BAB I

15 3 0
                                    


Sejauh aku berjalan, yang terlihat hanyalah puing-puing bangunan yang pernah berdiri dengan tegak 1 tahun yang lalu. Kalua kuingat-ingat lagi, semuanya mulai sejak kedatangannya yang awalnya hanya dipikir sebuah lelucon tetapi sekarang menjadi sesuatu yang mengerikan untuk diingat. Segala mulai berubah sekitar 1 tahun yang lalu, yang awalnya aku hanya seorang pencari kerja sekarang menjadi seorang pejuang untuk melindungi manusia dari kepunahannya, ya segalanya mulai berubah sejak hari itu.

-23 mei 2104, 1 hari sebelum kedatangannya-

"Seperti itu pak, oleh karena itulah saya berfikir bahwa perusahan bapak adalah yang terbaik dari yang terbaik"

"Begitu ya.. baiklah terimakasih banyak atas jawabannya, silahkan saudara bisa keluar dari ruangan ini dan menunggu kabar dari kami selanjutnya"

Setelah itu aku langsung berdiri dan mengucapkan terimakasih, lalu bergegas meninggalkan ruangan setelahnya.

Seperti yang kuduga, sepertinya kali ini pun aku tidak akan diterima diperusahaan ini, kau tau mengapa? Mereka terlihat tidak puas atas semua jawaban yang kuberikan, serius hal ini membuat ku frustasi, aku sudah mencari kesana kesini lalu mendaftar keperusahaan manapun selama 2 tahun ini tetapi tidak ada satupun yang menerimaku, sungguh aku pria yang menyedihkan

"Hahh.. kuharapa dunia ini hancur saja atau setidaknya dunia ini berubah menjadi tempat dimana seseorang tidak butuh pekerjaan untuk dapat menikah"

Yah seperti itulah bualanku setiap waktu tau akan ditolak setelah wawancara

Tak selang beberapa lama akhirnya aku sampai dirumah, yah walaupun tempat ini tak bisa kau sebut sebagai rumah yang hangat.. karena yaa hanya aku seorang yang tinggal disini sendiri

Beberapa tahun yang lalu keluargaku terlibat kecelakaan maut yang merengut nyawa mereka, yahh kejadiannya cukup rumit saat itu dan karena hal tersebut aku berusaha berubah menjadi orang yang lebih baik daripada sebelumnya

Selagi aku merenenungkan masa lalu ku itu, tiba tiba terdengar suara handphone ku berdering dan terpampang nama "Risa" dilayar depannya

*suara telepon*

"ar.. kamu sudah pulang dari wawancara? Sudah sampai rumah? Sudah liat berita belum"

"Oyy oyy risa, santai dikit napa satu satu tanyanya, iya aku udah sampai rumah ini baru selesai wawancara, berita? Emang ada apa disana? Biasanya juga rebut-ribut politik doang kan.."

"Gaaa.. bukan ar, ada sesuatu yang aneh tiba-tiba muncul diseluruh dunia, semua pada gempar sekarang"

"Haa?? Aneh? Apaan yang aneh sih.. bentar aku nyalain TV dulu.."

"..."

"Tuh kan kaget juga.. sekarang semua dunia lagi panik sama itu, polisi, tentara, ilmuwan semua dikerahin buat nyari tau itu apaan"

"Sejak kapan 'itu' muncul Ris?"

"Entahlah, aku juga kaget, abis belanja langsung ada 'itu' diberita"

"Ahh okee.. untuk sekarang kamu sama keluarga kamu jaga diri aja dulu, siapin segala sesuatunya mulai dari obat-obatan, makanan dan lainnya, sekarang kabarin keluarga kamu untuk pulang nanti aku kesana buat ikutan siaga juga"

"Untuk apa itu semua ar? Terus siaga buat apa?"

"Udah ikutin aja dulu apa kataku, nanti aku bakal ceritain semuanya kalau semua ini bukan sesuatu yang aku pikirin, pokoknya nanti aku kesana sekitar malem karena aku juga perlu persiapan"

"Ahh oke deh aku kabarin yang lain dulu, kalau mereka ga percaya biar aku yang nyiapin semua katamu itu"

"Oke Ris, makasih ya.. dah"

Setelah itu aku langsung menutup telefonnya dan bergegas menyiapkan segala hal yang kuperlukan

***

Serius, aku tak pernah berharap hal ini akan terjadi.. ya memang aku pernah berfikir bahwa lebih baik dunia ini hancur atau semacamnya, tetapi tidak secepat ini

Ya aku masih belum yakin apakah hal ini sama seperti yang kupikirkan atau tidak, tetapi tidak ada salahnya untuk bersiap akan kemungkinan terburuk bukan?

Setelah aku menutup telefon sebelumnya aku langsung bergegas menyiapkan segala hal mulai kebutuhan hidup dan bertahan hidup, seperti makanan, pakaian, obat-obatan, minuman dan juga 'senjata'

Yaa, hal terakhir tersebut sangat aku perlukan untuk scenario terburuk yang aku pikirkan, tetapi sebaiknya aku sembunyikan terlebih dahulu agar tidak membuat yang lain panik saat aku sampai sana

Setelah menyiapkan segala hal, waktu sudah berlalu hingga pukul 9 malam yang artinya jika scenario terburuk tersebut benar adanya maka esok akan menjadi hari yang sangat mengerikan

Aku langsung segera bergegas pergi menuju lokasi Risa setelah semuanya siap

***

-Beberapa jam sebelumnya-

"Duhh apaan sih ardian itu.. tiba-tiba nyuruh orang beli macem-macem abis liat berita gitu, kayak bakal ada serangan alien aja deh..."

Aku langsung menelefon keluargaku yang lain sesaat setelah Ardian menutup telefonnya dan ya seperti kebanyakan orang mereka bingung kenapa aku tiba-tiba menyuruh mereka pulang dan membeli banyak keperluan, tapi untungnya mereka mau mendengarkan ku.. walaupun aku tidak bisa memberi penjelasan yang bagus karena si Ardian itu.. *hahhh*

Yahh tapi karena dia menyuruhku dan keluargaku untuk begitu pasti ada alasan dibaliknya sih, sepertinya nanti malam dia bakal ngasih tau segalanya.. kalau ga dia bakal abis kena omelan keluargaku yang lain..

Aku kemudian langsung bergegas untuk membeli keperluan seperti yang dikatakan Ardian

.

.

Setelah semua keperluan kubeli, aku langsung pulang dan melihat keluargaku yang lain sudah sampai dirumah

Kemudian mereka langsung bertanya kepadaku tentang ada keperluan apa hingga mereka harus pulang dan membeli semua itu, mulai dari ibuku, ayahku dan juga adikku

Tapi karena aku tidak tau harus menjelaskan apa, aku hanya bisa bilang bahwa Ardian lah yang meminta mereka melakukan itu

Setelah mendengar itu mereka langsung menghela nafas dan berkata "Baiklah, kami akan menunggu kejelasan dari Ardian nanti"

Saat itu waktu menunjukan pukul 20.30

***

No-NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang