🍭 Empat Belas

359 76 10
                                    


Setelah semua temannya pamit pulang, Yunseong masih di bawah sebentar untuk membereskan beberapa hal. Ia baru kembali ke kamar saat jam sudah menunjukan pukul sepuluh lewat. Niatnya langsung membersihkan diri dan istirahat. Besok ada kelas pagi.

Tapi, niatnya itu urung ketika maniknya tidak sengaja melirik ke arah pintu balkon dan menemukan adanya pergerakan di sana. Saat semakin didekati, dapat ia lihat dengan jelas kalau itu Minhee--sibuk mondar mandir dengan ponsel di tangannya.

Cukup penasaran dengan apa yang bocah itu lakukan di luar sana, lelaki Hwang itu lalu menggerakan tangannya untuk membuka pintu balkon. Sekalian, ia juga ingin mengatakan sesuatu pada bocah manis itu.

"Loh? Kak malaikatku sayang belum tidur?"

Yunseong tidak memberikan jawaban. Diam-diam ia mengulum bibir karena ucapan pemilik marga Kang itu. Entahlah, ia juga tidak tahu kapan si manis akan berhenti memanggilnya seperti itu.

"Harusnya saya yang nanya gitu sama kamu." Berucap tenang, lelaki Hwang itu lalu berjalan ke arah pembatas balkon kemudian menumpuhkan lengannya di sana sebelum menatap si manis yang sudah berdiri tenang di salah satu sudut balkon.

"Emangnya kenapa?"

"Kamu balik dari rumah saya udah dari tadi loh, dek. Udah jam segini juga. Kenapa kamu belum tidur?"

Minhee tidak langsung memberikan jawaban. Bocah itu terlihat memainkan bibirnya sesaat sebelum bergerak memasukan ponselnya ke dalam saku celana.

"Tadi masih nugas."

"Terus sekarang?"

"Lagi ngehubungin Juno biar besok berangkat bareng. Kak Daniel sama kak Hye gak bisa nganter soalnya ada kerjaan. Ayah sama bunda besok pagi-pagi mau ke rumah sodara."

"Emang selama ini kamu gak berangkat sama Juno?"

Entah apa yang salah dari pertanyaan yang Yunseong ajukan, Minhee langsung mencuatkan bibirnya setelah pertanyaan itu selesai. Raut wajahnya juga mengeruh begitu saja.

"Juno mah sekarang ada gebetan. Saya dilupain." Jawab bocah itu kemudian. "Sialan emang punya temen. Seneng aja sama gebetan, nanti susah baru nyari saya. Cih, tai gajah."

Hah?

Kenapa jadi tai gajah?

Sudahlah, suka-suka Minhee saja.

Lagi pula, ada hal lain yang lebih Yunseong pedulikan setelah mendengar ucapan Minhee itu.

"Terus, besok gimana?"

"Gak tahu, Juno ilang."

"Berangkat sama saya aja gimana?"

"AYO, KAK---EH? APA?"

Kali ini, Yunseong tidak menjawab. Lelaki Hwang itu memilih untuk berdiri dengan benar sebelum bersandar dengan belakang di pembatas balkon (gimana sih heh, jelasinnya? Pokoknya gitulah) sebelum menoleh dan menatap Minhee yang masih melotot ke arahnya--setelah mengajukan pertanyaan tadi.

"Jangan keras-keras suaranya, dek, udah malam."

Pelototan Minhee menghilang, kini digantikan dengan delikan kecil. Bibirnya juga kembali mencuat tanda tidak senang.

"Kan saya kaget, kak."

"Kaget, tapi gak harus kayak gitu juga."

"Ya, suka-suka saya dong, reaksi saya ini."

"Gak bisa gitu, dek. Ini udah malam, kalo ada yang ngerasa terganggu gimana?"

"Tinggal baku hantam."

Haduh bocah ini...

Menggeleng pelan, Yunseong lalu memposisikan dirinya untuk menghadap Minhee agar bisa menatap bocah itu lebih jelas.

"Besok, berangkat sama saya." Lelaki Hwang itu lalu berucap demikian. Mengambil jeda sesaat untuk menatap wajah Minhee lebih lama sebelum melanjutkan ucapannya. "Gimana? Mau gak?"

Si manis diam sesaat, sebelum menggerakan kepalanya untuk mengangguk. "Ya, mau." Jawabnya kemudian.

"Oke." Menyahut santai kemudian, lelaki Hwang itu lalu mengalihkan tatapannya dari Minhee sambil kembali menumpuhkan lengannya di pembatas balkon. "Besok kelas pagi atau?"

"Jam sepuluh."

"Ya, saya kelas pagi."

"Terus saya gimana dong, kak?" Bocah itu terlihat agak panik saat ucapannya tadi terdengar santai. "Masa udah ngeiyain buat berangkat bareng tapi kakaknya kelas pagi terus saya jam sepuluh? Kak, saya gak mau bangun pagi besok. Gak mau tahu, pokoknya kakak harus jemput saya besok."

Heem, gak tahu diri ya?

Iya, emang gak tahu diri. Ini kalau teman-temannya yang lain, Yunseong auto ajak baku hantam aja udah.

Tapi ini Minhee, bro.

Lain lagi ceritanya. Karena Yunseong udah gemes sendiri sama kelakuan tuh bocah satu.

Jadi, yang lelaki itu lakukan setelah ucapan panjang Minhee selesai adalah ia yang terkekeh kecil.

"Iya, iya. Habis kelas saya langsung balik ke sini buat jemput kamu."

"Emang bisa? Kakak gak ada kelas lagi?"

"Bisa. Kamu tenang aja. Lagian, kelas saya yang berikutnya masih jam satu siang kok."

"Terus pulangnya gimana? Saya nanti ada kelas jam tiga lagi, kak."

"Ya, saya tungguin."

Yunseong tidak tahu pasti apa yang Minhee pikirkan--itu sudah jelas. Tapi bocah itu terlihat memincingkan mata, menatapnya dengan curiga setelah ia selesai dengan kalimat tadi. Tiga detik kemudian, tangan kanan bocah itu terulur untuk menunjuk wajah Yunseong.

"Ngaku cepet! Kayak gini biar apa? Biar saya baper kan?"

"Ngaku cepet! Kayak gini biar apa? Biar saya baper kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Thank you...

FATE || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang