10 November, 2078
Salju mulai turun hari ini. Silvanna menatap jendela yang mulai mengembun. Sesekali ia mengusap jendela untuk melihat kedatangan kedua demon hunter yang sedang berada di perjalanan pulang.
"Alucard dan Granger lama sekali, untunglah kau tidak ikut Harith,"kata Fanny. "Ya, cuaca ini membuatku ingin hibernasi saja,"ujar Harith sambil menggosokkan tanagannya.
BRAKKK!
"P-pangeran Dyrroth?"
"Pangeran..."
"Apakah kalian melihat Dyrrush?"- Dyrroth
Woi, woi, woi... Dyrrush? Dyrrush kan nama kecilnya Dyrroth. Otak Harith, Fanny, Tigreal, dan Silvanna langsung memproses. Gagal.
"Dyrrush?"
"Iya, Dyrrush, tadi pagi dia mengganggu ku, makanya aku mencarinya sekarang,"jawab Dyrroth santai sambil celingak celinguk. Merka gagal paham dengan pangeran yang begonya bisa dibandingkan dengan anda//gk.
"Kami tidak... Melihatnya..." jawab Fanny. "Lalu kemana dia? Awas kau Dyrrush!"Dyrroth langsung berlari keluar.
"K-kapten, apa kau-"
"Jangan tanya aku-!"
"Harith? bagaimana?"
"Aku tidak mengerti- nyan"
"Tuan putri?"
"Apa? Itu sama sekali bukan urusanku, sejujurnya aku juga bingung dengan tingkah lakunya."
Fanny dan Harith benar benar dibuat berpikir oleh Dyrroth. "Udahlah, otakku nggak nyampe,"kata Fanny dan Harith.
"Sepertinya aku meninggalkan buku di menara, aku pergi dulu sebentar," kata Silvanna. "Apakah perlu saya temani tuan putri?" Tanya Fanny. "Tidak perlu, aku saja sendiri," tolak Silvanna//azeekk tertolakk 🗿.
Silvanna berlari kecil menuju menara. "Argghh... Suhu sedingin ini memang sangat menggangu," gusar Silvanna. Silvanna langsung menaiki anak tangga menuju lantai teratas.
"Ini dia bukuku!" Sorak Silvanna senang.
"Salam pada bintang pertama kerajaan, yang mulia putri Silvanna de Aurelius... Lama tak berjumpa dengan anda," ( bayangin aja ini suara misterius yang di sinetron ye 🙃)
"Siapa kau?!" Teriak Silvanna. "Khuhehehehe, tampaknya anda lupa dengan saya"
'ya makanya aku tanya bodoh!😑'
Tiba tiba muncullah bayangan hitam yang melilit dan mencekik leher Silvanna. "Saya adalah abyys dark shadow, rasanya senang sekali melihat tuan putri kesakitan seperti ini,"katanya.
"Ssialllann..." Silvanna mencoba melepaskan diri dari bayangan merepotkan itu.
"Anda ingin bergerak? Kalau begitu baiklah." Bayangan hitam itu membuka jendela menara dan melempar Silvanna dari atas.
"Aaaaaa(njeeengg)!!!" //Gk.
Bruk!
Tubuh Silvanna menghantam salju yang lumayan tebal. Untunglah ada salju salju itu. Tapi tetap saja itu membuat Silvanna tak sadarkan diri.
~∆~
"Granger! Lihat lah!" Alucard menunjuk Silvanna yang tak sadarkan diri dengan tubuh yang sedikit tertutup salju.
"Tuan putri?!" Granger langsung mengangkat Silvanna sari tumpukan salju dan menggendongnya ala bridal style.
"Lebih baik kita bawa masuk ke istana," saran Alucard. Granger mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
{MY DIARY} GRAVANNA
Fanfiction"Mama, ayo ceritakan tentang kalian" Berkat permintaan kedua anaknya, Silvanna bernostalgia dengan buku hariannya yang berisi tentang kisah manis antara Silvanna dan pendamping hidupnya itu. Cuzz! nggak usah banyak bicod kita langsung next to the...