Mission One

15 5 0
                                    

Lampu menyorot sebuah lantai marmer hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lampu menyorot sebuah lantai marmer hitam. Seorang gadis dengan rambut pirang tampak sedang menenggak segelas air dingin, mengeluarkan suara 'ah' kecil sebelum menaruh kembali gelas kaca itu ke tempatnya.

"Rosie, bersiap. Lima belas menit lagi konser akan dimulai."

Seorang gadis berpakaian jaket kulit duduk di samping gadis berambut pirang itu-Rosé. Dia menuangkan air dingin dari botol yang memantulkan sinar kehijaun ke gelas kecil, mendekatkannya ke mulut kemudian menuangkan isinya ke dalam kerongkongan.

"Oke, Unnie. Biarkan aku menghabiskan camilanku dahulu, tersisa satu lapis lagi sebelum benar-benar habis. Akan sayang jika camilanku hanya tersisa sesedikit itu," kata Rosé.

Gadis itu bangkit dari kursinya, berjalan menuju ke meja yang penuh dengan alat rias. Sebuah kotak makanan disentuh gadis itu dengan kukunya, diketuk-ketuk pelan kemudian diambil. Senyuman tipis terukir di wajahnya, kali ini dia menarik tutup kotak makanan itu dan mengambil isinya-sebuah cookies.

"Lipstick yang kau kenakan sedikit memudar, Rosie. Sebaiknya kau tidak memakan camilan sebelum menaiki panggung," kata gadis berjaket kulit itu.

"Aku paham, Jennie-unnie, tapi memakan camilan sebelum konser adalah sesuatu yang nikmat. Kau harus mencobanya lain kali, aku serius."

"Tidak, Rosie, aku harus menjaga berat badanku. Jika naik sedikit saja, aku khawatir para pembenci grup kita-terutama pembenciku-akan mengungkapkan pikiran buruk mereka," ujar Jennie.

"Unnie, sudahkah kau memeriksa rap versi baru yang akan ditampilkan? Aku masih sedikit bingung dengan bagian setelah milikmu."

Gadis lain datang menghampiri kedua gadis itu, dengan cepat mendudukkan diri di sebuah kursi. Rambut oranye miliknya sedikit terkibas saat dia menoleh ke arah Jennie.

"Ya, aku sudah memeriksanya. Bagian mana yang kau bingungkan? Kau bisa melakukan improvisasi nanti jika semisal kau tetap bingung dengan hal itu," balas Jennie.

"Tentu," kata gadis berambut oranye itu dengan senyum lebar.

"Aigoo, kau terlalu mengkhawatirkan begitu banyak hal, Lisa-ya. Tidak seperti biasanya yang bersantai sebelum konser," timpal seorang gadis berambut hitam.

"Entahlah, Jisoo-unnie, aku merasa seperti ... 'lakukan yang terbaik, Lisa!' sesuatu seperti itu," kata gadis berambut oranye itu.

Keempat gadis itu tertawa bersama. Mereka lalu berdiri, mengulurkan tangan masing-masing kemudian menumpuknya. Gadis berjaket kulit melirik ke arah Rosé.

BLACKPINK On A MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang