Bagian 37

1.4K 183 39
                                    

" tae, mari berpisah " bisik Irene tepat ditelingan Taehyung ditengah dekapan hangat mereka. Tubuh Taehyung sontak menegang ditempat. Tak pernah terbayangkan olehnya kalimat laknat itu akan terlontar mulus dari bibir Irene ditengah-tengah kondisi menyakitkan seperti ini. Irene ibarat menyiramkan minyak dalam kobaran api.

Taehyung segera melerai dekapan diantara mereka berdua, menatap lekat tepat pada mata sewarna madu yang berbinar redup diselimuti kesedihan.

" apa yang kau katakan Rene ? " tanya Taehyung mencoba memastikan indera pendengarannya apakah masih berfungsi dengan baik.

" ayo berpisah, kita akhiri semua permainan bodoh ini sampai disini " Irene membalas tatapan mata Taehyung dengan mantap sembari berujar tegas tanpa sedikitpun keraguan.

Sorot mata Taehyung menajam dengan rahang yang mengeras, tangan pria tampan itu yang sejak tadi melingkar di pinggang Irene kini beralih pada bahu mungilnya dan merematnya dengan kuat, pertanda bahwa Tahyung kini benar-benar tersulut emosi.

Hembusan napas Taehyung keluarkan dengan kasar sembari memejamkan mata, sekuat tenaga menekan emosi yang hampir sampai di ubun-ubun kepalanya.

" istirahatlah Rene, bicaramu semakin melantur tak jelas " ucap Taehyung sembari melepas rematan tangannya di bahu mungil Irene, ganti menuntun wanita itu agar segera merebahkan tubuhnya.

Niat baik Taehyung tak di terima baik oleh Irene, Ia menepis tangan Taehyung yang memaksanya untuk berbaring

" sejak awal keputusan kita untuk bersama merupakan sebuah kesalahan Tae. Kita sama-sama terpaksa memainkan drama pernikahan ini hanya karena beban sebuah nyawa di dalam rahim ku. Dan karena sekarang dia sudah tidak ada, maka tak ada lagi alasan yang memaksa kita untuk terus bersama "

" Irene !! " Irene berjengkit kaget mendengar suara Taehyung yang meninggi. Aura mematikan terpancar jelas di wajah emosi yang menggelap itu.

Taehyung sekali lagi terpancing emosi saat mendengar Irene mengatakan bahwa anak mereka yang telah tiada adalah sebuah beban. Demi Tuhan, meskipun awalnya Taehyung tak mengakui nyawa kecil itu, namun sedikitpun ia tak pernah mengagapkanya sebagai beban. Apakah selama ini Irene menganggap itu adalah beban dalam hidupnya ?

Melihat Irene meringkuk takut akibat bentakanya, Taehyung segera mendekat dan meraih jemari wanita itu dalam gengamannya " maafkan aku karena lepas kendali dan berakhir membentak mu "

" Sekarang kau benar-benar telah terbebas dari ku Tae. Aku benar-benar sudah lelah, Mari kita akhiri saja semuanya " ucap Irene kesal, suaranyapun mulai bergetar menahan segala emosi yang ia rasakan.

Taehyung menggelengkan kepalanya. Berulang kali ia sudah menahan emosinya yang siap meledak layaknya bom waktu. Namun sialnya, Irene tampak tak paham akan situasi, ia lagi dan lagi terus memancing emosi Taehyung yang bahkan hanya setipis kain penyaring tahu.

Tak ingin keadaan semakin tak terkendali, padahal wanita mungil yang merupakan istrinya itu masih dalam kondisi yang tak baik. Taehyung akhirnya memutuskan untuk mengalah dengan pergi dari ruangan itu.

Sebelum pergi, Taehyung mendekap sebentar tubuh mungil itu dalam dekapan hangatnya " sampai matipun aku tak akan melepaskan mu Rene " Taehyung menatap tepat dimanik bambi sang istri, memberikan sebuah kecupan hangat yang sedikit lama di dahi Irene sebelum kemudian berlalu pergi.

Irene menundukkan kepalanya, meremat erat selimut yang membalut separuh tubuhnya yang mulai bergetar " permainan apa lagi yang tengah kau mainkan Tae ? " suara lirih Irene disertai isakan pedih itu masih mampu Taehyung dengar sebelum dirinya benar-benar menghilang dibalik pintu.

Dewi Fortuna sama sekali tak berpihak pada Taehyung. baru beberapa detik meninggalkan kamar rawat Irene, tepat di depan pintu Siwon sudah menantinya dengan sebuah senyum yang terlihat mengerikan.

Jujur saja setiap langkah kaki Siwon yang mendekat kearahnya layaknya detikan waktu menunggu ajal.

" akhirnya kau menampakkan wajahmu dihadapan ku Taehyung " sebuah kalimat sarkas Taehyung terima dari ayah mertuanya itu

" sebenarnya aku sangat ingin meremukkan semua tulang yang ada di dalam tubuh mu, namun putriku yang baik hati membuatku berjanji untuk tidak melakukan apapun pada mu. Melihat sedikit memar di wajahmu saat ini cukup membuatku merasa puas, aku akan mengucapkan terimakasih pada putra mantan istriku itu. oya, aku membawakan sebuah hadiah menarik untuk mu anak muda " Siwon berucap dengan tampang wajah santai yang terlihat benar-benar memuakkan untuk dipandang.

Taehyung menautkan kedua alisnya melihat sebuah map yang di sodorkan padanya. ingin bertanya namun enggan mendengar kalimat-kalimat sarkas dari mertuanya itu. jadi mau tak mau ia meraih map coklat itu dan membukanya.

Alis Taehyung semakin menikuk tajam, guratan emosi terpancar di wajah tampan itu. rahangnya berubah kaku dan mengeras diikuti tangannya yang meremat map dengan amat kuat hingga kertas itu lecek dibuatnya.

" aku tak akan pernah menandatanginya " ujar Taehyung dingin sembari menatap mertuanya itu dengan tajam, seolah lupa akan rasa sopan santun yang mati-matian ia jaga sejak tadi.

Map coklat berisikan surat perceraian yang nyatanya telah Irene tandatangani itu Taehyung remat dan ia robek menjadi ukuran-ukuran yang tak berbentuk. Setelah itu, ia membuang sobekan kertas tak bersalah itu kedalam kotak sampah terdekat.

Siwon tersenyum miring melihat kelakuan tak terduga Taehyung. ia pikir pria itu benar-benar akan menandatanganinya dengan suka rela karena ingin segera kembali pada pangkuan kekasihnya yang tengah sakit itu. Siwon jadi tak memiliki alasan lebih untuk sekali saja mendaratkan pukulan mematikannya di wajah sok tampan menantunya itu.

" pengacara ku akan menyiapkan surat yang baru, besok pagi surat itu sudah akan sampai di hadapan mu " Siwon masih tak mau kalah. Kita lihat seberapa jauh pria muda itu untuk mempertahankan putrinya. Sebagai ayah yang berusaha menjadi sosok pelindung bagi putrinya, ia tak akan jatuh untuk kedua kalinya dengan membiarkan Irene berakhir dengan pria bernama Taehyung itu.

" Irene dan aku tak akan pernah berpisah, jadi tak perlu repot-repot untuk menyiapkan surat yang baru. Lebih baik pengacara anda mengejarakan sesuatu yang jauh lebih berguna " tantang Taehyung. bahkan hingga dunia berhenti berputar sekalipun, Taehyung tetap akan pada pendiriannya. Ia tak akan melepaskan Irene.

Satu alis Siwon terangkat " berusahalah semampumu, tapi aku tak akan membiarkan putriku kembali pada seorang bajingan " Siwon berucap seperti orang lupa diri, tak ingat dengan prilakunya dahulu. Tapi bairlah, setidaknya Siwon kini sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjadi sosok ayah yang bertanggung jawab.

Taehyung menggeram marah, ia menarik rambutnya keras untuk meluapkan emosi saat setelah Siwon berlalu pergi setelah berucap angkuh padanya. Taehyung tak bodoh, jika akan terlampau sulit jalan yang harus ia tempuh untuk menjaga Irene agar tetap disisinya. Namun sekali lagi, hingga dunia berakhir sekalipun Ia tak akan pernah membiarkan Irene pergi meninggalkannya.

Way Of LoveWhere stories live. Discover now