Side B - 02

222 40 8
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

DUA TAHUN LALU

Chaeryeong selalu datang saat mentari akan tergelincir dari singgasananya. Langkahnya tak selalu dihiasi senyum, terkadang ia menghentak kaki bahkan masih memaki. Hadirnya di kafe Haechan selalu disambut senyum oleh pemuda itu, dengan secangkir minuman yang beberda tiap kalinya. Kali ini pun gadis itu tiba, dengan dorongan kasar pada pintu kafe. Dua pasang mata itu saling bertemu, Haechan berjalan meninggalkan bagian kasir untuk menghampiri.

Chaeryeong di tempatnya menunggu, dengan bibir merengut ingin cepat meluap kesal. Haechan ulurkan sebuah minuman bewarna merah jambu.

"Strawberry Frappucino," ucapnya setelah Chaeryeong menyeap minumanitu.

Gadis itu menoleh ke segala arah, seakan ingin membaca situasi yang terjadi petang ini. Lalu ia kembali menatap kekasihnya dengan pandangan lugu. Ya, mereka sudah menjalin hubungan.

"Kau Lee Chaeryeong kekasihku, bukan Letnan Lee Chaeryeong," ia usak rambut itu hitam itu gemas.

"Temani aku?" tanyannya ragu.

Haechan mengangguk, lalu meninggalkan Chaeryeong sesaat. Adanya ia sedang berpamitan dengan pekerja kafenya. Pengganti Haechan di kasir melambai pada Chaeryeong, tak ada salahnya menyapa kekasih atasan sendiri. Haechan kembali, lebih dulu membukakan pintu untuk Chaeryeong keluar.

Hanya dua langkah yang terayun seirama, tanpa ada genggaman tangan di antaranya. Dua tangan Chaeryeong memegang minuman, sedangkan Haechan berada di dalam saku celana "Surat penagkapan tidak keluar," bibir itu terbuka mengucap resah.

Haechan menoleh, menatap sang pujaan hati dengan dahi berkerut. "Bukankah buktinya sudah ada?" ia sahuti itu seakan paham pekerjaan Chaeryeong.

Satu sentakan kaki menghentikan langkah si gadis. "Itu maksudku! Semua bukti sudah lengkap, tapi ketua timku tak berhasil mendapatkan surat penangkapan. Aku yakin mereka yang di atas telah disuap!" seakaran gelora amarah berkibar di balik tubuhnya.

Haechan tarik satu tangannya keluar, kini terulur merangkul pundak kecil sang polisi. "Jika kau yakin, kau pasti bisa menangkap para penjahat itu. Aku sedang membalikkan seluruh kalimatmu untuk dirimu sendiri."

Chaeryeong mendengus, langkah membawa mereka pada sebuah taman kota yang tak jauh dari kafe Haechan. Terlihat jika keduanya sudah biasa mendatangi tempat ini, bahkan hapal letak tempat berteduh yang nyaman di bawah pohon rindang, atau sekedar meluruskan kaki di padang rumput.

"Malam ini kalian melakukan pengintaian lagi?" tanya Haechan seraya keduanya mendudukan diri di bangku taman.

"Tentu saja. Kau yakin aku bisa, itu artinya aku akan mendapatkan para cecunguk sialan itu!"

From Me to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang