02 - 3 SMA

24 5 25
                                    

"Ketika mereka meninggalkan dunia
Hadiah terbaik untuk mereka hanyalah sebuah do'a."

-June | JUNE

°°°°°°°°°°••••••••••°°°°°°°°°°


Ketika mendengar Juni, apa yang terpikirkan oleh kalian? Musim panas? Pantai? Bunga yang bermekaran? Nanas? Semangka? Atau libur akhir semester? Pasti membayangkan yang cerah dan panas kan?

Bagaimana kalau bulan Juni yang ini, tidak cerah sama sekali?

21 Juni 2002
Tangisan bayi kecil menggema di seluruh ruangan, bersautan dengan gemuruh yang ada di luar. Langit malam yang berawan, menandakan hujan sebentar lagi akan turun.

Lima menit berselang, satu tangisan lagi terdengar di balik rintiknya hujan. Senyuman sang ibu, merekah ketika melihat dua bayi yang berada di dekapannya.

Dua hari berada di rumah sakit, kedua bayi tersebut sudah di beri nama oleh seseorang yang gila akan luar negri.

"Nii, namanya udah aku buatin~." Ni, adalah panggilan orang itu kepada ibu yang melahirkan bayi kembar tersebut.

"Siapa namanya?" ibu itu tersenyum melihat tingkah adiknya, yang bersemangat karna keponakan kembar.

"Karna pas yang laki-laki lahir masih berawan dan belum hujan, Grey bagus kan? Abis itu karna sekarang bulan Juni, June Grey artinya abu-abu di bulan Juni. Terus hujan turun yang perempuan lahir, Rainey. Dan mereka berdua adalah anugerah yang diberi tuhan ke kita, Rainey Grace. Mereka saling melengkapi, jadi nama mereka bakal ada makna kalau di gabung. Dibawah langit abu dan rintik hujan, Sebuah anugerah hadir pada bulan Juni."

"Bagus-bagus, yaudah itu aja." Kedua orang tua bayi itu menerima nama yang di berikan oleh adik bungsu mereka.

.
.
.
.
.

Hari ini adalah hari pertama setelah libur akhir semester alias kenaikan kelas, seorang guru masuk ke kelas dan membawa sebuah absen, terlihat jelas bahwa itu milik kelas dua belas ipa empat. Mulai dengan absen sebelum para murid memperkenalkan diri mereka masing-masing.

"June Grey." Guru yang menyebutkan nama itu menatap murid perempuan satu per satu berharap salah satu dari mereka menunjuk.

"Saya bu," Murid yang merasa terpanggil mengangkat tangan menandakan bahwa ia adalah sang pemilik nama tersebut.

"Kamu laki-laki? Absen nya salah ya?" Guru tersebut mencoba membaca dengan teliti identitas yang tertulis di kertas yang ia pegang.

"Engga Bu, nama saya emang June. Tapi bacaannya Jun bu, e nya ga di baca. Bulan juni nya bahasa Inggris."

Semua orang di kelas tertawa, kenapa bisa guru mereka salah dan tidak yakin dengan jenis kelamin muridnya sendiri? Sudah jelas anak itu memakai celana dengan rambut undercut panjangnya.

"Ooo, Jun ya? Itu kan nama perempuan."

Yang punya nama hanya tersenyum, "June itu Gender-Neutral Surname bu, Unisex."

"Siapa yang ngasih nama?"

"Bibi saya bu."

"Ibu kira kamu perempuan, makanya ibu ngeliatin barisan perempuan dari tadi. Kamu juga manis, kayak perempuan. Saya baru tau kalau ada nama itu disekolah kita." ucap guru itu jail.

"Engga bu."

"Bener bu, kalo cewe udah saya pacarin." Saut Jupri, teman sekelas Jun yang jail minta ampun.

"Ga perlu perempuan, lu mau kan jup? Karna Jun nya ga mau, lu ga bisa pacarin." Zidan ketua kelas yang tidak seperti ketua kelas.

"Yeeee, gue cuma becanda doang. Kan ada Jun versi cewenya, ngapain belok juga." Kelas itu berisik, karna ketua kelas yang tidak berbeda dengan anak nakal yang ada di kelas itu.

JUNETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang