Chapter 5

154 27 5
                                    

"Dia menolak." lesu Suho di meja kerjanya sambil memainkan jam pasir yang ada di mejanya dengan meanatap sedih.

Tak perlu waktu lama ia mendapatkan jawaban itu setelah makan siang kemarin berakhir pagi ini Joohyun memberitahu sekretarisnya bawah wanita itu menolak permintaannya.

Doyoung menatap atasanya itu dengan bingung melihat ekspresi sang bos yang nampak sedih setelah ia menyampaikan bawah asisten pengacara Choi minho menolak penawaran atasannya itu dan jujur saja Doyoung tidak tahu maksudnya dan hanya disuruh menyampaikannya.

"Kwajangnim, anda tak apa?" khawatir Doyoung karena sang atasan mulai mengetuk ngetukkan kepalanya pelan diatas meja.

Suho hanya menggeleng dan menatap sedih Doyoung dan juga dibalas dengan tatapan sedih olehnya juga.

"Tak apa. ya sudah kamu kembali kerja sana." usir Suho dengan sebal sambil memutar kursinya mengarah ke layar besar di sebelah kanannya yang menampilkan informasi tentang Joohyun.

"Kenapa dia menolakku?" Cicitnya dengan mendesis.

"Sir, anda sudah melihat berkas itu berkali - kali sejak aku memberikannya kepadamu. Apakah kamu tertarik kepada asisten Choi Minho itu?" Celetuk Doyoung yang mendapatkan tatapan memelas dari Suho.

"Dia kekasih orang bagaimana aku bisa tertarik dengannya."

"Tak ada salahnya juga Kwanjangnim siapa tahu Dewi fortune berpihak kepada anda jika takdir memberikan jalannya." Ucap Doyoung bijak.

Suho menatap sekretarisnya dengan gamas "Benarkah?"

Doyoung mengangguk dengan yakin "Berdoalah Kwanjangnim semoga malaikat membantumu."

Sedangkan Joohyun yang keras kepala menolak semua panggilan Minho dan juga ayahnya memilih mengunci rapat dirinya di rumah sahabatnya dengan ponsel yang ia matikan.

"Sudah dong cemberutnya. Nih minum dulu." ucap Wendy menyerahkan segelas teh hangat untuk wanita yang datang datang tiba tiba dan marah - marah tak jelas itu.

"Jadi bagaimana?" tanya Wendy kepada dirinya.

"Perjanjian awalnya bukan seperti itu dan aku tak akan melakukannya lebih baik aku pengangguran dari pada harus melakukan tugas berat itu kamu tahu aku membenci melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan hukum dan aku menerimanya karena Appa berkata ia hanya perlu membantu Minho dalam pekerjaan di kantor bukan menjadi pengacara perusahaan." sarkasnya mengingat kembali pertengkarannya kepada Minho 2 hari yang lalu dan berujung dengan pertengkaran dengan ayahnya tadi pagi yang membuatnya kabur.

Wendy hanya menggelengkan kepalanya sambil menyesap tehnya dengan pelan.

"Ya, sudah lebih baik kamu ikut aku untuk persiapan Annual Dinner Foundation sabtu ini dan aku hendak pergi ke The Palace untuk melihat persiapan akhir sebelum sabtu ini di gunakan." tawar Wendy.

Wendy adalah pemilik Hand to hand Foundation dimana organisasi nirlaba itu sudah ia jalankan selama 3 tahun semenjak ia kembali ke Korea dan kali ini karena ia memiliki rencana untuk membangun sebuah rumah singgah gratis untuk para anak - anak terlantar dan juga orang tua di daerah terpencil maka ia membuat penggalang dana Amal itu.

"Baiklah itu lebih baik dari pada harus memikirkan masalah yang tak ada habisnya ini" setuju Joohyun.

Joohyun yakin setelah beberapa hari ia mogok Minho akan menjemputnya dan menuruti keingingannya dan ketika hari itu tiba Joohyun pasti sudah luluh dengan permintaan maaf pria itu.

Suho sedang berada di lobby The Palace ketika ia hendak melakukan sidak bulanan di salah satu hotel miliknya itu dan ketika berjalan dengan Doyoung untuk memasuki ruang rapat ia tanpa sengaja melihat seseorang yang ia kenal sedang sibuk dengan manager hotel ini.

Snow Flower - 겨울Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang