Overdose #01

41.8K 301 5
                                    

*Leana pov

"DASAR COWOK BRENGSEK! SIALAN! BAJINGAN! AAGGGGGRRR!!" Teriak gue kesel sambil membanting badan gue ke kasur.

"SIALAN.. SIALAN.. SIALAN...." ucap gue sambil mengacak-acak kasur.

Gue bangun dari kasur dan berlari kearah cermin yang ada di salah satu pintu lemari pakaian gue. Gue menaikan kaos yang gue pakai sampai perut seksi gue terlihat dari cermin.

"Gimana kalau gue hamil coba? Aaggggrrr! Cowok bajingan! Mama.. Anakmu sudah kagak perawan... Hiks.." kata gue sambil mengelus-elus perut.

"Mana gue kagak tau namanya pula! Aggrrr.. Jangankan nama, kenal aja kagak!"

Gue cuma bisa meratapi nasib gue saat ini. Kemarin sore gue masih hidup dalam keadaan perawan. Dan pagi ini keperawanan gue sudah hilang.

Semua gara-gara cowok brengsek itu! Maksa-maksa gue buat melakukan itu. Padahal dia juga kagak kenal sama gue kan!

"Eh, tunggu dulu. Kayaknya tadi dia ada ngasih gue kertas sebelum gue berontak pengen pulang. Mana yah tadi kertasnya?" kata gue yang mulai mencari-cari kertas di saku celana gue. "Nih dia kertasnya."

Kertas yang bertuliskan nama dan nomor handphone.

"Alviez Bouvier. Loh? Dia blasteran toh. Pantes ganteng. Eh.. Tunggu tunggu.. Apaan sih.. Kok gue malah muji-muji dia! Dasar cowok sialan!"

*Alviez pov

Gue berdiri di beranda apartemen. Pagi ini tumben udara disini sejuk. Terbilang dingin karena gue cuma pakai celana jeans tanpa baju.

Semua terlihat jelas dari lantai 11 ini. Kota yang menurut gue kecil, saking kecilnya sampai gue nemu cewek jutek dengan cueknya jalan sendirian malam-malam di pinggir jalan yang terkenal dengan tempat tongkrongan para pelacur.

Hah.. Gue kagak bakal lupa kejadian yang gue anggap hal paling gila yang pernah gue lakuin.

Waktu dia nolak mentah-mentah pas gue ajak dia masuk ke mobil. Waktu dia berontak pas gue grape-grapein. Waktu dia ngomel-ngomel kagak jelas. Dan pada akhirnya dia puas juga sama game gue.

Walaupun gue kagak tau namanya, tapi biarlah. Gue bisa cari kok.

Kalau dari wajahnya sih kelihatan kayak anak kuliahan.

Gue mengeluarkan rokok dan pemetik api yang ada di saku celana jeans gue. Masih melihat pemandangan kota sambil menghisap perlahan rokok gue.

Hari minggu memang hari yang selalu gue tunggu-tunggu. Hari dimana gue terbebas dari rentetan permasalahan sialan di kantor gue.

"Dan sekarang gue bingung mau ngapain"

Tidak lama setelah itu handphone gue yang ada diatas meja didekat kasur berdering. Gue mendesah pelan saat membaca siapa orang yang menelpon gue pagi-pagi begini. Dengan malas gue menggeser layar handphone.

"Hallo honey.. Kamu sudah bangun ternyata."

"Yeah, mom. What's up?"

"Nothing. Mommy mau mastiin jawaban kamu semalam. Jadi apa sudah kamu pikirkan? Sudah bisa ngasih jawaban ke mommy?"

"Yeah."

"And? What do you say?"

"I say, No!"

"What? But, why? You know your daddy will be so angry about this."

"I know that."

"Oh, honey. We do this for your own good. Just..."

"Mom. I have my own life, okay. You don't have to interfere my life."

"Huh. Okay, fine. I will talk to your daddy. By the way. Besok pesawat mommy ke paris take off jam 11, kamu mau kan nganterin mommy ke bandara, honey."

"Of course, I will."

"Oke deh, mommy mau lanjutin packing nya. Happy holiday honey.."

Gue kembali mendesah pelan setelah menutup telpon dari mommy. Dan selanjutnya gue mulai mencari nomor asisten gue Nathan di kontak handphone. Gue langsung menelpon dia setelah ketemu nomornya.

"Than, kosongin jadwal gue besok dari jam setengah 10 sampai selesai jam makan siang!"

"Eh! Serius? Lama banget! Ada rapat super penting besok jam segitu. Lo yakin mau....."

Gue langsung nutup telpon sebelum dia selesai ngebacot. Nathan sudah terbiasa dengan sifat gue yang seenak udel gue. Dia juga seumuran sama gue. Kalau di kantor kita bicara pakai bahasa formal, tapi kalau sudah kayak begini gue bisa ngomong apa aja ke dia tanpa harus pakai bahasa formal yang menyusahkan.

Besok ngantar mommy ke bandara paling cuma sejam. Gue sengaja ngosongin jadwal sampai selesai makan siang buat nyari cewek brutal tadi malam.

Love

firfanaa

OverdoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang