DS/TWO

28 12 2
                                    

Pintu terbuka.
Nafasnya memburu. Syifa bersedekap, memutarkan bola matanya malas, ketika dirinya melihat makhluk tuhan yang paling menyebalkan sedang duduk di sofa.

"Kenapa lo?" panggil saja Endi, namanya Rendi, adik kandung Syifa.
"Ohh tuli!, kirain gue bisu!" cekikikan Endi sembari menyeruput es-soda yang digenggamnya.

"Apaansih lo!, mau tau aja urusan orang!" sentak Syifa pada Endi.

Syifa menatap lurus pada Endi. Sekarang adiknya itu berlagak seperti BOSS, dengan kaki di atas meja sembari bersender ria menonton televisi. Syifa berjalan ke-arah sofa dan duduk tepat dihadapan sang adik.

"Mana makanan gue?" tanyanya pada sang kakak. Tapi keheningan terjadi.
"Ngak baik kalo ngak tepatin amanah loh..., kata pak ustadz" ejek Endi dan tersenyum umpat.

"Ngak ada" jawab Syifa dengan muka datarnya.

"Kok bisa?"

"Banyak tanya lo jadi adek!" bentak Syifa.

"I'm just asking..." nada santai.

Syifa jengah, ia mendengus kesal.

"Gue lupa!!!. Gue lari dari toko Bobi" Endi yang mendengar mulai tertarik dengan cerita Syifa, ia duduk tegap dari sandarannya.
"Lo ngak tau aja, gue berhadapan sama om-om yang SOK jadi mahasiswa. Dan dia marah-marah sama gue, karena gue panggil dia om" jelas Syifa pada adiknya.

"Bagus lah. Bisa lo jadiin Sugar-daddy dan lo bisa jadi Sugar baby, pelampiasan ataupun selingkuhan..." ujar Endi dengan entengnya dan terkekeh ria atas apa yang ia lontarkan.

Syifa hanya bisa melongo, mulutnya terbuka sempurna, adiknya sudah tidak waras kelakuan kayak setan. Patut dijuluki raja gila!.

"Gila!!!" teriak Syifa.

Dari pada ia bisa gila seperti adiknya lebih baik ia beranjak pergi ke-kamar.

"Ifa..." baru saja menginjakkan kaki pada satu anak tangga dirinya sudah ada yang memanggil, memanggil dari arah belakang.

"Apa mah?" tanyanya saat ia mendapati Reninda sang mamah.

"Kamu mandi, ganti baju. Anterin rantang ke-bu Lia. Rantangnya ada diatas meja makan," ujar mamahnya dengan lembut.

"Iya. Ifa minta alamatnya," tangannya menyodor.

"Loh, kamu lupa sama rumahnya bu Lia?" tanya mamahnya.

"Gimana Ifa mau tau rumahnya, Ifa aja ngak tau bu Lia yang mana"

"He he he. Padahal dulu kecil kamu kenal loh. Habis mandi, nanti mamah kasih alamatnya dimana ya" ujar Reninda mengelus dan mengecup kening Syifa lalu beranjak pergi dari hadapan anaknya.

Syifa belum mandi dari tadi, untungnya disana masih jam 08:30 AM.

Ting. Notifikasi chat WhatsApp terpampang jelas di bawah wajah basah Syifa.

Amanda
Online

[ Syifa!!!, lo tau ngak?, bakal ada anak baru di kelas kita!!!]

              [Bodo lah, bukan urusan gue...]-Syifa

[Ishhs, gitu deh 😐]

Amanda itu bagai detektif, detektif di kelasnya Syifa. Apapun informasinya, info-info ter hot dalam sekolah pasti Amanda langsung cari tau.

****

"Syifa berangkat" cup, syifa mengecup lengan mamahnya.

"Habis dari bu-Lia kamu harus langsung pulang ya"

Dream and Star {on going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang