Kejadian Di Kantin Sekolah

3 0 0
                                    

Kantin

Sesampai di kantin, Vivi menyuruh Nami untuk mencari tempat duduk kosong dan menanyakan mau makan apa, untuk di pesan.

Nami yang bingung mau makan apa, karna banyak sekali pilihan makanan dan warung yang berjualan, memilih hanya minum saja.

"Saya es milo aja, makannya nanti aja deh masih bingung.."

Vivi hanya mengangguk.

Beberapa menit kemudian pesanan mereka datang, Vivi mulai melahap makan siangnya, sedangkan Nami hanya sedikit demi sedikit menyedot minumannya, sambil memperhatikan sekitar kantin yang ramai dengan semua murid.

"Kamu yakin, gak mau makan? Tanya Vivi sambail mengunyah makanannya.

"Hmmm... Nggak deh, lihat antrinya sampai gitu, jadi kenyang"
Mata Nami mengarah antrian panjang Ayam Geprek Bu Sumi yang membuat Vivi ikut memalingkan wajahnya mengikuti isyarat mata Nami.

"Ohh.. Itu sih emang makanan favorit, namanya juga makanan pedas, pasti banyak yang suka, apalagi sambelnya itu enak dan mantap banget. Pokoknya recommend deh, kamu harus coba.."

Vivi sangat bersemangat menjelaskan sambil menujukkan kedua jempolnya kearah Nami.

"Iya deh lain kali saya coba, tapi kalau gak antri sampai segitu panjangnya hehehe.. Sahut Nami sambil sedikit tertawa.

"Pinggir.. Pinggir.. Mau lewat,
Bu pesan ayam geprek bagian dada level pedas 4porsi
(Teriak anak laki-laki bernama Andreas yang menyerobot keantrian paling depan)

"Huuuuuu....!!!! Dasar....!!!
Serentak teriak protes anak-anak yang mengantri ayam geprek.

Andreas yang cuek dan sudah memesan makanannya, membayar lalu menuju meja yang sudah di tunggu dengan teman temannya.

**Sesaat waktu Andreas menerobos kebarisan terdepan**

"Idih... Tu cowo ko bisa- bisanya ya langsung nerobos gitu, kan yang lain sudah ngantri lama". (Protes Nami dengan wajah kesal)

Vivi yang masih asik dengan makanannya sudah bisa menebak, pasti itu kelakuan Andreas.

"Hmmm... Udah biasalah, ka Andreas begitu. Dia kan sama geng nya paling di takuti sama anak-anak sini, sok preman" (Vivi sedikit berbisik biar gak ada yang dengar selain mereka berdua)

"Preman apanya, muka dia gak serem ko, cuman matanya aja yang agak besar sama badannya yang tinggi" (mata Nami masih mengamati Andreas yang duduk gak begitu jauh dari meja mereka)

"Hussst... Jangan nyaring-nyaring bilang premannya, nanti kalau mereka sampai dengar, bisa-bisa kita punya kasus sama mereka" (Dengan wajah cemas Vivi memajukan kepalanya berdekatan dengan Nami memberi isyarat Bahaya)

Nami hanya terdiam, masih memperhatikan Andreas yang asik bicara dengan teman-temannya.

"Cowo angkuh" ketus Nami dalam hati.

"Udah yok, kita balik ke kelas" tangan Vivi sudah menggandeng ketangan Nami.

Nami mulai berdiri dan membalikkan badanya melangkah keluar kursi panjang kantin.
Seketika tangan Vivi terlepas dari tangan Nami.

"Ahhh..." (Nami berteriak saat satu gelas es jeruk, sudah tumpah di bajunya)

Laki-laki yang memegang gelas hanya terdiam memperhatikan Nami yang sedang membersihkan buliran jeruk yang masih menempel di bajunya.

"Yaa ampun... Es ku.." (teriak perempuan dari belakang laki-laki yang bernama Berry)

Dessy langsung maju dan melihat kearah Nami.

Jatuh Cinta Pada Pria PendiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang