1

13 3 0
                                    

         " Kamu bukan tuhan yang bisa menentukan siapa yang menetap dan siapa yang harus pergi. "
                      :Nana

                         ***
"anaa jangan lari lari nanti jatuh"ujar seorang anak lelaki berusia 7tahun tersebut

bruk...

"tuh kan udah dibilangin ngeyel sih"ujarnya kembali sembari berlari kearah gadis kecil tersebut

"kan biar cepet sampe no"jawab seorang gadis kecil berusia 5tahun sembari memanyunkan bibirnya

"sini vano bantu" katanya yang tidak memperdulikan jawaban dari gadis kecil tersebut,sembari mengulurkan tangan kepada anaya untuk membantunya

anaya pun menerima uluran tangan tersebut dengan senyum lebarnya

"makasii vano baikk punya ana"usapnya dengan posesif

"iya ana"

"na"

"Iyyaaa"

"vano bakal mulai sekolah"

pernyataan tersebut membuat anaya seketika menoleh dengan mata melebar dan berkaca-kaca

"t-terus n-nanti ana sama si-siapa?"

"umm gini gimana kalo kita bilang mamahnya ana biar ana bisa sekolah bareng sama vano"

"yeyyy ayooo ana mau sekolah yeyy"

"ayo"

"ayooo"

mereka pun berjalan beriringan dengan berpegangan tangan dengan erat satu sama lain seakan tidak ada yang bisa melepaskannya termasuk alam

mereka pun memasuki rumah ana dengan riang gembira tanpa memperdulikan bendera kuning yang terpampang jelas didepan rumah

"MAMaahhhh.."

ucapan yang terdengar membuat semua orang melihat kearahnya dengan sendu,gadis kecil yang ditatap pun terheran dengan kejadian yang dilihatnya

menoleh kesamping kanan untuk bertanya kepada sahabat kecilnya apa maksud dari ini semua

"no ko mama sama papa tidur dilantai kenapa semuanya nangis?"

"no jawab"

sedangkan yang ditanya hanya diam membeku ditempat,dia yang sudah paham akan apa yang terjadi tapi tidak dengan sahabatnya

dari arah lain muncul seorang wanita paruh baya yang berjalan dengan cepat sambil menitikkan air matanya,memeluk anaya dengan erat

"tante mama papa kenapa?kenapa mereka tidur dilantai?"

wanita itupun melepas pelukan tersebut mengusap pipinya yang basah karna air mata menangkup pipi anaya dengan senyum palsu diwajahnya

"ana sayang sama papa mama kan?"

"iyaa ana sayang bangettt sama mama papa"ujarnya sembari menoleh ke arah tubuh orang tuanya dengan senyum mengembang

tapi senyuman itu tidak bertahan lama,dia yang kembali menoleh ke arah wanita paruh baya tersebut seakan meminta jawaban atas apa yang dia lihat

"gini ana kan sayang sama mama papa tapi tuhan lebih sayang sama mama papanya ana,jadi tuhan ambil mereka"

"jadi tuhan ambil mereka dari ana?hikss tuhan jahatt"ujarnya dengan air mata yang perlahan mulai turun,berlari kearah dua tubuh yang sudah tidak berdaya

"MAMAHH PAPAHH HIKS JANGAN TINGGALIN ANA.."

"ana janji bakal jadi anak yang nurut hiks mama papa"

"mama  papa ana sendirian"

"sayang sstttts kamu gasendiri ada om tante vano disini"

ujar lelaki paruh baya bernama anton bersamaan dengan mengusap rambut ananya untuk menenangkannya,membawa tubuh yang terus meronta kedekapannya

"hiks om tuhan jahat"

"sayang tuhan itu gak jahat dia sayang sama mama papanya ana dia gakmau lihat mama papanya ana sakit jadi tuhan hilangin semua rasa sakit itu
udah ya sayang ada om tante vano disini"

"hiks MAMA PAPAA.."

mita,wanita paruh baya itu hanya bisa terisak melihat anak dari mendiang sahabatnya menangis histeris dipelukan suaminya

mita lantas mendekap tubuh anak laki-laki satu-satunya yang dia miliki menumpahkan segala kesedihannya dibahu yang besarnya tidak seberapa

"bunda..ana.." lirih vano

"mulai sekarang kita yang jaga ana jangan pernah sekalipun kamu sakitin ana sekecil apapun itu ya nak hikss" ujar mita

"iya nda"

"hikss mama papa bangunnn hikss jangan tinggalin ana"
__________

pemakaman berjalan dengan normal dan semestinya kembali kerumah yang berubah drastis dengan auranya meninggalkan jejak kenangan yang tercetak jelas dibenak empat orang yang melihatnya

"mas ana ikut kita aja yah"

ujarnya sendu dengan melihat wajah polos yang sangat nyaman tertidur digendongan sang suami

"iya saya sudah pikirkan itu ana akan ikut kita,suruh bibi mengemas semua barang barang ana dan mainannya pindahkan semua kerumah kita"

jawabnya sambil menggendong ana dan berpegangan dengan vano yang senantiasa diam sejak tadi
_________

disinilah rumah dengan nuansa sejuk membuat siapapun yang memandangnya akan takjub dengan bangunan tersebut

kamar dengan nuansa biru,kamar yang memang sengaja disiapkan untuk anaya karna dia sering menginap dirumahnya ketika alm.orang tuanya tidak ada

kamar yang dulunya hanya menjadi tempat rehat sejenak sekarang berubah menjadi kamar tidur tetapnya
________

vano memasuki kamar baru anaya dengan langkah yang dengan hati hati menatap ana yang sekarang sedang menerawang jauh membuatnya menghela nafas

"hallo ana" sapanya dengan senyum sebagus mungkin untuk anaya dan kaki yang mulai berjalan mendekati anaya

gadis kecil itupun menoleh dengan wajah yang sudah merah akibat menangis sedari tadi

"hallo juga vano"

"ana vano ada sesuatu buat ana"

"apa?"

"Gabakal vano kasih kalo ana masih nangis"

"e-engga ko s-siapa bilang"ucapnya sembari cepat mengusap pipi basahnya

"senyum dulu nanti vano kasih"

"iya iya senyum niiii"ujarnya sembari tersenyum manis hingga memperlihatkan deretan giginya kepada vano

vano yang melihatnya pun ikut tersenyum

"taraaaaaaa...vano bawain ana coklatttt" ucap vano dengan bersemangat sembari memberi anaya coklat tersebut

"Aaaaaa yeyyyy makaciii vanooo" jawabnya dengan ceria seakan melupakan kejadiaan beberapa jam lalu

"vano baik bangett makacii yaahhh"

"sama sama ana cantik gini terus senyum biar cantik terus kalo ana nangis ana jelek"

"Ihhhh vano nyebelinnn ana tuh cantik tauuu"

"Iyaa makanya ana senyum terus yah biar cantik terus"

"siap vano" jawabnya sembari mengacungkan jempol pertanda mengerti apa yang vano maksud

ana pun mulai membuka bungkus coklat dan melupakan kehadiran vano begitu saja...

Next..

VANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang