Bagian 13

1.1K 164 16
                                    

Akhirnya tersadar, Irene menatap ruangan serba putih itu dengan tak terkejut. Ia tak bodoh dan mulai merasa hapal dengan ruangan yang menguarkan bau obat-obatan itu.

Tak mengharapkan kehadiran siapapun di ruangan itu menemani dirinya, Irene berusaha bangkit dari posisi berbaringnya. Dengan gerakan lemah, ia berusaha meraih segelas air putih yang tergeletak manis di atas nakas.

Dengan susah payah Irene meraih gelas yang memang sulit untuk di jangkau. Namun dirinya dibuat terkejut kala ada sebuah tangan yang lebih dulu meraih gelas itu dan menyerahkannya padanya.

Merasa tak mengenal sosok yang berdiri di hadapanya, Irene mengernyitkan dahinya bingung sembari dengan ragu-ragu meraih gelas yang pria itu sodorkan.

" aku Jin. Kita pernah bertemu sebelumnya " ucapan pria tinggi itu membuat Irene kembali harus menampilkan kerutan di dahinya. Ia mencoba mengingat dimana mereka berdua pernah bertemu

" Taehyung, dia temanku. Kita pernah bertemu di acara ulangtahunnya, jika kau lupa " Jin tak bodoh kala melihat kegusaran pada ekspresi gadis mungil itu kala dirinya meyebutkan nama Taehyung.

" bagaimana keadaan mu ? " tanya Jin kala gadis itu tak memberikan respon yang berarti, dirinya hanya terdiam membisu dengan sesekali merubah ekspresinya

" emb.... jauh lebih baik. Apakah anda yang telah menolong saya ? " tanya Irene ragu-ragu. Pasalnya hal terakhir yang ia ingat, dirinya ditolong oleh tiga orang dengan salah satunya merupakan teman kampusnya.

" sebelumnya aku minta maaf atas nama adik-adik ku yang telah menyebabkan mu berada disini. Aku yang akan bertanggung jawab atas semuanya "

" tidak... tidak, saya yang melakukan kesalahan dengan tidak berhati-hati. Mereka tidak melakukan kesalahan apapun, bahkan mereka yang menyelamatkan saya dengan mambawa saya kemari " Irene menjelaskan kesalahpahaman yang sepertinya tengah terjadi

Jin tersenyum manis mendengar penjelasan Irene. Nyatanya gadis ini tak seburuk apa yang ia dengar. Gadis ini cukup lugu dan polos, sama sekali tak ada kesan jahat sedikitpun

" tak usah terlalu formal pada ku. Baiklah jika memang itu yang terjadi, tapi ijinkan aku untuk bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi pada mu " mohon Jin dengan penuh keyakinan

Irene tertegun sejenak kala melihat kesungguhan pria itu. Meskipun pernah bertemu sebelumnya, namun mereka tetaplah hanya dua orang asing. Namun entah mengapa Irene bisa langsung merasa percaya pada pria di hadapannya itu.

" oh, terimakasih atas niat baik mu. aku sudah merasa jauh lebih baik, sepertinya aku bisa keluar dari rumah sakit saat ini juga "

" kita pastikan setelah dokter mengecek kondisimu. Oya, tidak adakah keluarga yang bisa kau hubungi ? mereka pasti khawatir " Irene kembali tercenung dengan kalimat yang Jin lontarkan

Dalam hati ia tersenyum perih. Khawatir ? bahkan mereka dengan terang-terangan ingin melenyapkannya. Keluarga, rasanya ia tak memiliki hal seperti itu.

Melihat Irene hanya bungkam dengan menggelengkan kepalanya lemah, Jinpun memilih untuk tak memaksa gadis itu. Sejujurnya banyak hal yang membuatnya bertanya-tanya, khususnya dengan kondisi gadis itu yang penuh luka. Namun Jin tetap tak mau melewati batas.

" Bagaimana keadaannya ? " tanya Jin saat setelah Wendy memeriksa kondisi Irene

Irene yang menjadi objek pemicaraanpun hanya mampu diam dan ikut memperhatikan. Jujur dirinya cukup cemas dengan kondisi janinnya.

Way Of LoveWhere stories live. Discover now