Entah ini sebuah kebetulan atau disengaja Elrangga mendapatkan kelas yang sama dengan mereka bertiga—Arnold, Andika, dan Nakash. Mereka berempat bersatu dalam kelas XI IPS 1 di mana kelas yang bersebelahan dengan kantin.
Kelas yang strategis.
Sisi plus nya mereka bisa dengan mudah untuk jajan atau sekedar nongrong, tapi tidak untuk bolos karena guru akan mendapati mereka dengan mudah dan berakhir mendapatkan hukuman.
Tapi, hukuman bukanlah hal yang berarti untuk anak kelas ini.
Elrangga memasuki kelas setelah bel pulang berbunyi, yeh lebih tepatnya dia bolos. Entahlah, pikirannya jadi tidak fokus setelah bertemu dengan perempuan yang dia sebut Ayla.
"Gila dari mana aja lo El?" tanya Andika melihat Elrangga baru masuk. "Baru hari pertama udah bolos anjir, mau jadi badboy sekolah ya lo? Biar terkenal nih ye."
"Bacot diem lo." Andika langsung mengatupkan mulut.
"Ini bukan daerah lo, El." Elrangga menatap tajam Arnold yang mengatakan hal barusan.
Nakash yang sedang tidak mood lebih memilih diam saja, malas untuk ikut dalam percakapan mereka bertiga.
Elrangga mengambil tasnya bersiap meninggalkan ketiga orang tersebut tapi pertanyaan dari Arnold berhasil menghentikannya.
"Lo udah ketemu dia?"
Harusnya pertanyaan itu nanti saja Arnold tanyakan.
Elrangga menoleh dan berjalan perlahan ke arah Arnold, "Lo tahu?"
Dibilang juga apa.
Kilatan tajam itu tidak bisa disembunyikan, Elrangga sudah menahannya daritadi.
Arnold pun begitu, tapi dia tetap tenang terihat dari sorotan matanya. Berbeda jauh dengan Elrangga yang hampir meledak.
"Kash lo bisa jelasin ke gue gak mereka kenapa?" tanya Andika mendekati Naka.
"Tengkar," jawab Nakash malas.
"Pisahin yuk?" ajak Andika.
Nakash menoleh, "Lo aja sana gue males."
"Lo bisu?" tanya Elrangga marah. Pasalnya Arnold tidak menjawab-jawab dari tadi.
"Sialan!" umpat Elrangga menendang kursi di dekatnya.
"Lo marah karena dia gak kenal lo 'kan?"
"Tahu apa lo?" Elrangga bertanya.
"Berarti lo yang bodoh, gak tau apa-apa tentang cewek yang lo suka," ucap Nakash sarkas.
(:::)
Elrangga memasuki sebuah kelas yang masih tersisa satu orang di dalamnya, tas warna kuning itu sudah melekat di kepalanya sejak pertama kali dia lihat di kantin tadi pagi.
Elrangga ikut menelungkupkan kepalanya di meja, amarah yang tadi meluap-luap mulai mereda. Wajah ini, wajah yang menciptakan ketenangan bagi siapa pun yang melihatnya.
Elrangga menyampirkan rambut Ayla yang menutupi wajahnya. Memandangi wajahnya yang damai. Memuja dalam hati ciptaan Tuhan yang sudah terukir apik.
Cantik.
Zela yang merasa terganggu tidurnya langsung membuka mata. Mata mereka bertemu, sorot rindu dan bingung saling menyatu.
Zela langsung menegakkan punggung dan memberesi buku-buku yang ada di meja lalu memasukkan ke dalam tas. Elrangga menghentikan kegiatannya.
"Lepas," ucap Zela berusaha melepaskan tangannya dari cekalan laki-laki di hadapannya. Ini... terlalu sakit.
"Lepasin gue!" Elrangga melepaskannya.
"Minggir!" Tapi bukan berarti membiarkan Ayla pergi begitu saja.
Zela yang bingung harus berbuat apa kembali duduk, "Lo ngapain sih?"
"Ayla."
"Hah?"
"Lo Ayla," ucap Elrangga dengan suara beratnya.
"Sinting! Gue bukan Ayla bego!" maki Zela.
"Gue kangen lo, Ayla." Zela menangkap sorot rindu yang benar-benar tulus dari tatapan itu. Tapi apa yang harus dia lakukan? Dia tidak kenal siapa laki-laki di hadapannya sekarang, juga nama perempuan yang dia sebut Ayla.
Laki-laki di depannya ini pasti sudah tidak waras pikirnya.
"Peluk boleh gak sih?"
(:::)
Jadi, cewe itu Ayla/Zela?
Apa mereka satu orang tapi ganti nama?
Mungkin Ayla dan Zela kembaran? Tapi kalo kembaran masa iya sih kenalnya cuma salah satu doang?
Hahh, atauu mereka berdua ini emang orang yang berbeda dan kebetulan muka dan postur tubuhnya sama?
Kepalaku saja dibuat muterr buat jalan ceritanya hshshs.
Sudah memutuskan naik kapal mana?
Kaivaro-Zela
Zela-Elrangga
hshshs.
Daaa
nana
KAMU SEDANG MEMBACA
ELRANGGA
Teen FictionSenyum Elrangga terbit bak mentari dari ufuk timur ketika gadis yang tak lepas dari pandangannya ini berbalik. Benar, Elrangga tidak pernah salah mengenali sosok ini. "Ayla? Lo kah itu?" Memang benar, alam semesta sedang bekerja untuknya tapi, dia...