It Was Like Slow-Motion

323 42 2
                                    

playing song; The Moment I Knew

Seulgi dengan cemas mencuri curi pandang ke arah pintu, hatinya sedikit gelisah karena seseorang yang dia tunggu tunggu tak kunjung menampakkan wujudnya juga.

tadi Hanbin telah menghubunginya, meminta maaf karena tidak bisa hadir ke acara pesta ulang tahunnya, pria itu mengaku memiliki urusan mendesak di cabang perusahaannya yang berlokasi di Amerika yang memaksanya untuk turun tangan langsung dan menanganinya.

ketika Hanbin merasa sedih karena tidak bisa hadir di acara pesta kekasihnya, Seulgi merasakan hal yang berbanding terbalik sejujurnya, Seulgi tidak keberatan sama sekali jika Hanbin berhalangan hadir, dengan itu dia bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan Irene tanpa harus terganggu dengan kehadiran Hanbin.

namun yang menjadi masalah adalah, tidak ada tanda tanda sama sekali untuk wanita bermarga Bae itu menampakkan dirinya di antara lautan manusia yang sudah datang sedari tadi. tamu Seulgi memang banyak, belum lagi ketika mereka membawa pasangannya masing masing. sudah seperti ajang pamer pacar saja.

berdiri di sudut ruangan, disaat seharusnya ia menjadi limelight di antara keramaian para jet set itu. dan ketika Seulgi bersiap menenggak sampanye dalam shot glass di tangan kanannya, seseorang menghampirinya dan mengambil gelas itu dari genggaman si gadis Kang. Seulgi yang saat itu sedang khawatir sekaligus sedikit mabuk sudah bersiap mengajak orang itu baku hantam.

namun dibawah keremangan cahaya lampu, dia melihat wajah yang dikenalnya, tersenyum sebelum meminum sisa champagne di shotglass yang tadi dia ambil dari tangan Seulgi.

"masa yang punya acara mabuk, sih?"

Seulgi tersenyum. bukan, orang itu bukan Irene, melainkan Bambam, sahabat kecilnya yang sudah lama kembali dan menetap di Thailand. Seulgi sumringah dan memeluk teman kecilnya itu, dahulu mereka sangat dekat seperti saudara karena bertetangga juga. mereka dahulu sangat lengket satu sama lain, apa apa harus berdua. pokoknya dimana ada Seulgi, disana pasti ada Bambam. begitu juga sebaliknya.

tanpa sadar airmata menetes dari mata indahnya, isakan kecil yang dia buat menyebabkan Bambam yang tadi memeluknya sedikit panik, sudah lama memang mereka tak bertemu dan berkomunikasi satu sama lain.

"kenapa lama sekali?" cicit Seulgi dengan tangannya yang masih melingkar di perut Bambam dan wajahnya yang tersembunyi di leher pria itu.

Bambam melepaskan pelukan Seulgi dengan sedikit kesusahan akibat pelukan gadis itu sangat kencang, Bambam menghapus airmata di pipi Seulgi dengan lembut, lalu mendaratkan kedua telapak tangannya yang besar di pipi Seulgi, Bambam tersenyum karena tidak merasakan perubahan sama sekali di pipi temannya itu.

pipi gadis itu masih tembam, masih empuk sama seperti 15 tahun lalu dimana ketika Bambam tidak tahan saat melihat pipi Seulgi yang sangat menggemaskan hingga ia mencium kedua pipi itu tanpa henti sampai Seulgi menangis keras dan merajuk lalu pulang ke rumahnya.

Bambam tertawa kecil mengingat momen itu, bahkan saat itu ibunya sampai memarahinya dan meminta Bambam untuk meminta maaf kepada Seulgi. wajar, karena ibunya sangat menyayangi Seulgi seperti anaknya sendiri. bahkan Bambam merasa posisinya sebagai anak kandung telah digeser oleh Seulgi. namun alih laiu marah, Bambam justru senang. selagi sahabatnya itu senang, dapat dipastikan Bambam juga bahagia.

"kenapa tertawa? wajah aku jelek ya?" tanya Seulgi setelah melihat Bambam tertawa, tangan kecilnya sibuk mengusap usap wajahnya hingga ditahan Bambam, lelaki itu menggeleng. "kamu cantik, kok"

wajah Seulgi memerah, bukan, dia bukannya menyukai Bambam, tetapi Bambam adalah jenis lelaki yang kaku, tidak pandai menyampaikan perasaannya. namun Seulgi tidak tahu apa yang telah dilakukan Thailand terhadap sahabatnya itu, bisa jadi Bambam berubah. namun Seulgi harap itu tidak terjadi, Bambam seharusnya tetap seperti dirinya yang dulu sebagaimana dia telah berjanji kepada Seulgi sebelum dia dan keluarganya kembali untuk menetap di Thailand. perjanjian dua orang batita berusia 4 tahun kala itu.

"ayo duduk," ajak Bambam kikuk untuk memecah keheningan, Seulgi mengangguk dan duduk di salah satu meja di ruangan itu. menuangkan champagne gelas dan menyodorkannya kepada Bambam. tersenyum, Bambam menerima gelas itu sebelum menenggaknya. ada banyak hal yang harus Bambam tanyakan kepada Seulgi, namun disisi lain Seulgi merasakan euforia karena salah satu orang yang sangat dirindukannya telah kembali. sedikit yang dia tahu, sepasang mata tengah mengintainya dari sudut lain di ruangan itu.

to be continued

haduu maaf yaa lupa bangett mau update huhu :( semoga masih ada yang mau baca yaa, eheheh

Love Story; seulreneWhere stories live. Discover now