Bagian Utama

56 5 3
                                    

TERBAWALAH AKU KE PESANTREN

" Hai, namaku Ifa Datus Sadah aku adalah seorang remaja

biasa yang mempunyai banyak impian dan cita-cita tinggi,

berbagai kontrofersi aku hadapi demi menyandang

gelar santri."

Inilah kisahku........

"Yeayyyyyy!!!" suara teriakan bergemuruh dilapangan sekolah. Teman-temaan yang menerima secarik kertas bertuliskan kelulusan membuat mereka semakin terbawa dalam suasana. Aku yang sedang duduk bertiga dengan sahabatku menyaksiakan betapa asyiknya melihat mereka sibuk mencari sekolah terbaik didaerahku. Aku hanya diam dan bingung ketika harus memilih pesantren atau sekolah." Kok gua bingung ya, gua mau lanjut sekolah atau pesantren ???" Tanya aku bingung kepada kedua sahabatku itu. " Ya jawabannya ada di elu sendiri fa dan jangan lupa juga konsultasi ke nyokap bokap elu" Jawab mereka berdua. Kita sahabatan sudah hamper tiga tahun lebih dan mereka memang sosok teman yang sangat mendudukung apapun yang aku lakukan. Tapi, sekarang kita akan berpisah mereka akan sekolah di SMA dan SMK terbaik di sini mungkin inilah perpisahanku dengan mereka.

Pertengahan April 2019.......

Acara pelepasan siswa (wisuda) di SMP ku dilaksanakan. Jam 08.00 WIB acara akan di mulai, aku yang ditemani mama disambut dengan sebuah buket bunga dari teman kelasku "Happy Graduation ketua kelassssss!!! Ini dari kita semua........." serentak mereka mengucapkan selamat padaku. Kelas 9.C yah itulah kelasku, kelas yang notabenenya anak-anak pintar dan selalu ceria membuatku akan rindu masa sekolah menengah pertama ini. " Makasih ya temen-temen!" jawabku senang. Baju kutu baru yang menghias tubuhku membuat langkahku semakin pelan membuat mereka tak sabar ingin berfoto bersama. Setelah acara pelepasan siswa selesai aku dan mama menunggu mobil jemputan untuk pulang.

Sore hari di grup whatsApp kelas guru BK menanyakan tentang lanjut sekolah. Aku bingung apa yang harus ku lakukan, setelah berpikir panjang aku memantapkan diri ke pesantren dengan alasan memperbaiki diri dan memperdalam ilmu agama karena menurutku sudah cukup mengetahui semua hal tentang dunia dan sekarang waktunya aku untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Papa dan mama diam-diam telah mencarikanku sebuah pesantren terpadu, aku hanya mengiyakan dan patuh karena keputusan orang tua adalah yang terbaik. " Mama sama papa udah nyariin kakak pesantren yang ada sekolahnya jadi kakak disana bisa sekolah SMA juga" ujar mereka dan meyakinkanku. " Iya maaa, kalo itu yang terbaik buat kakak". Mendengar jawabanku mama langsung memeluk begitu erat menandakan bahwa ia tidak tega untuk melepasku. " Mama akan merindukanmuuuuu" bicaranya pelan.

26 juni 2019

Hari dmana aku akan pergi ketempat suci itu dan meninggalkan orang tua, keluarga, dan teman-temanku. Persiapan sudah selesai, mobil pun rasanya memanggilku untuk segera menaikinya. Rasanya seperti mimpi , dengan hati yang ikhlas dan perasaan penuh kesedihan mau tidak mau harus meninggalkan dunia luar untuk beberapa tahun. " Fa...sudah siap??? Mama tunggu di mobil!" teriak mama memerintahkanku untuk segera turun. Niat dan tekad ku langkahkan kakiku seraja menghela nafas berat " Bismillahirohmanirrohi".aku berjalan dan memandangi seisi rumah yang akan aku rindu suasananya.

Di perjalanan aku tidak bisa membendung air mata disaat mama dan papa memberikan nasehat kepadaku. Setelah beberapa menit kemudian sampailah kita kesebuah tempat yang bertuliskan " PPT MIFTAHUL ULUM ALYASINI" Aneh tapi nyata! Ketika aku melangkahkan kaki ketempat suci itu mama dan papa tidak rela melepas genggaman tanganku mereka mereka yang selalu menenangkanku disaat sedih sekarang air matanya bercucuran dihadapanku seketika itu aku menyadari beribu-ribu kesalahan kepada mereka berdua meminta maaf dan sujud dikedua kaki mereka " ma pa maafkan Ifa kalo Ifa punya salah sekarang Ifa mau cari ilmu doain Ifa semoga jadi orang yang bermanfaat dan sukses hiksss hikssss" mendengar isakan tangisku membuat mereka semakin tak berdaya.

Setelah peristiwa tadi datanglah dua orang pemudi mungkin dia adalah salah satu dari pengurus pondok ini. Mereka memintaku untuk segera menuju ke asrama. " Adek santri baru ya!! Silahkan menuju ke asrama untuk melihat kamar terlebih dahulu!" perintahnya. Aku memakai jubbah warna kuning abu-abu membawa koper dan tas kecil dilengan ditemani oleh kedua orang yang ku sayang mama dan papa memasuki kawasan yang beplang ASRAMA E sungguh awal yang sangat mengejutkan beberapa orang baru yang tak dikenal berada ditempat itu " ma.... Ifa akan tinggal disini jangan khawatir Ifa bisa jaga diri kok" mereka tersenyum senang, jam pun memulai menunjukkan pukul 14.00 WIB mereka pun mulai berpamitan kepadaku. Pada saat itulah aku merasa

"oh ini yang dinamakan jauh dari orang tua".

Terbawalah aku kepesantren adalah salah satu jalan yang terbaikku untuk menyandang gelar santri.


Terbawalah Aku ke PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang