"Aduh gimana ya, gue juga bingung. Masalahnya client yang satu ini ribetnya bukan main, lo bayangin aja gue baru ketemu dua kali tapi selama kita ketemu cuman diisi omongan sok angkuhnya dia. Cih mending gue cancel""Lo gila mau main cancel gitu aja? Dia udah percaya sama kita sha"
"Lo enteng banget ngomong gitu, please lah gue gakuat ngadepin dia. Gue cariin designer lain aja lah, nanti gue lempar"
"Nanti kalo dia nyebar berita yang engga-engga gimana coba? Yang jelek kan nama boutique lo juga"
Sasha memijit sebentar pelipisnya yang dirasa berdenyut itu. "Aduh na gue serius gakuat ngadepin dia, bawaan nya emosi mulu. Udah banyak maunya, ribet lagi"
"Ya tahan lah, toh cuman bikin jas. Sebulanan juga beres"
"Sebulan lo bilang? Lo gatau aja request dia gimana, pening kena otak"
"Ah serah lo deh. Kalo mau lempar pikirin baik-baik lo mau lempar ke siapa, terus alesannya apa. Jangan sampe lo bikin jelek nama boutique lo sendiri"
"Iyee udah ya gue tutup. Mau ngurus design lagi"
"Iya bye"
Setelah sambungan telfon terputus sasha menyandarkan tubuhnya di sofa yang berada di ruangannya. Ia menatap langit-langit ruangannya sembari memikirkan bagaimana cara membatalkan kerja sama dengan client barunya.
Sekitar 15 menit ia melamun, sasha kembali sadar mendengar bunyi notif dari handphonenya.
Aze sent you message!
Sasha tidak langsung membuka pesan dari teman serumahnya itu, melainkan menatap display name aze lekat-lekat.
"Aze.." gumamnya sembari terus menatap layar handphone. Tak lama senyumnya terukir karna secarik ide muncul di kepalanya.
"Gotcha!" Gumamnya sembari membuka pesan dari aze.
"Huh boro-boro gue pulang cepet, client gue ribetnya gaada ampun" gumamnya sembari mengetik balasan untuk aze.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days
Fanfiction[ft. hwang hyunjin & na jaemin] Undangan yang seharusnya tidak datang dan bisa kapan saja mereka tolak itu rupanya dengan berat hati '𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨' mereka terima, sebab; terdapat berbagai ancaman di dalamnya. Namun siapa sangka, keterpaksaan menerima...