Perihal Rindu dan Waktu

190 32 4
                                    

Halo🙂
Ve disini, langsung aja ya...
Sorry for typo(s)
Hope you like it
Happy reading

❤❤❤❤❤❤❤

Jun duduk termenung bersandar pada punggung sofa di ruang tamu dormnya. Di hadapannya sebuah laptop menyala menampilkan video konten 520 day yang entah telah diputar untuk ke berapa kali. Satu tangannya memeluk putri tersayangnya sedangkan satu tangan lainnya menggenggam kalung berbandul 3 warna miliknya.

Pikirannya melayang dan berhenti pada ingatan dimana dia menceritakan tentang makna 3 warna pada bandul kalung tersebut. Dalam livenya di salah satu media sosial, dia masih mengingat dengan jelas kalau dia mengatakan warna hitam untuk musik, biru untuk keluarga, dan merah muda untuk cinta. Saat itu dia begitu merindukan sosok pria yang memiliki 3 hal itu. Pria itu, semestanya, keluarganya di negara yang bukan tanah kelahirannya, pelengkap dari vokalnya dalam dunia musik, juga cintanya.

Lalu lagi-lagi pikirannya melayang jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu lagi-lagi pikirannya melayang jauh. Hingga jatuh pada saat dimana dia melakukan rekaman untuk event 520 day. Saat itu lagi dan lagi dia merindukannya, sangat, hingga rasanya begitu lelah. Sosok pria yang sama, yang selalu memberi perhatian penuh pada tiap untaian kalimat yang keluar dari bibirnya, apapun itu, tak peduli penting atau tidak. Nyatanya sesederhana apapun hal yang Jun ceritakan, pria itu selalu menjadi pendengar terbaiknya, bahkan jika tak ada satupun orang lain yang akan mendengarkannya, Jun akan selalu memiliki Luke sebagai pendengar setianya.

Luke, pendengar terbaiknya, terhitung sudah 2½ bulan lamanya tak berada di sisinya hingga hari itu, tepat saat event 520 day. Luke berada puluhan kilometer jauhnya dari tempatnya berada saat itu, di negeri tirai bambu, untuk memenuhi panggilan kerjanya. Membuat Jun merasakan kekosongan besar. Jun selalu menceritakan apapun untuk sekedar diperhatikan sedikit lebih lama oleh Luke. Namun saat ini, ketika dia memiliki begitu banyak cerita, Luke tak ada di dekatnya.

"Lalu apa gunanya aku memiliki banyak cerita" batin jun begitu nelangsa kala itu.

Awalnya Jun kira dia akan baik-baik saja. Dia masih bisa menelfon atau sekedar bertukar pesan lewat aplikasi chatting. Namun setelah beberapa waktu Jun sadar bahwa dia tak bisa terus menerus berkomunikasi dengan intensitas tinggi. Luke memiliki jadwal yang padat, pun sisa waktunya yang tak banyak, Jun ingin Luke memanfaatkan sedikit waktunya itu untuk istirahat dan menyapa fans yang mulai jarang diajak Luke berkabar. Sungguh, Jun berusaha menahan diri dan tak ingin menjadi egois.

Jun juga mencoba bersenang-senang bersama yang lain untuk sekedar melupakan rasa rindunya. Namun di ujung hari, Jun pada akhirnya akan kembali merasa sendiri. Pun nyatanya pada malam-malam dimana dia terjaga sampai larut, rasa rindu itu menjadi tak tertahankan. Hingga tak jarang Jun memilih tumpahkan perasaannya pada musik.

Walau Jun mulai terbiasa akan kesendiran. Walau Jun sering kali merasa cukup dengan dia tau bahwa Luke telah makan dan istirahat dengan baik. Namun Jun tak bisa berbohong, rasa rindunya kadang terasa sangat menyesakkan hingga dia tak tau harus berbuat apa lagi.

Semesta kecilnya Luke dan Jun || Luxiao 🖤🤍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang