Why Should It Be Omega? (Sukhoon ft Jaesahi, hajeongwoo)

masa lalu yang kelam

"gimana kabar kamu sekarang?"

"Baik kak.... Tapi ada sesuatu yang buat Jihoon ngerasa khawatir"

Pria tersebut menatap ke arah Jihoon bingung.

"Kenapa? Kamu mau cerita?"

"Temen temen Jihoon mau bawa Jihoon ke RS"

"Terus kenapa kalo mau di bawa ke RS? Kamu sakit?"

"Jihoon takut di periksa kak, J...Jihoon gak mau misalnya nanti dokter bilang kalau Jihoon Omega. Kak Jimin tau kan kalau papah gak suka anak laki lakinya omega, Jihoon takut di usir dan di bilang Aib keluarga kak"-Tatapan Jihoon memelas

Pria yang di sebutkan Jihoon bernama Jimin tersebut memandang adiknya kasihan.

Ia pernah merasakan apa yang Jihoon alami saat ini, Ayah mereka tidak ingin mempunyai anak laki laki yang memiliki peringkat Omega. sedangkan itu semua bukan salah mereka tapi itu semua adalah takdir.

Percuma saja jika mereka mengatakan semuanya adalah salah takdir, ayah mereka akan tetap memandang mereka rendahan, apalagi jika mereka mempunyai mate seseorang yang sesama jenis dengan mereka.

Dan itu sudah di alami Jimin sekarang, ia mempunyai mate yang bernama min Yoongi.
Seorang kepala rumah sakit terbesar yang berada di Seoul, sekaligus seorang Alpha yang sekarang bersama Jimin.
Mereka menjadi mate sudah sekitar 4 tahun yang lalu saat Jimin di usir dari rumah oleh ayahnya karena lebih memilih Yoongi. Bahkan, mereka sudah mempunyai seorang putri  yang berusia 1 tahun bernama min yeon-ha.

"Kakak ngerti sama apa yang kamu alami sekarang. Kakak gak bisa bantu banyak, kakak cuma mau bilang, kamu harus periksa dek. Walaupun resiko nya kamu harus jadi Omega, gak apa apa kita bicarain baik baik sama ayah, tenang aja... Kakak ada kok untuk kamu"

"Aku butuh waktu seminggu boleh?"

"Boleh kok, kapan aja kakak bakal nemenin"-Jimin

Jihoon tidak bisa lagi menahan tangisannya dan segera memeluk kakak kesayangannya tersebut, Jimin juga membalas Pelukan Jihoon dengan hangat.

Flashback 4 tahun yang lalu
Saat Jihoon masih menduduki bangku kelas 2 SMA.

Siang itu Jihoon berjalan dari sekolah pulang sendirian, ia tak memiliki teman yang sejalan dengan arah rumahnya.
Asahi, Jeongwoo dan dia memang sahabat dari kecil tapi saat Jihoon pindah rumah, mereka tidak terlalu sering lagi bermain bersama seperti dulu, tapi itu tidak menghalangi mereka untuk bertemu kok.

Sekitar 20 menit ia berjalan dan akhirnya sampai.

Merebahkan badan di atas kasur setelah menjalankan hari yang begitu melelahkan bukannya sangat nikmat bukan?

Itu yang sekarang Jihoon fikirkan.
Tapi sebelum itu....

Ia mendengar teriakkan ayahnya dari dalam rumah sedang memarahi seseorang.