangan ini? Padahal sudah jelas aku benci hujan.

Sekarang lihat! Pakaian dan tas ku basah kuyup karena terkena tetesan hujan yang semakin lama semakin deras.

Huh sialan! Dan sekarang apa? Supir pribadi ku juga sedang tidak di rumah. Mau tidak mau aku harus menunggu hujan reda di halte ini kemudian pulang ke rumah dengan berjalan kaki.

~

Hari sudah mulai gelap, tetapi hujan masih juga belum berhenti. Untung nya Mama sudah kuberi tau bahwa aku akan pulang telat, jaga-jaga jika saja hujan baru berhenti nanti malam.

Arah pandangan ku lurus ke depan, melihat jalur lalu lintas yang sekarang bisa dibilang lumayan sepi. Aku menunduk melihat sepatu ku yang kotor terkena genangan air.

Sebenarnya, ini adalah momen yang sangat aku tidak suka. Yaitu terkena hujan yang membuat seluruh tubuh ku, sepatu dan juga tas ku sangat basah. Dan aku yakin, jika buku dan barang lain yang ada di dalam tas ku sangat sangat basah :(

"Aish, sepatuku jadi kotor," decak ku sebal sembari mengusap sepatu ku sedikit.

"Sepatu mu kotor?" tiba tiba ada seorang remaja lelaki menghampiriku, sepertinya ia seumuran dengan ku. Aku menoleh ke arah nya dan mengangguk

"Iya. Baju sama tas juga basah kuyup," jawabku sambil menghela nafas. Remaja itu hanya tersenyum dan bertanya,

"Kenapa kamu tidak membawa payung?" tanya nya sembari mendaratkan tubuhnya di kursi ini, tepat di sisi sebelah kanan ku.

"Huft, aku gak tau kalo hari ini bakal hujan. Lagian, cuaca pagi ini cerah kok," aku menatap nya sebentar kemudian kembali melihat sepatu ku yang kotor. Ia mengangguk mengerti dan menatap ke arah hujan yang sudah lumayan reda. Setelah itu keadaan hening selama beberapa menit. Aku yang tidak tahan dengan suasana canggung ini, mulai membuka suara

"Um, kamu kok bisa ada di sini?"
"Kamu sejak kapan ada di sini?" oke, entah mengapa kita berdua mempertanyakan hal yang mirip dan juga disaat yang bersamaan. Hahaha, sebuah kebetulan yang aneh.

Karena hal itu, kita berdua tertawa. Kemudian ia menatapku lagi dan berkata

"Kamu dulu," sembari tersenyum. Dan ya, aku akui, senyumnya sangat manis. Sehingga membuatku ikut tersenyum.

"Um, kamu kenapa bisa berteduh di sini juga? Kamu gak bawa payung?" tanyaku sambil mengedarkan pandangan ke arahnya. Dia tersenyum, lagi. Setelah itu dia membalas pertanyaan ku setelah mengambil payung yang ada di dalam tas nya, kemudian memperlihatkan nya kepada ku. Aku membelalak kaget

"Loh? Itu kamu bawa payung? Kenapa gak kamu pake aja?" dia tertawa kecil dan meletakkan payung itu di pangkuan nya.

"Aku sebenarnya sangat suka hujan. Dan setiap hari, aku membawa payung yang diberikan oleh mendiang ibu ku. Jadi, setiap ada hujan turun, aku segera keluar rumah dan berkeliling. Terkadang aku menggunakan payung ini. Tapi tetap saja, aku lebih suka jika tubuh ku terkena tetesan hujan." jawabnya dengan mata yang tertutup dan kepala yang menengadah. Aku mengangguk kemudian bertanya lagi,

"Terus, kenapa kamu bisa suka hujan? Hujan kan nyebelin?" aku melipat tangan ku di depan dada. Dia tampak berfikir sebentar, kemudian menjawab pertanyaan ku.

"Hm. Sebenarnya, aku juga tidak tau kenapa aku bisa suka hujan. Mungkin karna dia selalu ada untukku?" aku mengernyit bingung mendengar jawabannya. Ia yang melihat ku mengernyit, menjelaskan lagi.

"Iya. Karna disaat aku sedih dan butuh tempat bercerita, hujan selalu datang dan seakan akan mendengarkan semua keluh kesah ku." sedetik kemudian, aku bisa melihat nya tersenyum sendu. Aku beranjak dan berdiri tepat di depannya.

"Kalo gitu, gimana kalo kita temenan, dan aku bisa jadi teman curhat mu," tawarku sembari tersenyum kecil. Ia berdiri kemudian tersenyum lagi. Ya tuhan, kenapa ciptaan mu bisa semanis ini?

"Baiklah. Aku Renjana, si penyuka hujan." ujarnya sembari mengulurkan tangan ke arahku. Aku membalas uluran tangannya dan bilang,

"Aku Zeline, hanya gadis biasa yang cinta ice cream dan mungkin—" jeda ku sebentar dan menatapnya dalam.

"—senyuman mu." lanjutku sambil tersenyum manis.











To be continued












Kalo suka silahkan pencet bintang yang ada di pojok kiri bawah.
Komennya juga jangan lupa yaaa
See u in the next chapt!

Rain.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang