three

321 46 18
                                    

Selesai ngobrol sama Yuuji, Sukuna balik ke kamarnya. Niatnya mau mandi sebelum rebahan di kasur empuk, tapi kegiatan nya ditunda dulu karena tiba-tiba dia inget kejadian tadi pas keluar rumah.

Asli, niatnya si merah muda itu emang mau beli martabak buat Mama sama Yuuji. Serius deh. Cuman pas dia mampir sebentar ke market terdekat buat beli rokok ada hal lucu yang buat dia bisa-bisanya bawa pulang pembalut.

''Kasirnya mana sih?'' 

Ada kali ya 20 menit kehitung Sukuna sama seorang cowok begeng yang megang pembalut sambil gemeter itu nunggu di depan kasir yang kosong gak ada penjaga nya. Jatohnya kaya orang bego. Mana cowok begeng di depannya keliatan canggung banget, kayak gak mau noleh ke belakang sedikit pun. Belakang gue setan kali, pikir si surai merah muda.

Gak tahu aja kalau pemuda di depannya udah komat kamit pengen cepet pulang. 

Megumi udah biru, nahan nafas daritadi. Tahu kalau yang di belakangnya ini Ryomen Sukuna, si rambut merah muda pemilik mata merah terang yang Nobara tunjukkan sewaktu istirahat. Dia gak berani noleh ke belakang, jantungnya serasa pindah ke bokong pas Sukuna mulai berdecak kesal karena kasirnya gak segera muncul. Megumi jadi kebayang yang enggak-enggak inget omongan Maki. Dia lebih parah dari Mahito. Kalo saking keselnya itu kasir gak muncul terus si sukun sukun ini ngancurin market nya karena kesel gimana. Tsumiki gak pake pembalut buat malem ini bisa-bisa.

Nggak sadar dia sampe gemeter. Mau telfon polisi tapi dia lupa kalau hp nya dia tinggalin karena lagi di charge di rumah. Ya tuhan, ini kali ya akhir hayat Gumi?

Pas lagi sibuknya mikir-mikir akhir hidupnya, pundak dia ditepuk pelan.

AAAAA KAK TSUMIKI

''I-iya?'' Jiper parah. Dia sampe gagap. Apalagi pas pandangan dia ketemu sama kedua mata tajam milik si Ryomen Sukuna itu.

''Tau kasirnya kemana gak, dek?'' tanya Sukuna. Walau nanya nya baik-baik. Telinga Megumi yang ketakutan nangkepnya jadi lain. 

''Lu tau kasirnya kemana, hah?!''

Megumi geleng kaku, dia kira Sukuna cuma mau tanya gitu aja. Enggak tahu nya pas mau balik badan lagi pundaknya ditahan sama yang lebih tua.

''Anak SMA mana?'' 

Megumi ditanya begitu karena mau diuber kali sama Sukuna. Gak ada bedanya hidup Megumi sesudah Mahito lulus dari sekolah kalo begini mah. Akhirnya Megumi coba ngibul aja.

''SMP kak.''

''Oh.. tinggi ya. Itu rambut asli?''

Buat pertanyaan ini Megumi mikir pasti bentar lagi rambutnya ditarik. ''Asli.'' Apalagi pas Sukuna angguk terus nanya.

''Mohon maaf banget, boleh gue pegang gak? Tangan gue bersih kok.''

''A-apanya, kak?''

''Rambut lo.''

Hah? HAAAAAH

Gak nyangka ngejambaknya bakal sekarang, Megumi kira nanti pas Sukuna nguber dia di sekolah. 

Sukuna sendiri juga aneh minta megang rambut anak SMP. Dia bete aja karena kasirnya gak dateng-dateng terus ngeliat rambut cowok di depannya aneh kaya duri jadi pengen sentuh.

"Boleh." Megumi jawab kecil, udah siap-siap semisal dia beneran dijambak terus dibanting sama si Sukuna ini. Kemungkinan nya sih begitu kalo dari gosip yang Nobara ceritain dan diem diem Megumi cerna di otaknya.

