Sore ini langit sedang bersedih, awan awan hitam mengumpul menjadi satu, tetes demi tetes air jatuh bergantian ke bumi. Naya duduk didekat jendela kamarnya. Memandangi langit dari balik kaca besar itu. Meratapi kesendiriannya dikamar ini.
‘BRAKK’
Suara pintu terbuka dengan kasar membuat naya menengok kearah pintu. Tidak! Bukan pintu besar itu melainkan pintu tersembunyi itu yang menghasilkan suara. Munculah kepala dari balik pintu itu.
“bocah, gua pinjem selimut ye” ucap iqbaal santai sambil berjalan mengambil selimut ditempat tidur yang kosong itu.
“Heh seenaknya bilang bocah! Lo kalo masuk ketuk dulu kek. Gmn kalo pas gue lg ganti baju lo tibatiba masuk!” ujar naya sambil menatap iqbaal garang. “wow” jawab iqbaal dengan wajah yang dibuat buat seperti kaget. “bagus dong, tau aja lo mau gue bantu buat ganti baju?” lanjutnya,
“MATI AJA LO SONO!” teriak naya. Iqbaal hanya terkekeh lalu masuk kekamarnya.
Naya hanya bisa menatap punggung iqbaal yang hilang dibalik pintu.
‘Dia bukan iceman, gue harus ralat kata kata gue yg bilang dia ice man. Dia itu cowok sok tua dengan otak idiot’ batin naya.
oOoOo
Hari kedua disekolah baru! Naya bersorak dalam hati. Kaki jenjangnya meloncat loncat dilantai koridor sekolah, rambut panjangnya ia biarkan terurai dan sudut sudut bibirnya terangkat membuat senyuman.
Namun senyumannya luntur digantikan oleh kernyitan aneh didahinya. “kemana orang orang?” ucapnya pada diri sendiri.
“Pada dikantin” jawab seseorang dengan nada dingin. Waitt. Siapa itu?
Naya menengok kebelakang dan mendapatkan aldi yang berdiri tepat dibelakangnya.
“Ngapain? Kok dikantin?” tanya naya. “gaada guru kali” jawabnya asal. Naya menyimpan tas nya disebelah tas dara lalu berjalan menuju kantin.
Sesampainya dikantin ia langsung menuju bangku dara dan duduk disana. Bangku nya paling pojok jadi pemandangannya langsung mengaarah pada lapangan.
“Gue gangerti, ini baru hari kedua dan udah ada guru yang gamasuk? Hellplease gue lagi semangat semangat nya belajar nih” curhat naya.
Dara terkekeh “Yaila nay, guru guru disini emang gitu kali, lo tanya aja noh bangkiki lebih senior”
“Kiki senior? Kakak kelas? Kok bisa disini?” tanya naya bertubi tubi. Kiki menatapnya teduh tapi saat ingin menjawab. Seseorang menyela
“Yabisa lah, bangkiki mah pinter. Sekolahnya aja loncat loncat macem kodok. bangkiki mah merakyat, sama siapa aja jadi”celetuk iqbaal yang tiba tiba datang sambil membaawa 3 kaleng minuman.
“Kok lo yang jawab sih. Gue gaminta penjelasan elo tuh” naya menggerutu karena bingung dengan cowo itu. Dimana mana ada dia. Bosen.
“Dih masih untung gue jawab, bocah bocah” ledek iqbaal.
Dara dan kiki yang berada dimeja itu hanya menyerngit bingung. Sejak kapan iqbaal yang terkenal ice man bisa berinteraksi dengan perempuan selain dara sahabatnya.
“tadi gue ketemu aldi masa. Dia yang ngasih tau kalo kalian disini” ucapnya dengan mata berbinar.
Iqbaal membentuk jari jarinyanya menjadi huruf O dan bibirnya pun berbentuk huruf O. Naya menepis tangan iqbaal yang berada didepannya lalu menatap iqbaal tajam.
“Bang kiki” Panggil naya, kiki yang merasa dipanggil mengalihkan pandangannya dari arah lapangan menjadi menatap naya.
“Apa nay?” jawab kiki yang kembali menatap kearah lapangan. “CURI CURI PANDANGG” teriak dara dan iqbaal bersamaan. Kiki hanya menatap mereka berdua dengan tatapan sekali-lagi-lo-teriak-gue-bakal-bunuh-lo. Hih
“KAK DITAAAAA” teriak dara pada dita—orang yang sedang bermain basket dilapangan--. Dita menoleh lalu tersenyum ketika mengetahui adik kelas terdekatnya yang memanggilnya.
“anjir anjir astagfirullah dara lo ngapain? Anjir dia senyum manis banget buset” kata bangkiki panik. Iqbaal dan naya hanya terkekeh.
Walau tidak tau menau, namun naya dapat menyimpulkan kalo bangkiki menyukai kakak kelasnya yang bernama dita dita itu. Namun bangkiki hanya menyukai diam diam dan tak berani untuk mendekati nya. Hah entahlah mungkin bakal dia tanya sama dara nanti.
“kak dita cantik kalo lagi main basket gitu” kata iqbaal yang dihadiahi anggukan dari kiki. “Ahiya! Nay tadi lo mau nanya apa?” tanya kiki.
“ohiya jadi lupa. Itu bang, kalo malem laper boleh keluar buat beli makanan ga?” tanya naya polos
“boleh kokk! Asal gaketauan bu melati aja”
“yeeh itu mah sama aja gaboleh”
Hari itu hanya diisi canda tawa mereka, baru 2 hari namun naya merasa sudah sangat nyaman dengan teman teman barunya.
xxxxxxxxxxxx‘Tuk tuk tuk’
“ANAYAAAAAA” teriak seseorang dari balik pintu kamar naya. Naya yang sedang asik dengan gadget nya langsung berdiri dan membuka pintu.
“NAYA GUE MASUK YA” katanya sambil nyelonor masuk ke kamar naya dan tiduran ditempat tidur nya.
Melihat ekspresi dara yang tidak bersahabat itu membuat naya diam saja, selama berteman dengan dara selama 1 minggu ini naya tau kebiasaan dara. Dia gak suka diganggu saat mood nya lagi berantakan itu. Biar nanti dara yang akan membuka percakapan tanpa naya harus bertanya “kenapa dar?”.
“Bete banget nay” nohkan dia sendiri yang mulai pembicaraan. “gue mau pindah tidur disini boleh gak? Si nenek lampir alay banget. Pusing gue nay” curhatnya.
Nenek lampir yang disebut dara adalah belva. Teman sekamar dara yang pernah mencak mencak dikelas waktu pertama masuk.
“kenapa lagi dia?” tanya naya sambil ikut tiduran di tempat tidur sebelah nya.
“Dia bacot-in aldi mulu. Enek gue. Alay tau gaaa. Keseel”
“kok kesel sih? Jealous yaa?” goda naya, tapi entah kenapa pipi dara merona. Dengan cepat dara melempar bantalnya kearah naya.
“Heh cemburu bapalo. Gue Cuma kesel doang yaampunn. Elu kali yang cemburuu” tuduh nya.
Naya hanya terkekeh. Malam itu dara menginap dikamar naya karena besok hari minggu. Sebenarnya dara ingin sekali pindah kekamar naya karena naya sendiri. Namun apa boleh buat bu melati melarangnya karena alasan yang dara tidak mengerti. Hih
--
Vomment please?