🄿🅁🄾🄻🄾🄶

71 7 3
                                    

( Piece )



Klik klik kli–

Jam yang melingkar apik di pergelangan tangan mungil itu baru saja berbunyi pertanda hari telah berganti, udara malam yang memang sudah dingin bertambah dingin di tambah hembusan - hembusan pelan dari beberapa pepohonan yang tumbuh di pinggiran jembatan.

Lantas...semua itu sama sekali tak mempengaruhi sosok manis bertubuh mungil yang sedang terduduk di atas jembatan panjang dengan kedua kakinnya yang dia selonjorkan ke depan, padahal dia hanya mengenakan satu kaos putih polos dan satu kemeja yang sama putihnya dengan bawahan celana jeans biru langit.

Tes

Perlahan dua manik cokelat miliknya itu mengeluarkan bulir - bulir bening yang kembali membasahi dua pipi gembilnya.
Menatap langit gelap di atas sana yang sering di taburi oleh cahaya cantik itu, namun tidak untuk malam ini. Semesta seolah tahu apa yang sedang di alami oleh lelaki manis itu sampai tak mau menampakan cahayanya, membiarkan si manis menenangkan diri sendiri tanpa ada yang menganggunya.

"I hate myself"

Satu gumaman yang terdengar lirih keluar dari bibir semerah ceri miliknya di susul dengan dirinya yang langsung bangkit dari duduknya serta menghapus bulir - bulir bening yang masih saja keluar.

Walau tak bisa melihat apa pun dalam keadaan gelap ini, Jisung–pemuda manis bertubuh mungil itu yakin bahwa air di bawah jembatan yang sedang dia pijaki saat ini pastilah sangat dalam.

Membayangkan dirinya yang melompat turun ke bawah sana dan mati tenggelam, membuat kedua sudut bibir semerah ceri milik Jisung terangkat membentuk satu senyuman miris. Dirinya tentu akan merasa sangat tenang setelah melakukan hal itu, karena dia tak perlu memikirkan bagaimana kehidupannya kedepan, tak perlu menyembunyikan segala rasa iri, tidak perlu berpura terlihat baik - baik saja, dan lain sebagainya yang membuat seorang Jisung benci pada dirinya.

Tes

Apa mereka tidak akan menangis jika dia––tentu saja tidak!!!.

"Memangnya apa yang kau harapakan Han Jisung?"

Tes

Tes

Perlahan tapi pasti kedua kaki mungil Jisung mulai menaiki pinggiran jembatan itu, dan setelah berdiri sempurna di atas pinggiran jembatan tua itu, sebuah senyuman miris kembali terbentuk di bibirnya.

"Aku benci diriku dan aku akan segera mengakhirinya"

Byur

To Be Continue

Love Yourself - MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang