Seperti malam-malam sebelumnya. Setiap jam dinding berwarna pink pastel yang menggantung di tembok bercat abu-abu muda itu menujukkan waktu pukul 21.00 WIB, Raihanah segera mematikan lampu kamarnya dan segera menjatuhkan tubuhnya di atas kasur nyamannya setelah ia membaca do'a.
Tunggu dulu, benarkah secepat itu Raihanah akan terlelap? Tentu saja, tidak. Setelah Raihanah menyetel alarm pada androidnya, ia pun segera memutarkan murottal dari Qori' favoritnya sebagai pengantar tidurnya.
Aldevaro Xavier Afkar, seorang Qari' asal Indonesia yang beberapa bulan lalu sempat dikenalkan oleh sahabat kecilnya, Raniah, telah membuat Raihanah jatuh hati. Satu-satunya cita-cita Raihanah yang sulit diraih ialah ketika ia dapat mendengarkan suara Afkar secara langsung sebagai pengantar tidurnya. Bahkan, Raihanah seringkali memanggil-manggil nama Afkar ketika mendengarkan murottalnya seperti pada malam ini.
"Afkaar... Afkaarr... Afkaarrr..."Raihanah menepuk-nepuk wajah seseorang di sampingnya.
"Kenapaa?" Pemilik wajah itu pun terbangun dan memiringkan badannya menghadap sumber suara yang memanggilnya sambil menggenggam tangan Raihanah yang menepuk wajahnya.
Hei. Tunggu dulu. Raihanah mengernyitkan dahinya. Sekali lagi ia menepuk-nepuk tempat yang sama.
"Pipi..." Raihanah menyebutkan setiap daerah yang ia sentuh.
"Hidung..."
"Mata..."
"Bibir...""Kenapa sih? Mau aku cium?" Sekali lagi, suara yang sangat dikenali Raihanah menyapa telinganya dengan sangat nyata.
"WOAA!!" Raihanah segera terbangun dan menarik mundur tubuhnya menjauhi sosok pria yang berada di atas kasurnya.
"LO SIAPAAA??!!" Dengan tubuh yang gemetar, Raihanah membungkam mulutnya agar tidak menimbulkan keributan yang dapat membangunkan seisi rumahnya di malam yang semakin larut ini.
Haahhh... Tunggu dulu. Tung-gu du-lu. Rasanya potongan cerita ini terlalu cepat untuk disuguhkan sebagai prolog.
Okay. Tenang. Baik, kita mulai lagi dari awal. Coba kita mundur lagi pada ptongan kisah yang sedikit jauh dari sebelumnya.
-------
Hari ini adalah rangkaian terakhir dari acara perpisahan Raihanah dengan teman-teman satu angkatan SMPnya, setelah kemarin mereka melangsungkan kegiatan wisuda untuk melepaskan gelar sebagai siswa berseragam putih-biru. Sudah menjadi sebuah ritual di SMPnya, bahwa setiap angkatan diberikan kebebasan untuk menentukan kegiatan perpisahannya sendiri dengan nuansa nonformal. Itulah alasan Raihanah pagi ini berada di sebuah kafe yang jika saja dia bisa berbicara, mungkin dia sudah amat sangat muak melihat kedatangan Raihanah yang sejak dua tahun terakhir menghabiskan sebagian besar sisa harinya di kafe ini. Oleh karena itu, sudah sangat jelas, jika ide melakukan ritual perpisahan terakhir di kafe ini, bukan hasil dari pemikiran Raihanah. Namun, tentu saja ide itu diusulkan dan diputuskan secara sepihak dan dengan mudahnya disetujui oleh siswa lainnya yang sebagian besar merupakan pengagum setia dari kawan-kawan populer Raihanah.Sejujurnya, cukup sulit untuk dikatakan sebagai kawan dari seorang Raihanah yang sangat menghindari lingkungan yang bernuansa kepopuleran. Namun, juga tidak bisa dipungkiri bahwa sekumpulan siswa populer itu adalah teman-teman Raihanah.
Stop! Ah, random banget! Potongan kisab ini pun sepertinya masih terlalu cepat untuk dinikmati sebagai prolog. Apa-apaan, tokoh utamanya menghindari vibes kepopuleran, tiba-tiba berteman dengan orang-orang yang populer...
Baik. Ini yang terakhir. Mari kita berikan yang terbaik!
----
Baik percaya atau tidak, maupun sadar atau tidak. Namun, di setiap tempat selalu saja terdapat sekumpulan orang-orang yang menjadi sorotan publik. Entah karena fisiknya, rupanya, perilakunya, ataupun prestasinya yang membuat banyak orang jatuh hati. Tidak terkecuali, di sebuah sekolah bernuansa islami, di SMPIT Qur'ani, terdapat tiga kelompok yang menjadi sorotan publik atau yang biasa disebut anak-anak populer.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKENARIO TUHAN
RomanceHidup itu misteri dari tuhan. Setidaknya, itu yang selalu dipegang Raihanah Saphire Orlin dalam hidupnya. Seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang berpegang teguh dan begitu taat pada Agama Islam. Namun, kini gadis itu telah tumbuh menjadi seo...