Jaemin mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia melihat jam yang tergantung di dinding, hampir pukul enam petang. Ternyata ia tertidur sekitar dua jam. Akhirnya ia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan keluar.
Rasanya sedikit lebih baik. Hanya sedikit. Kepalanya masih sakit. Tadi pulang sekolah Jeno memaksanya makan dan menyuruhnya minum obat.
Di ruang tamu, Jaemin mendapati Jeno yang berbaring di sofa. Dia belum pulang ternyata. Jaemin mendekatinya, sepertinya dia ketiduran.
Jaemin duduk di sofa dekat tempat Jeno berbaring. Matanya menatap lekat sahabatnya yang sedang terlelap. Diam-diam ia berpikir, apa Jeno sedang bermimpi? Apa yang dimimpikannya?
Pikiran anehnya segera buyar ketika ada seseorang yang mengetuk pintu. Sebenarnya pintunya tidak dikunci, dan ia juga terlalu malas untuk berjalan. Tapi sangat tidak sopan berteriak menyuruh tamu masuk tanpa membukakan pintu, akhirnya ia tetap bangkit dan berjalan untuk membukakannya.
Jaehyun berdiri di depan pintu dengan satu kantong plastik di tangannya. Dia tersenyum.
"Sudah lebih baik?" tanyanya.
"Sedikit,"
Jaemin mempersilakan Jaehyun masuk dan menyuruhnya duduk di sofa dekat yang agak berjarak dari tempat Jeno tidur, kemudian Jaemin duduk di depannya.
"Apa dia baik-baik saja?" Jaehyun menunjuk Jeno dengan dagunya.
"Maksudku Mark dan Renjun-" Jaehyun tidak melanjutkan kalimatnya.
Jaemin mengangguk. "Sepertinya iya, dia baik-baik saja."
Jeno terbangun, mungkin karena mendengar suara orang berbicara. Padahal mereka sudah mengecilkan suara semaksimal mungkin.
Wajahnya terlihat tidak senang mendapati Jaehyun sudah berada di sofa sampingnya.
"Hai," Jaehyun menyapanya, mencoba mengurangi kecanggungan yang tiba-tiba memenuhi ruangan.
Jeno tidak membalas. Dia pergi ke belakang lalu masuk ke kamar Jaemin. Jaehyun menatap Jaemin bertanya, dan Jaemin hanya mengendikkan bahu.
Tidak lama kemudian Jeno kembali membawa tasnya.
"Aku pulang dulu. Sepertinya aku sudah tidak dibutuhkan. Jangan lupa minum obatmu." ucap Jeno cepat lalu berjalan keluar rumah.
Jaemin belum sempat mengatakan apa pun, Jeno sudah tidak kelihatan.
"Sepertinya dia tidak baik-baik saja," gumam Jaehyun, tanpa sadar Jaemin mengangguk.
Jaemin pikir mungkin Jeno perlu teman cerita. Tapi mengingat ia sedang sakit, jadi Jeno diam saja.
Jaemin tiba-tiba teringat sesuatu.
"Hyung, bukankah tadi pagi kau bilang ingin mengatakan sesuatu padaku?"
"Oh itu, iya, um... tidak jadi. Lain kali saja." tiba-tiba Jaehyun jadi agak gugup.
Jaemin tidak menanyakan lebih, karena jujur saja ia tidak ingin tahu. Jika perlu Jaehyun pasti akan mengatakannya.
"Um, Jaemin,"
Yang dipanggil mendongak.
"Kurasa kita sudah cukup dekat. Apa aku boleh menanyakan sesuatu?" tanya Jaehyun hati-hati.
Jaemin mengangguk. "Tentu. Kau sudah seperti kakakku."
'Kakak ya?'
"Apa kau sedang menyukai seseorang atau semacamnya?"
Mendengar pertanyaan itu, Jaemin menatap Jaehyun tidak percaya.
"Ada apa dengan kalian? Belum lama ini Jeno juga menanyakan hal yang sama,"
"Jadi Jeno juga tidak tahu?"
Jaemin menggeleng.
"Baiklah, sepertinya aku juga tidak berhak tahu. Kau bahkan tidak memberitahu Jeno, sahabat terdekatmu."
Jaemin menggeleng lagi.
"Tidak-tidak. Karena Hyung sudah seperti kakakku, jadi kalau Hyung sangat ingin tahu aku akan memberitahumu. Tapi apa pentingnya untuk tahu sih?"
'Tentu saja penting Jaemin!'
Dari sini Jaehyun sudah kecewa. Jika Jaemin mau memberitahunya, jelas sekali orang itu bukan dirinya.
Namun Jaehyun tetap mengangguk meskipun ia tahu akan lebih kecewa. "Ya, aku sangat ingin tahu,"
Jaemin menarik napas sebelum berbicara.
"Tentu saja aku tidak memberitahu sahabatku, karena orang itu adalah dia." Jaemin menunduk setelahnya.
Jaehyun masih mencerna kata-kata Jaemin.
"Maksudmu? Kau menyukai Jeno?" tanya Jaehyun tidak percaya. Ini diluar dugaannya.
Jaemin mengangguk samar. Tapi itu terlalu jelas untuk Jaehyun. Namun satu hal yang harus ia syukuri, ia belum mengatakannya pada Jaemin. Ya, perasaannya.
•
•
•
-TBC-
Poor Jaehyun ༎ຶ‿༎ຶ
20/05/2021

KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABAT || NOMIN✓
Fiksi PenggemarTernyata itu sakit, sangat sakit. Tapi siapa juga yang mau berada di posisinya? Jaemin sungguh ingin keluar dari zona menyebalkan ini. Ia benar-benar ingin berhenti menyukai Jeno sahabatnya sendiri, dan membiarkan dia bersama orang yang disukainya. ...