Empat Emerald Byun

Chapter 2

"Kakak bertopeng! Ibu! Kakak bertopeng datang!" Teriak seorang anak kecil dengan raut wajah gembira.

Dari dalam gubuk kecil yang baru saja diteriaki anak lelaki itu segera keluar seorang wanita tua yang berjalan tertatih, dari dalam gubuk terdengar suara batuk-batuk seorang pria tua. Yang keluar adalah istri paman kim dan ibu dari anak lelaki yang berteriak tadi. Baekhyun tersenyum dari balik topengnya. Meletakan sebungkus obat-obatan di gezebo tua depan gubuk itu. Anak lelaki berbaju kumal yang berteriak tadi segera memeluk kaki baekhyun dengan senyuman cerah.

"Kakak bertopeng aku sangat merindukanmu" Baekhyun tersenyum, berjongkok mengelus kepala anak lelaki itu.

"Apakah Taehyung menungguku setiap saat?" Anak lelaki itu tersenyum lebar, wajahnya yang kotor tak menghalangi senyumnya yang tulus terlihat begitu menyentuh. Ia mengangguk cepat, senyuman dengan mata berkaca-kaca itu membuat hati baekhyun tercubit.

"Setiap malam ayah berteriak kesakitan didadanya, Tae juga sakit tapi Tae menahannya karena ayah lebih sakit" Baekhyun mengelus pipi anak lelaki itu, air mata anak itu menetes tapi segera di hapus cepat olehnya. Ia tersenyum melanjutkan ucapannya.

"Setiap Tae merasa sakit tae akan teringat pada kakak, jika kakak disini bahkan jika tae merasa sangat sakit tae akan merasa sangat tenang, ketika kakak disini tidak ada apapun yang tae takuti" Baekhyun tersenyum pilu, untuk inilah dia ada. Jika dia menjadi penguasa hal pertama yang akan dia lakukan adalah menghapus kesakitan didunia. Baekhyun menepuk kepala anak kecil itu pelan.

"Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja, besok kakak akan membawa tabib Do kesini lagi untuk memeriksa Taehyung dan paman kim" anak Itu tersenyum mendengar ucapan baekhyun. Sekali lagi ia memeluk baekhyun erat, baekhyun mengelus belakang kepala anak itu dengan lembut. Ia menatap bibi kim, ibu Taehyung yang duduk digezebo menatap keduanya dengan senyuman lirih.

Baekhyun tersenyum menghampiri bibi kim, memberi salam dan menanyakan keadaannya. Bibi kim tersenyum lembut menatap baekhyun.

"Akhir-akhir ini penyakit paman kim dan tae sering kambuh saat malam nak Baekhyun, bibi sering terbangun tengah malam untuk mengompres dada mereka dengan air panas bergantian, namun itu tak banyak membantu" baekhyun mengangguk.

"Baiklah besok aku akan datang bersama tabib do kesini, untuk sekarang paman kim dan tae bisa mengkonsumsi obat yang kubawakan ini" bibi kim mengangguk, ia mengucapkan terima kasih berkali-kali dengan mata yang berkaca-kaca. Taehyung kecil yang melihat itu segera berlari menyandarkan tubuhnya pada kaki Baekhyun, baekhyun tertawa menanggapi Taehyung yang bermanja-manja padanya.

"Ibu bagaimana jika besar nanti aku menikahi kakak bertopeng saja? Dengan begitu kakak bertopeng akan menjadi anak ibu lalu kakak bertopeng akan menjadi milik tae" Bibi kim menatap Taehyung terkejut. Ia menatap Baekhyun dengan ekspresi meminta maaf atas kelancangan Taehyung.

"Stt Taehyung tidak boleh berkata seperti itu, itu tidaklah sopan" baekhyun tertawa melihat ekspresi Taehyung yang cemberut dimarahi ibunya. Anak itu menatap baekhyun yang tertawa dengan pipi mengembung.

"Taehyung tidak bisa menikahiku karna aku sama seperti Taehyung, kita berdua laki-laki dan lalu Taehyung masih kecil dan aku sudah dewasa" Baekhyun menjelaskan sambil terkekeh, Dahi Taehyung mengerut.

"Lalu kenapa jika kakak bertopeng laki-laki? Tae tidak mempermasalahkan hal itu kok. Tae akan mencari uang yang banyak untuk membeli makanan lalu melahap semuanya. Tae pasti akan lebih besar dari kakak bertopeng" Baekhyun mengerutkan keningnya pura-pura berfikir.

"Hmm begitu kah?? Tapi wajah kakak sangat jelek dibalik topeng ini, Tae akan menangis ketakutan ketika tae melihatku lho" Anak kecil itu berdecak.

"Tidak kok, Tae akan menerima kakak apa adanya, jika kakak tidak percaya kakak bisa buka topeng itu sekarang dan kakak bisa buktikan, Tae benar-benar tidak akan takut sedikitpun" Baekhyun terbahak mengacak rambut bocah itu dengan gemas.