Megumi nutup kedua matanya, tarik nafas dalem-dalem.

Namun yang terjadi pada detik selanjutnya malah beda dari kemungkinan yang dia kira. Tangan besar Sukuna malah benar-benar mengelus pelan rambut hitam legam nya. Megumi bengong. Perlahan menatap ke arah Sukuna yang sedang serius memandangi rambutnya. "Beneran asli, ya." ujarnya mengangguk.

Tampangnya kini terlihat seperti bapak-bapak yang tengah cek barang dagangan palsu atau asli. Tetap gak ngurangin aura seramnya.

Tanpa disadari keduanya yang sedang sibuk oleh pikiran masing-masing. Kasir wanita yang sedari tadi memperhatikan mereka berdeham pelan. "Permisi, kak."

Menyadarkan Megumi dan Sukuna.

"Marlboro red, mbak." kata Sukuna.

Si Mbak kasir mengangguk paham, melihat ke arah Megumi yang diam saja namun berada di depan. "Mm.. ini kakak pembalutnya di gabung sama rokoknya?" Tanyanya hati-hati.

Megumi yang ternyata sedang melamun tersadar, "E-eh? Enggak Mbak beda."

Mengangguk, si kasir melayani Megumi terlebih dahulu, kelihatan linglung soalnya. Kasirnya ikut linglung sampe nanya hal aneh.

"Kondom ***** nya sekalian kak? Mumpung buy 2 get 1 spesial hari valentine varian apa aja boleh karena yang datang langsung berdua." Tawarnya sambil tersenyum.

Belum tahu aja si rambut landak pingin mukul Mbak kasirnya, kalau aja enggak ada Sukuna di belakangnya yang ketawa pelan. "Boleh Mbak, jadiin satu sama rokok nya aja."

Mbak kasirnya tambah senyum-senyum sambil melirik Megumi yang mukanya udah merah. Dia kira merah karena malu. Padahal merah karena nahan mau bogem si Mbak nya. Yah bukan salah Mbaknya juga sih, orang mana pun kalo liat adegan Sukuna ngelus kepala yang lebih muda sambil Megumi tatap balik gitu juga pasti nyangka mereka pacaran.

Selesai urusan kasir, Megumi lekas keluar dari sana. Menghirup udara sebanyak mungkin. Bayang-bayang sosok Ryomen Sukuna yang katanya lebih parah dari Mahito membuatnya amat tidak nyaman berada di satu tempat dengan si rambut merah muda. Sampai sekarang aja kedua kakinya masih sedikit gemetar.

Dia gak sanggup kayaknya kalo lihat muka si Ryomen Sukuna lagi. Harus cepet-cepet pulang nih, batinnya.

Belum sempat kakinya melangkah, pundaknya ditahan oleh tangan familiar yang beberapa saat lalu melakukan hal sama pada pundaknya. Kedua mata hijau terang itu takut-takut menoleh. Pandangannya disambut oleh senyuman mengerikan Sukuna.

Belum sempat Sukuna membuka mulutnya, yang lebih muda berteriak aneh.

"DEMI TUHAN SAYA CUMA ANAK SMP JANGAN APA-APAIN SAYA AAAAA."

Usai berteriak anak itu berlari amat kencang kayak habis lihat setan. Oh, gak lupa sebelum lari dia sempat melempari Sukuna pembalut daun sirih yang dibungkus plastik.

Yang dilemparin speechless, enggak bisa berkata-kata selain terus menatap kepergian Megumi yang amat cepat macam manusia ajaib itu.

Sukuna kekeh ringan ingat kejadian itu. Dia sudah biasa ketemu sama orang-orang yang takut dengannya karena asal dengan rumor sekeliling. Tapi untuk yang kali ini dia enggak nyangka aja bakal sampai dilempari pembalut begitu.

"Aneh.. tapi lucu."











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

blue for megumi fushiguroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang