01

110 10 55
                                    

Hiruk pikuk di malam hari rupanya tak menyurutkan semangat bagi para pemuda pemudi yang dengan sengaja berjalan-jalan malam; salah satu malam yang selalu ramai yaitu di malam minggu. Keluar dari rumah pada malam itu pun tentu saja karena alasan sekedar melepas malam minggu bersama pasangan mereka.

Tidak hanya sekedar berjalan-jalan saja, adapula aktifitas lain yang lazim dilakukan disaat malam minggu tiba. Umumnya, kebanyakan pasangan yang masih berpacaran atau masih pendekatan akan memutuskan untuk menghabiskan waktu mereka dengan cara menonton film bersama di bioskop.

Bisa dilihat jika bioskop di malam minggu ini terlihat selalu saja ramai oleh berbagai pasangan, tak terkecuali juga bagi dua anak adam dan dua anak hawa yang nantinya akan menjadi pemeran utama di dalam cerita ini.

Keempat remaja itu, lebih tepatnya remaja menginjak dewasa itu, tanpa sadar kini tengah duduk berjajar secara tak sengaja di bangku penonton.

Bagai takdir, keempat pasangan itu pun bertemu; di malam yang sama, lokasi yang sama, dan bahkan seat yang mereka pilih pun rupanya berjajar.

Keempat remaja ini tidak saling mengenal satu sama lain, dan ya, tentu saja keempatnya membawa pasangan masing-masing untuk melewati malam minggu ini.

Dari posisi paling pojok; terdapat remaja pertama bernama Aze dan pacarnya yang bernama Lee Juyeon, lalu bergeser ke samping kiri gadis itu terdapat seorang lelaki bernama Hwang Hyunjin bersama gadis cantik yang jelas saja tidak Aze ketahui namanya siapa, lalu bergeser lagi ke satu anak adam lainnya bernama Na Jaemin beserta gadisnya yang duduk bersebelahan dengan gadis dari Hyunjin, sedangkan Jaemin mau tidak mau harus duduk di samping gadis cerewet bernama Sasha yang mendapat kursi paling ujung dekat tangga dan tentu saja gadis itu datang bersama sang kekasih yang bernama Lee Jeno.

Dari kejauhan dan di awal pemutaran film; keempat pasangan itu terlihat adem ayem, tidak berisik seperti pasangan lain dan bahkan terlihat tengah fokus menatap layar besar di hadapan mereka.

Namun, bagai air yang dilempar batu, di awal saja mereka sunyi, ujung-ujungnya keempat pasangan ini juga ikut berisik seperti yang lainnya.

Tepat disaat salah satu adegan yang tidak bisa disebutkan dari film 365 days itu terpampang nyata, keempat pasangan ini terlihat sedikit risih, ahh-tidak, bukan risih, lebih tepatnya sedikit terusik; antara nyalinya terpacu untuk melakukan hal yang sama dengan adegan tersebut, atau terusik karena tidak nyaman melihat hal itu.

Dari kursi paling pojok, Aze terlihat memalingkan matanya, sedangkan kekasihnya; terus saja menatap layar besar itu tanpa kedip. Refleks, pinggang Juyeon pun menjadi sasaran kekesalan Aze.

"jangan jelit gitu ih! serem tau! ayo buruan kedipin matanya!"

Mendengar bisikan penuh tuntutan dari gadisnya, Juyeon pun mengerucutkan bibirnya.

"sayang kalo dilewatin, yang.." ujarnya membalas dengan bisikan pula.

Mau tidak mau Aze kini menghela nafas kesalnya.

"yaa.. enggak gitu juga ihh.. aku merinding liatnya, kamu kayak nggak pernah nonton atau lakuin aja."

"kan beda vibes, sayang.." lagi, Juyeon berusaha mengelak.

Aze mendesis, lalu kembali menatap nyalang sosok di dekatnya ini.

"aku jitak kepalanya ya! jadi nyesel aku ikutin mau kamu nonton film ginian!"

Kali ini Juyeon mulai bisa terkikik geli tanpa melirik ke arah sang kekasih. Pikirnya, lebih baik ia terus fokus ke layar di depan mereka, dari pada harus menyahuti kekasihnya itu yg kini mulai memeluk lengan kirinya sembari menyembunyikan kepala di belakang lengannya.

365 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang