Een

939 72 0
                                    

Ik hou de hele tijd van mijn leven van je
________________
.
.
.
.
.

"Kak, kamu kapan nikah? mama pengen gendong cucu"

Renjun yang sedang menikmati martabak yang dibelinya sepulang kerja, sambil menonton film kesukaannya sofia the first tersedak dengan pertanyaan sang ibu.

"Iya nanti Renjun nikah" ucap renjun santai sambil melanjutkan makan nya.

Sang ibu yang melihat kelakuan anaknya hanya bisa menggelengkan kepala.

"Kamu setiap mama tanya pasti jawab nya nanti nanti terus, kamu tau gak sih mama tuh udah tua, temen-temen mamah udah pada punya cucu"

Sang anak yang sudah terbiasa mendengar pertanyaan yang sama dari sang ibu hanya diam sambil melanjutkan menonton filmnya yang akan selesai.

"Kamu dengerin mama ngomong gak sih kak" ucap sang ibu kembali.

"Iya Renjun denger, mamah pengen cucu kan" lalu sang ibu menggaguk.

"Yaudah nanti Renjun buatin cucunya dulu, mamah mau gak?" Balas Renjun dengan wajah tanpa dosa.

Sang ibu yang mendengar jawaban sang anak hanya bisa mengusap dada, bisa-bisa dia kena serangan jantung berbicara dengan Renjun

"Ngawur kamu, mama maunya kamu nikah dulu baru bikin " tegas sang ibu.

"kan udah ada Ares mah"

"ya kan beda jun, walaupun ares tinggal sama kita diakan anak tante kamu" tutur sang ibu

"oiya gimana sama atasan kamu itu? yang dulu suka main kesini, mama setuju kalo kamu sama dia, udah ganteng, tinggi, baik, yang pasti kaya juga"

Setelah mendengar pertanyaan sang mama Renjun jadi teringat mantannya, siapa lagi kalo bukan lucas wong, atasan sekaligus mantan pacarnya. mereka sudah berpacaran selama 2 tahun Namun di saat ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih serius, orang tua lucas tidak merestui hubungan keduanya, status sosial yang dimiliki renjun membuat orang tua lucas tidak menyukai nya. tidak berselang lama atas insiden tersebut orang tua lucas menjodohkan lucas dengan anak dari kolega mereka, yang pasti dengan latar belakang dan status sosial yang kuat. oleh karena itu renjun memilih untuk mundur mengakhiri hubungan mereka. untung saja renjun belum memberi tahu hubungan nya dengan lucas ke keluarganya, yang mereka tahu lucas hanya atasannya.

"namanya lucas mah, dia baik, tapi renjun gak suka"

"tapi kayaknya dia suka sama kamu deh jun. mama bisa lihat dari matanya, apalagi dia biasa nganterin kamu pulang"

"dia orangnya baik kesiapa aja mah, lagian dia juga udah punya pacar, udah ah jangan ngomongin pak lucas lagi, ini ares kemana mah kok gak kelihatan dari tadi" balas renjun sambil mengalihkan topik pembicaraan, lama-lama ga jadi move on dia kalo kepikiran lucas terus

"ares lagi pergi sama ayah ke rumah pak rt, dirumah pak rt bentar lagi ada hajatan makanya ayah diminta kesana buat bantuin, trus kamu tau sendiri ares anaknya doyan main, ikutlah dia sama ayah"

"ohhh" renjun menganggukkan kepalanya. ares itu sebenarnya ponakan renjun dari adik sang ibu, saat baru berumur 7 bulan kedua orang tuanya terlibat kecelakaan beruntun yang merenggut nyawa keduanya. mulai saat itu ares mulai diasuh oleh kedua orang tua renjun, Namun ares malah lebih dekat kepadanya daripada kedua orang tuanya. malah banyak yang mengira jika Ares adalah anaknya.

tidak berselang lama sebuah teriakan terdengar dari pintu depan, siapa lagi kalo bukan ares dan sang ayah.

"mamaaaaa! lihat ares bawa apa" teriak ares dengan berlarian, dibelakang terlihat lelaki paruh baya sedang mengikuti sang anak dengan membawa beberapa kantong kresek ditangannya.

"ares jangan teriak- teriak, apalagi sambil lari nanti kamu jat-

DUGH

telat, suara gedebug sudah terdengar dahulu sebelum lelaki paruh baya itu menyelesaikan kalimatnya.

"tuh kan opa bilang juga apa, jatohkan. udah ayo berdiri ga usah nangis" sang lelaki paruh baya menghampiri sang anak yang sudah terjatuh lalu membantunya berdiri. sewajarnya balita Setelah terjatuh mereka akan menangis seperti hal nya ares yang malah menangis di gendongan sang opa

"huaaaa mamaaaaa hiks" tangis sang anak

renjun yang melihat kejadian tersebut hanya bisa menghela nafas dan mulai menghampiri sang anak, memang banyak sekali tingkah balita tersebut.

"udah ga usah nangis, ares kan jagoan,masa jagoan nangis" ucap renjun sambil mengambil ares dari gendongan sang ayah yang akan membersihkan diri lalu menenangkan sang anak

ares mulai menghentikan isakkannya dan menyeka matanya dengan kedua tanganya, lalu menenggelamkan kepalanya ke dalam ceruk leher renjun

"tadi ares mau kasih lihat apa ke mommy" ujar renjun mengalihkan perhatian sang anak agar kembali ceria, dan jangan kaget jika renjun memanggil dirinya mommy karena memang ares sudah dari kecil menganggapnya sebagai ibu menggantikan sang ibu kandungnya yang telah tiada.

"ahh iya ares lupa" ucap ares mulai turun dari gendongan renjun dan mulai mengambil bungkusan yang iya jatuhkan tadi.

"mommy lihat deh ares bawa ikan banyak, tadi ares sama opa nangkep ikan di kolam nya jean" ucap ares dengan beberapa ikan di dalam plastik di tangannya, renjun baru sadar jika baju ares basah mungkin terkena hujan saat di perjalanan. haduhh dia tadi juga sempat menggendong ares membuat bajunya setengah basah.

"wahh bagus nanti ikannya mama masak ya, sekarang ares mandi dulu"

"maa ares mau mandi hujan ya"

"heh enggak, nanti kamu sakit main hujan-hujanan,"

"tapi ares pengen mah" mohon ares dengan puppy eyes nya

"kapan-kapan ya, sekarang ares mandi habis itu makan, mama tadi beli coklat kesukaan ares"

"beneran mah" ucap ares dengan mata berbinar

"iya, tapi ares harus nurut kata mama dulu"

"ocayy siap mamah" ucap sang anak lalu mencium pipi renjun

"mandi nya sama oma dulu ya, mama mau ke kamar lihat kerjaan sebentar"

mendengar itu ares mulai berlari kebelakang memanggil sang oma, untuk memandikannya, renjun sampai menggelengkan kepala mendengar teriakan sang anak yang membahana.

"ares mana?" tanya sang ayah yang terlihat sehabis mandi dengan dibalut kaos putih dan sarung yang melilit di pingganngnya, outfit bapak-bapak sekali.

belum renjun menjawab pertanyaan sang ayah, lelaki paruh baya itu sudah duduk di depan televisi sambil memakan martabak yang renjun beli tadi.

"ihh ayah itukan martabak renjun kok dimakan"

"ayah minta, besok ayah beliin lagi deh" dengan tatapan yang masih focus kepada tayangan yang ada di televisi.

bukan masalah uangnya sebenarnya, cuma tadi saat renjun membeli martabak ada ibu-ibu yang menerobos antriannya dan tak tahu malu meminta untuk didahulukan karena anaknya ingin martabak. dikira renjun antri mau beli semen apa ya, dia juga mau martabak kali. sebel renjun tuh, tapi karena tidak mau ribut akhirnya renjun mengalah.

besok-besok kalo renjun udah kaya mau dia beli itu toko martabaknya, sekalian yang jual, biar ga usah antri kalo dia lagi pengen martabak.

.

.

.

.

.

TBC

IRIDECENT 224 | JaeRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang