1

28 6 0
                                    

Perempuan tersebut memasuki sebuah club ditengah kota dengan pakaian yang cukup terbuka hingga mengundang banyak mata lelaki untuk melihat kearahnya. Tentu saja kulit putih bersihnya terpampang jelas meski malam sudah larut.

Bising

Tentu saja bising, gadis tersebut telah berada didalam club yang terbilang cukup ramai. Ia segera mengambil tempat duduk didepan meja bar dan memesan segelas vodka.

"Hey cantik, udah punya partner hm?" Seorang lelaki mendatangi tempat tepat disebelah gadis tersebut duduk, ikut memesan minum yang dipesan sang gadis.

"Sorry ga tertarik" gadis tersebut memutar mutar gelas yang ada ditangannya and menatap kearah gelas tersebut.

"Ayolah, lu bisa gue bayar mahal kalo lu mau. Lu worth it, look at that body uuh" sang lelaki tetap mencoba menggoda sang gadis dan terdengar seperti... melecehkannya.

"Pfft... udah berapa kali lu main? Murahan banget sih batang lu ampe dibawa masuk kemana mana. Butuh banget dibelai keknya batang lu"

"Maksud lu apaan ngomong gitu, bangsat?"

Terdengar tawa kecil dari mulut sang gadis saat ia menatap lawan bicaranya.

"Selain murahan, lu juga ga punya otak ya sampe gitu aja lu juga nanya"

Seketika emosi sang lelaki naik mendengar perkataan sang gadis.

"Modal baju fisik doang lo anjing, ujung ujungnya lu juga banyak having sex ama orang. Udah berapa kali lu bangsat dibayar?! Simpenan pejabat lu ya ampe bisa ngomong gitu ke gua?!"

Sang gadis hanya tersenyum remeh dan memutuskan untuk meminum kembali vodka yang ia pesan dan tidak menghiraukan lelaki tersebut.

Lelaki yang merasa diremehkan tersebut pun kemudian menarik lengan gadis tersebut dan menatapnya intens

"Jangan banyak lagak lu, jalang. Jangan sok jual mahal mentang mentang lu tau tubuh lu bagus jang-"

Perkataan lelaki tersebut terpotong ketika sang gadis menumpahkan vodka nya ke arah baju sang lelaki dan tersenyum ramah.

"Sorry, gue ga sengaja. Gue kira baju lu kain lap soalnya lusuh banget. Trus, jangan kepedean deh. Tampang macam lu mau nyobain gue? Pfft.. r u kidding me? gue ga murahan kaya batang lu dan lagi... sampe kapanpun gue ogah jadi simpenan apalagi kalo simpenan orang macem lu, bangsat"

Tentu saja perkataan gadis tersebut membuat wajah sang lelaki tampak lebih memerah. Sesaat kemudian lelaki tersebut mengangkat tangannya ingin menampar wajah cantik sang gadis.

"Anjing lo!" seseorang menggenggam lengan sang lelaki beberapa mili detik sebelum tangan tersebut menyentuh wajah sang gadis.

"Tangan kamu ringan juga saya liat liat"

Seorang lelaki menatap dingin kearah nya dan menghempaskan tangan yang hendak mendarat di pipi gadis cantik tersebut.

Seketika nyali lelaki yang menggenggam lengan sang gadis pun ciut ketika melihat lawan yang ia ajak bicara sekarang lebih tinggi dan tampak lebih kuar darinya dan tentu saja... tampak jauh lebih kaya dan jauh lebih tampan darinya.

"Lu cewe aja anjing. Kalo lu cowo, udah habis sama gue daritadi" lelaki tersebut pergi dari sana dengan kesal sembari meludah.

"Kamu gapapa?"

Perempuan tersebut kemudian menatap kearah sang lelaki yang membantunya tadi dan tersenyum remeh.

"Ngarep apaan lu? Gue ga mau jadi partner lu, go away lu. jauh jauh dari gue"

"Saya cuma mau kata terimakasih dari kamu, cukup itu"

Perempuan tersebut kemudian memutar bola matanya tampak jengkel dan mengucapkan terima kasih dengan sembarang.

"That's not how you doing, girl. Tell about yourself a bit. That's an attitude" lelaki tersebut memesan bir dan duduk disamping sang gadis.

"Tch... Kala. Thanks sekali lagi" sang gadis tersenyum paksa dan kemudian membuang muka tepat setelah ia tersenyum.

"Joe and your welcome, Kal. Ngapain kamu pagi pagi begini disini bukannya tidur dirumah?"

"None of your bussiness, sir"

Joe hanya menghela nafas dan menyesap birnya mendengar Kala berkata demikian.

"Baiklah, saya liat sepertinya kamu masih sekolah. Mahasiswa mungkin, apa saya benar?"

Kala hanya melirik Joe sekilas dan hanya menjawab nya dengan hmm saja.

"Jangan terlalu lama disini, walau kamu mungkin sudah sering kesini tapi jangan terlalu lama. Saya harus segera pergi dan selamat malam, Kala"

Tentu saja setelahnya Joe benar benar meninggalkan Kala sendirian yang tengah minum vodka yang ia pesan.

"Tch..."

Kala kemudian memainkan gelasnya dengan memutar mutarkannya menggunakan pergelangan tangannya.

□ □ □

Seorang gadis menghampiri tempat duduk Kala didalam ruangan kelas yang ia tempati sembari menunggu mata kuliah dimulai. Ia berlari menuju tempat Kala dengan wajah yang tampak gembira.

"Eh Kala, lu tau ga? Pak Vone katanya izin beberapa bulan jadinya digantiin sama dosen baru. Ganteng loh katanya, lulusan Univ A di luar negeri trus masih muda juga katanya. Shit gue ga sabar mau cuci mata"

Senyum masih terpampang lebar diwajah sang gadis saat Kala menatapnya.

"Sumpah lu, Frey? Jarang jarang ada dosen muda di kampus kita anjir"

Terdengar suara ketukan pintu kelas ketika dua orang tersebut masih sama sama tidak sabar tentang sang dosen yang mereka bicarakan.

"Selamat pagi semuanya. Saya disini sebagai dosen pengganti Pak Vone, perkenalkan saya Joefar Albert atau bisa kalian panggil Sir Joe atau pun Sir Joefar"

Dosen tersebut melihat sekeliling dan tampak mengenal salah satu wajah dikelasnya sekarang ia berada.

Kala yang memerhatikan dosen tersebut pun terkejut dan tanpa sengaja berkata sedikit keras saat kelas tersebut meratapi ketampanan sang dosen.

"Anjing?!"

'Lah.. gila.. itukan.. Joe yang semalem di club kan?! dia dosen gue?!'

Joe yang masih menatap Kala hanya tersenyum dan mata dibalik kacamatanya ikut melengkung ketika ia tersenyum menatap sang gadis.

"Kamu yang tadi ngomong Anjing nanti keruangan saya setelah pulang kampus, ya"

Kala refleks berdiri dan berbicara agak sedikit keras

"Joe eh Sir joe... Gue kan ga sengaja gegara kaget, masa dipanggil keruangan?!"

Joe hanya tersenyum dan kembali menatap mahasiswa lain dikelasnya.

"Tolong gunakan kosa kata yang sopan ketika berbicara dengan dosen atau orang yang lebih tua"

Freya mencubit pinggang Kala dan menatapnya dengan sedikit menuntut.

"Maaf sir. Tapi masa saya harus keruangan anda gegara saya kaget, sir?" Kala mengulang pertanyaannya dengan lebih sopan.

"Untuk itu nanti kita bicarakan dikantor saya karena saya juga ingin tau kenapa kamu kaget melihat saya"

Joe meletakkan kacamata-nya diatas meja dan kembali menatap sekeliling.

"Jadi... apa kalian ada pertanyaan?"

HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang