Chapter 6^

485 47 5
                                    

Happy Reading guys

[.....]

"OY!!!"

"Astaga!!!"

Ini bukan suara yang dikagetin guys ☹, tapi yang ngagetin. Niatnya ngagetin malah dikagetin sama target dengan muka yang amat masam.

Ari ngelirik Haris melalui ekor matanya dengan lesu.

"Muka lo kenapa asem banget goblok! Kaget kan gue jadinya. Kek mau nyungseb selokan tau ga rasanya liat muka lo." Haris dengan dramatis memegang dadanya dan membuat suara nafas sesak menirukan orang yang terkena asma.

"Haris jangan becandain Ari kali ini bisa ga?" Ari berujar lesu dengan tatapan putus asa yang membuat Haris mengerutin dahi bingung.

:Anak bunda emang kenapa heem? Abis dicabulin om-om ya?" kata Haris ngeledek main-main.

"Harissssssssssss huwee.. bunda Haris mulutnya kaya binatang.. hiks." Ari malah mau nangis dong ngedenger ucapan Haris.

Haris bingung campur panik ngeliat bayi besar ngerengek ga tau tempat. "Loh! Kenapa mulut gue dikata kek binatang anjrot. Omongan gue kek gimana emang hah? jangan nagis, malu-maluin dah gede."

"Au ah Haris nyebelin." Ari menekuk kedua tungkainya dan menenggelamkan kepalanya di atas lutut.

"Kalo ada masalah ngomong anjir jangan kaya cewek." Ujar Haris sebal.

"H-haris.. itu loh.." Ari ngangkat kepalanya dan menarik-narik ujung jaket Haris.

"Apa?!" Tanya Haris galak.

"Yang kata kamu om-om huweeee.."

Sebagai kawan yang baik, Haris langsung peka terhadap perkataan Ari meskipun agak lambat karena melalui jaringan 3G.

"HAH?! Serius lo digodain om-om?" Ari menganggukan kepalanya. Haris auto syok. Ini anak monyet kok bisa sampe digodain om-om?!

"Abis pergi kemana lo sampe digodain om-om gitu anjir?" Haris mengguncangkan tubuh Ari dengan panik.

"Ari ga pergi kemana- mana Haris. Tapi om-om nya yang datang ke apartemen.. hiks."

"WHUT?"

"Yang datang Bapak dosen itu Ris."

"DOUBLE WHUT? PAK CHANDRA? Jangan ngadi-ngadi Anda Maemunah." Haris semakin kencang mengguncangkan tubuh Ari. Ari hanya menggelengkan kepala isyarat bahwa dia tidak berbohong.

Haris mendapatkan firasat buruk, ia tak mau kawanan monyetnya ini kenapa-kenapa. "Anjer kok dosen kek gitu. kalo ketemu lagi jangan ladenin. Hati-hati. Perasaan gue ga enak. Menghindar sebisa mungkin. Kalo ada iming-iming ga oleh diterima. Kalo ngajak atau apapun itu, tolak, kalo--"

"Ga bisa Ris."

"loh? hah?"

Ari menghela nafas lalu bercerita dengan sedih. "Kemaren Pak Chandra udah ngasi iming-iming-iming, Ari ga bisa ngindarin Pak Chandra lagi."

"Lo diimingin apa sama Pak Chandra? Uang? Mobil? Apartemen? Tolak. Balikin sebelum ter—"

Sebelum Haris nyelesein kata-katanya, Ari udah motong perkataanya dengan cepat.

"ARI GA BISA NOLAK APALAGI BALIKIN HARIS!!! Albumnya udah Ari unboxing. Mana ada hadiah yang limitide nya itu loh. Ari jelas ga bisa balikin! "

"Tolol. Pantesan mau." Ujar Haris datar.

"Harisss.." Ari merengek.

"Ya mampusin aja kalo gitu. Salah lo sih, bukan salah gue." Haris natep Ari sinis saking keselnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Male Mother ♤ChanMin♤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang