06 ⇢˚⋆ Setiap orang juga punya kelemahan

4.3K 696 33
                                    

"Gunanya gedung olahraga itu apaan sih?" gumam Mashiho pada dirinya sendiri begitu tiba di gedung olahraga.

Junkyu yang mendengar gumaman Mashiho itu menggeleng kepala, "Kok Yoshi mau sama yang modelan pinter dikit tolol kelewatan."

"Cio sayang, LO PIKIR GUNANYA FAKULTAS ILMU OLAHRAGA APA??"

Mashiho merengut kesal, ia kan hanya bertanya! Kenapa malah diteriakin sih?

Kelima orang itu —yang kalau kata Yedam sekumpulan sekte— berjalan mengitari gedung olahraga atas suruhan Jihoon untuk ditemani mengerjakan tugasnya. Intinya ke-empat orang itu datang hasil pemaksaan dan ancaman oleh oknum bernama Jihoon.

Di saat ke-empat orang itu tengah asik mengatai satu sama lain, Yedam hanya berdiam diri tanpa minat. Matanya bengkak, hampir dua hari ia nangisin lelaki yang tidak mau ia sebut namanya.

"Kenapa sih mata lo bengkak? NANGISIN SIAPA LO KEMARIN?!" Pokoknya kalau udah capslock-capslock gini berarti Jihoon.

Yedam mencibiri Jihoon dalam hati, makanya baca wattpad.

Asahi menghela nafas dan merangkul Yedam. Kelimanya kini sedang berada di salah satu kelas.

Drap drap drap!

"Itu beneran? Kok bisa Doyoung tenggelam?"

Kelimanya menoleh serempak, terutama Yedam yang mendengar nama sosok lelaki yang tidak ingin ia sebut.

Tubuh lemas bak mayat tadi itu seketika berubah menjadi tegap. Yedam berlari sekencang mungkin meski ia tidak tahu letak kolam renang, lelaki itu hanya mengikuti arah ramainya para mahasiswa.

Sekitar kolam renang tampak ramai seolah ini berada di tempat pasar malam.

"Minggir!" seruan galak dan kasar dari Yedam membuat beberapa orang memilih menyingkir agar tidak membuat lelaki itu marah.

Yedam segera menghampiri Doyoung dan Jeno yang baru saja naik dari kolam renang. Tubuh Doyoung terkulai lemas, Yedam menopang kepala Doyoung di atas pangkuannya.

"Al? Bangun," Yedam menepuk pipi Doyoung baik kanan maupun kiri.

Di seberang sana, Jeno tengah melakukan CPR sesuai anjuran pertolongan pertama sebagai mahasiswa tingkat akhir kedokteran.

"Al, nafas! Ganesha Doyoung Al Mahendra aku bilang nafas."

Asahi di belakangnya memukul kepala Yedam, "Dia gak bisa nafas bodoh. Hidungnya sama tenggorokannya kesumbat tolol, anak kedokteran kok goblok."

Satu baris ada bagian ngatainnya ya:)))

Yedam mendongak dan menoleh. Detik selanjutnya, siapa yang sangka anak barbar kayak Yedam yang diusik langsung hajar itu akan menitikkan satu air mata secara terus-menerus.

Oke itu detik pertama, soalnya detik kedua siapa yang sangka akan muncul pemandangan adegan kissing yang dilakukan sepihak oleh Yedam.

"Uhuk!" Baik Yedam maupun Jeno sama-sama berhenti bertindak.

"Ambulans udah siap di depan," Yedam dengan sigap langsung menggendong Doyoung, kalau udah kayak gini dia berasa jadi dominan.

Sesampainya di rumah sakit terdekat kalau menurut peta padahal jauh, Doyoung dibawa ke UGD.

Yedam di depan pintu terdiam, tangannya memegang ponselnya sendiri.

Dia lupa kalau dia mengganti nomornya dan tidak menyimpan nomor Doyoung ataupun keluarganya. Dan di tangan kirinya sekarang ada ponsel Doyoung, Yedam tampak menimang-nimang untuk membuka ponsel itu.

Lockscreen ponsel Doyoung bergambar keduanya ketika jadian dulu, malu banget Yedam. Password-nya sih masih sama, tanggal jadian mereka.

"Apa ada hal lain tentang pasien terkait renang?"

Yedam tampak berpikir sejenak kemudian berbisik, "Dia memiliki trauma dengan kolam renang."

Hampir mati tenggelem pas kecil.

Hampir mati tenggelem pas kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



wiiipiii

-jumat, 21 mei 2021

Rich exTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang