Renju-Saeron-Sanha

10 6 7
                                    

Napas Saeron memburu. Ia ketakutan setengah mati.

Pria paruh baya itu memberi kode pada bodyguard untuk memisahkan Sanha dan Saeron.

"Anda siapa?? Papa saya... BUKAN ANDA" Jerit Saeron, ia bahkan tidak mampu menatap mata pria paruh baya.

"Aku, papa mu. Jong Hoon. Kim Jong Hoon"

"Enggak... LEPAS OY.. siapa kalian?" Sanha memberontak. Ia sekuat tenaga berusaha tidak melepaskan tangan Saeron meskipun Ia sedikit dikasari.

"SANHA,,, JANGAN SAKITI ADIK KU" teriak Saeron saat tubuhnya juga dihalangi oleh 2 bodyguard untuk menarik Sanha kembali.

"Kak,, aku adik mu,, BUKAN DIA" Renjun tak mau kalah. ia mendekati Saeron. "Kak..." lirih Renjun. Ada rasa kecewa disana.

Saeron benar-benar tidak bisa menahan air matanya.

"Sanha adik ku. BUKAN KAU... BUKAN" teriak Saeron histeris

Kejadian tersebut membuat para warga sekolah yang melewati parkiran berkerumun. tetapi tidak ada yang berani membantu mengingat tubuh 10 bodyguard itu besar-besar.

Sanha yang dibawa menjauh meskipun sudah melawan sekuat tenaganya akhirnya terbantu oleh Mark. Ia meminta Mark membawa Saeron yang langsung disetujui.

Mark menarik Saeron dan membawanya lari. Mereka Berlari menyeberangi jalan.

"SAERON" teriak pria yang mengaku ayah Saeron.

Tetapi Saeron tidak berbalik sedikit pun melihat pria itu. Ia sempat melihat Sanha yang dikepung beberapa bodyguard. Sanha terjatuh. Ia menatap khawatir.

"Sanha akan baik-baik aja Sae" Mark meyakinkannya.

Bodyguard orang itu tetap mengejar mereka. Mark membawa Saeron ke gang-gang kecil. mereka berlari sekuat tenaga.

"ayo Sae" Mark terus menarik Saeron ketika Saeron hendak berhenti.

Mark menarik Saeron saat menemukan tempat untuk bersembunyi. mereka bersembunyi di dalam pekarangan kecil sebuah rumah kosong.

Napas mereka memburu. "Mark, Sanha..." Mark menutup mulut Saeron. Meminta Saeron untuk tidak mengeluarkan suara.

sore itu cerah, tapi berubah menjadi mendung dan mengeluarkan hujan yang sangat deras. meskipun begitu Mark masih bisa mendengar suara para bodyguard itu mencari mereka.

Mark segera melepaskan tasnya. menaruh diatas kepala Saeron untuk melindungi gadis itu.

"Mark,, gue takut" lirih Saeron pelan. Ia tertunduk dalam, lalu menangis. "maaf, karena gue.. elo.."

Mark menghelas napas "Sae..." Mark menatap mata gadis bersurai coklat dan panjang yang ada dihadapannya itu.
"gak perlu minta maaf, gue akan lindungi lo... gue janji,, gak akan ngebiarin lo dibawa sama orang-orang itu" tutur Mark pelan.

Saeron mengangguk mengerti. tetapi air matanya tak berhenti mengalir. "Sae, jangan nangis. ada gue" bisik Mark, mengusap rambut Saeron yang basah terkena tempiasan hujan.

*

*

*

*

*

Renjun menatap papanya dari samping "seandainya kau tidak pengecut, aku tidak akan terpisah dari saudara ku" ujar Renjun sinis

Kim Jong Hoon menghela napas kasar. "jaga bicara mu" ucap Jong Hoon memperingatkan

"kau bahkan tidak bisa membawa anak tiri mu ke rumah karena takut dengan kakek" sindir Renjun.

Kembar?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang