BAB II

9 3 0
                                    

Sepanjang jalan aku menuju rumah Risa, aku terus mencoba untuk mengingat segala hal yang bisa kuingat tentang hal 'itu' tetapi, seberapa kuatpun aku mencoba untuk mengingat hanya Sebagian kecil saja yang bisa kuingat

Tetapi hal yang paling bisa kuingat adalah 'kekejaman itu', hingga membuat diriku merinding terus menerus

Selang beberapa waktu akhirnya aku sampai ke rumah Risa sekitar pukul 22.30, oh iya aku lupa mengatakan ini bahwa keluargaku dan keluarga Risa merupakan teman sejak lama, jadi ya bisa dikatakan bahwa kita ini seperti saudara

*dingdong*

Aku langsung menekan bel didepan rumah Risa begitu turun dari mobil

Tak lama, Risa langsung membukakan pintu untukku dan begitu masuk aku melihat seluruh keluarga Risa sedang menunggu kedatanganku

"Ardian! Bisa segera kau beritahu alasan kenapa kamu menyuruh kita semua untuk melakukan hal itu?"

"Ayahh.. sabar sebentar bisa ga, kasian Ar baru sampai masa udah langsung ditanya-tanya aja"

"Tidak apa-apa Ris, aku memang berencana langsung memberitahu mereka apa yang mungkin bisa terjadi di hari esok"

"Baik, kalau begitu bisa kau cepat beritahu kami!"

Setelah itu aku menceritakan tentang apa yang kuingat tentang 'itu' yang muncul hari ini

"Mimpi? Kau bilang semua itu dari mimpimu? Hahh.. kau gila ya Ardian? Hanya sesuatu dari mimpi yang kemudian muncul hari ini kau langsung panik? Bisa jadi 'itu' hanyalah property yang dibuat untuk film atau hanya kerjaan orang iseng kan?"

"Iyaa memang ada kemungkinan seperti itu, tetapi 'itu' sangat mirip denga napa yang ada di mimpi ku, mengenai letak, jumlah dan lainnya itu sangat mirip sekali dan aku tidak mau untuk kehilangan seseorang yang sudah kuanggap keluarga karena keterlambatanku"

"Haa omong kosong, kau hanya berkhayal saja dan membuat kita panik, sudahlah lebih baik aku istirahat saja, hanya buang-buang waktuku saja"

Setelah itu ayah Risa pergi meninggalkan ruangan dan diikuti oleh ibu dan adiknya, yang tersisa diruangan saat ini hanya aku dan Risa saja

Selama beberapa saat, suasana antara aku dan Risa cukup canggung

"Umm.. Ar, mungkin sebaiknya kamu istirahat juga, kamu capek kan baru sampai juga"

"Tidak Ris, aku ingin memastikan apakah 'mereka' akan keluar dari 'itu' malam ini"

"'mereka' Ar? Siapa 'mereka'?"

"Entahlah Ris, tapi yang kutahu 'mereka' sangat berbahaya"

"Eee.. oke Ar, sepertinya kamu memang harus istirahat dulu, mungkin kamu masih lelah karena hari ini juga kan abis wawancara kerja dan biarkan 'itu' diurus oleh pihak yang berwajib saja Ar, ayo aku antarkan ke kamar tamu"

"Tapi Ris.."

"Sudah, tidak ada tapi-tapian, ayo sekarang istirahat dulu"

"Ya.. baiklah Ris.."

Kemudian aku mengikuti Risa untuk pergi ke kamar tamu dan tak lama setelah berbaring tubuhku langsung kehilangan kesadarannya

***

-24 Mei 2104, kedatangan 'mereka'-

-Pukul 00.00-

-Lokasi : Indonesia bagian barat, daerah sekitar keberadaan 'itu'-

Tiba-tiba saja, seluruh bagian 'itu' yang awalnya seperti gada, terbuka dan mengeluarkan cahaya yang sangat terang hingga menyerupai datangnya matahari didaerah sekitar itu dan membuat seluruh daerah menjadi panik

No-NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang