Chap 28 : BANG!

21 4 0
                                    

— 28 —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— 28 —

"Kau ... bercanda, 'kan?" ujar Amona masih tak memercayai ucapan atau pernyataan Vanilla barusan.

Vanilla mengembuskan napas panjang dan memutar bola matanya.

"Kau ini tuli atau bagaimana sih," komentar Vanilla menggoyangkan pistolnya.

'Tidak. Ini mustahil, mustahil, mustahil!' batin Amona tak menyahut komentar Vanilla. 'Karena saat itu ... sangat jelas sekali bahwa semuanya sudah tertangkap. Semuanya ... jelas telah kueksekusi dengan kedua tanganku!'

"Hei,"

Suara Vanilla yang menyapanya--dengan tidak bersahabat tentunya--menyadarkan Amona dari perdebatan batinnya. Manik yang telah kembali berwarna ocean blue itu memandang Vanilla dengan sorot mata menyelidik.

"Mereka ditangkap oleh FROTENCE," ujar Amona mengingat kembali kejadian tersebut. Tentu saja ia juga ikut andil dalam aksi penyergapan itu.

"Alasannya?" tanya Vanilla lagi. "Kenapa pihak kalian justru menangkap kami? Bukankah kalian sendiri yang menyetujui untuk menjalin kerja sama dengan kami? Kalian lah yang membuat surat kerja sama itu. Tapi kenapa ... kalian justru bertindak sebaliknya? Apa mau kalian sesungguhnya? Mau dipandang sebagai apa kalian ini sebenarnya!?"

V--yang mengawasi dari jauh--yang masih bisa mendengar pembicaraan Vanilla dan Amona, terdiam beribu bahasa di tempatnya. Ia sudah satu setengah tahun berada di Squad DA dan berada dibawah naungan Vanilla langsung. Jadi ia sudah paham, bagaimana kelakuan ataupun karakteristik ketuanya.

Akan tetapi, dalam sejarah hidupnya sebagai anggota ENIGMA, V tak pernah mendengar Vanilla meninggikan suaranya dengan penuh dendam seperti ini.

Pertanyaannya adalah, benarkah ia sudah mengenal Ketuanya itu?

"Untuk ...," Amona menghentikan kalimatnya. Lidahnya seketika terasa kelu untuk mengutarakan fakta itu. Yang baginya pribadi, fakta tersebut sangatlah konyol juga memalukan.

"Jawab, berengsek!" sentak Vanilla melepaskan satu tembakan peringatan, yang sukses membuat Amona sedikit terlonjak.

"Baiklah, baiklah! Akan kukatakan!" ujar Amona segera. "Alasan kami menangkap kelompokmu karena kami ingin menjaga martabat kami di mata orang-orang!"

Vanilla mengerutkan kening.

"Apa?" tanya Vanilla singkat. "Menjaga ... apa maksudnya menjaga harga diri kalian?"

Dalam diam, Amona menggigit pipi bagian dalamnya. Memberanikan dirinya untuk menjelaskan alasan konyol dan serasa kekanak-kanakan itu.

"Kami memang setuju untuk bekerja sama dengan kalian, selama kalian mengurus para orang rasis itu secara baik-baik. Tidak bertindak berlebihan," ungkap Amona tanpa ingin bertatapan langsung dengan iris merah Vanilla. "Tapi, semakin kedepan, tindakan kalian mulai berada diluar batas. Kalian bertindak berlebihan, merusak fasilitas umum, melibatkan warga sipil yang tidak ada hubungannya dengan masalah utama kalian. Hal tersebut jelas tak bisa dibiarkan, dan jika terus dibiarkan, itu jelas bisa menjelekkan nama FROTENCE yang dianggap pelindung orang-orang lemah. Yah, bukan hanya FROTENCE saja, pemerintah, Adviser dan anak-anak organisasinya pun juga akan kena imbasnya.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang