Nomer tidak dikenal

2 0 0
                                    

Begitu Nami dan Danis sampai Bu Mita langsung keluar dan membuka pintu mobil membantu Nami masuk ke dalam.

"Kepala Nami masih agak pusing mah, kadang muncul kadang hilang"

"Kita periksa ke dokter aja ya sayang, mamah takut terjadi apa apa dengan kepala Nami"

"Iya mah Danis juga sudah bilang gitu ke Nami saat di perjalanan pulang tadi tapi Nami tetap minta pulang aja"

"Gak usah lah mah, Nami nggak kenapa napa kok, paling habis istirahat juga udah baikkan"
Nami sudah merebahkan badannya di sofabed yang ada di ruang keluarga

"Tapi sayang mamah takut kalau di biarkan nanti malahan jadi fatal, ayoolah sayang mamah cuman mau dengar penjelasan dari dokter tentang kondisi Nami"
Bujuk Bu Mita.

"Nami minta waktu sampai sore aja mah, kalau nanti pas bangun masih sakit baru kita ke dokter ya"
Nami memberi penawaran.

Kini Bu Mita dan Danis lihat lihatan.

"Kita tunggu aja kalau gitu mah, biar Nami istirahat dulu sebentar"
Danis melihat kondisi Nami yang tampak lelah dan lemas.

Bu Mita yang kwatir dengan anaknya berinisiatif memanggil dokter untuk memeriksa Nami dirumah.

"Sekarang kakak angkat ke kamar Nami ya biar istirahat di kamar aja"
Danis mulai mengangkat tubuh Nami dan di susul Bu Mita yang mengangkat tas sekolah Nami.

"Assalamualaikum, Mah, Danis"
Teriak Papah Andi.

"Walaikumsalam, mamah diatas pah di kamar Nami.
Danis memegang piring dan gelas untuk di bawa ke kamar Nami.

"Gimana keadaan Nami sekarang"

"Nami sekarang lagi tidur pah, terakhir dia bilang kalau kepalanya kadang pusing kadang hilang"

Papah Andi yang sedang bekerja memutuskan untuk pulang setelah dapat kabar dari Bu Mita tentang kecelakaan yang menimpa Nami disekolah.

Mereka bertiga menaiki tangga menuju kamar Nami. Dengan hati hati Papah Andi membuka pintu kamar Nami agar tidak mengganggu istirahat anaknya.
Nampak Bu Mita sedang duduk bersadar sambil mengelus elus kepala Nami yang sedang tidur.

Bu Mita berdiri perlahan dan mengajak semua untuk keluar kamar. Danis menaruh makanan dan minuman di atas meja nakas di samping tempat tidur Nami lalu ikut keluar.

"Gimana pah, Dokter Bambang bisa datang kemari"

"Dokter sedang dalam perjalanan mah, kita tunggu aja dulu mungkin sebentar lagi sampai"

"Baiklah pah, Niko ganti pakaianmu setelah itu makan siang, mamah tunggu di bawah ya"

"Iya mah" jawab Niko.

Bu Mita menyiapkan makanan di bantu dengan Danis.

Ting tong.. Bell pintu berbunyi.

Papah Andi yang sudah menunggu di ruang tamu segera membuka pintu.

"Silahkan masuk dok"

"Terima kasih"

Danis dan Bu Mita ikut keluar menemui Dokter Bambang.

"Silahkan duduk dulu dok"
Ucap Papah Andi.

"Sebaiknya kita langsung periksa saja ya, Dimana Naminya"

Dokter Bambang adalah dokter umum yang sudah lama kenal dengan keluarga Papah Andi.

"Di lantai atas dok, mari saya antarkan"
Ajak Papah Andi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jatuh Cinta Pada Pria PendiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang