2.2

93 3 0
                                    

"Teng"

bunyi bell pertanda pulang mulai berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar kelas. Tapi tidak dengan Nasha.

Nasha masih menelungkupkan wajahnya diatas meja. Ia menunggu sekolahnya sepi baru pulang. Ia tidak cukup berani untuk berjalan bersama dengan teman-temannya.

"Drett" suara ponsel dari saku Nasha bergetar, dengan malas Nasha mengangkatnya.

"Halo"

"....."

"Dimana" jawabnya dengan semangat.

"....."

"Oke, otw" jawabnya kemudian memutus pembicaraan.

Dengan cepat ia bergegas untuk menemui temannya. Ia pun bersiap dengan menggunakn hoodienya serta memakai masker agar menghindar perhatian dari teman-temannya yang masih disekolah.

***

Nasha sudah sampai di cafe dekat sekolahnya, tinggal menunggu temannya, Aurelie.

"Nas," sapa orang disana sambil melambaikan tangan.

Nasha juga hanya melambaikan tangan, dan segera menyuruhnya untuk mendekatinya.

"Gimana, bisa gak?" tanya Nasha penasaran.

"Hmm gini-gini, bisa-bisa ajasih, tapi lo beneran yakin mau jadi simpanan om-om" jelas Aurel pelan.

"Gapapa deh, gue gak punya pilihan lain, ibu juga belum dapat kerja tetap sampai sekarang, uang semester gue juga belum dibayar, gue mau gimana lagi Rel," jawab Nasha memelas.

"Okedeh kalo lo maunya begitu, nanti gue bilangin tante gue, biar lo bisa dipromisiin" ujar Aurel.

"Gue juga kerja begini, biar bisa pindah sekolah rel, gue cape sekolah disitu" tunjuk Nasha pada sekolahnya.

"Hah, kenapa Nas?" tanya Aurel penasaran.

"Gue dibully terus rel, gue juga gak punya teman disana, gue gak tahan, gue mau pindah" jawabnya frustasi.

"Ohh iyaa gue lupa, lo mau sama guru gue gak, di-"

"APA, Lo juga sama guru" kegetnya mendengar hal itu.

"Shutt, diem-diem," sambil tangannya menutup mulut Nasha, untung saja cafe ini sepi pembelu, jika tidak habislah Nasha ditangan Aurel.

"Lo tau sekolah ini gak" lanjutnya menunjuk seragamnnya.

Yang didepannya hanya mengangguk, sambil meneliti pakaian Aurel. Siapa yang tidak Tahu SMA Bakti, sekolah bergensi dikota ini pasti jadi impian para pelajar.

"Gue bisa masuk kesini, karena dapat beasiswa dari pak guru itu"

"Sumpah lo," kaget Nasha masih tidak percaya. Jika begitu pasti ada kesempatan untuknya agar bisa pindah sekolah.

"Serius Nas, awalnya gue cuma nemenin dia jalan-jalan doang, eh tiba-tiba ditawarin beasiswa sekolahnya sebagai hadiah, ya gue mah gak nolak" jelas Aurel.

Pantas saja, hidup Aurel cukup bisa dibilang 11 12 sama keadaanya, ia tahu sebab ia sudah berteman dengannya sejak kecil. Namun semenjak SMP hidup aurel bak putri bidadari. Semuanya bisa ia beli dan dapatkan dengan mudah.

Ternyata oh ternyata ia adalah simpanan om-om. Dulu Nasha cukup munafik untuk tidak ikut campur dalam pekerjaan itu walau sudah ditawari oleh Aurel.

Namun sekarang, Nasha seperti menelam ludahnya sendiri, ia meminta Aurel untuk mempromosikannya kepada om-om itu. Sungguh jijik sebenernya apa yang ia perbuat. Tapi mau gimana lagi ia harus mulai bekerja untuk membantu ibunya, dan inilah jalan pintas satu-satunya untuk mendapatkan uang banyak.

CRAZY MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang