Overdose #02

31.2K 247 1
                                    

1 hari yang lalu...

"Permisi pak."

Gue yang masih sibuk membaca lembaran laporan cuma melirik kearah bawahan gue yang baru masuk ke ruangan gue.

"Ada apa?" jawab gue acuh.

"Ini laporan rapat kemarin yang bapak minta." katanya sambil meletakkan surat laporan yang dia pegang.

"Saya nggak minta ini."

"Uh.. T-tapi..."

"Saya yang minta." kata Nathan yang main nyelonong masuk.

"Gue gak nyuruh lo masuk."

"Biar saya yang ambil laporannya." kata Nathan dengan santainya gak jawab omongan gue sambil mengambil laporan yang ada di meja gue.

"Kalau begitu saya permisi dulu pak." kata bawahan gue lalu dia keluar.

"Gue gak butuh laporan begituan."

"Haah.. Ini laporan penting Al. Buat refrensi lo di rapat besok."

"Gue bilang, gue gak butuh laporan begituan."

"Yaa, kalau lo gak mau baca yah gue aja."

Gue cuma diem masih fokus baca laporan. Saat masih sangat fokus baca laporan handphone gue bergetar.

"I'm buzy mom."

"About what?"

"Okay okay" dan gue pun menutup telpon.

"Kenapa nyokap lo?" tanya Nathan yang kepo.

"Bukan urusan lo."

"Yaelah Alviez.. Gue kan nanya aja. Siapa tau ada sesuatu yang terjadi sama nyokap lo yang cantik itu."

"Demen lo ya sama tante-tante."

"Haha.. Yang penting cantik kan. Terus kenapa nyokap lo nelpon?"

"Gue disuruh kerumah, dia mau ngomong sesuatu. Puas lo makhluk kepo?"

"Ooh.."

Sialan banget nih orang.

"Terus gunanya lo disini buat apa?"

"Ngambil ini laporan."

"Udah ngambil kan. Dah sana keluar!" usir gue.

"Heh. Oke bos!" jawab Nathan lalu keluar dari ruangan gue.

Kalau bukan karena dia teman gue udah gue pecat kali itu orang.

Gue kembali membaca laporan tadi. Setelah selesai gue mendesah pelan sambil memandangi tumpukan laporan yang lain di atas meja yang kata Nathan sangat perlu gue baca dan di tanda tangani.

"Today will be a long day."

*Leana pov

Sip! Hari ini bener-bener hari yang menyebalkan. Lo tanya kenapa? Karena....

Gue bangun kesiangan gara-gara terpaksa nemenin Rika yang curcol 6 jam di telpon tadi malam sampai jam 2 malam. Pada akhir nya gue telat di mata kuliahnya dosen ter.. Um, bukan ter-killer lagi sih kalau menurut gue. Pokoknya ter-ogah banget deh. Dan akhirnya gue dapat hukuman dari dia.

Dan itu dosen kalau ngasih hukuman bukan disuruh lari keliling lapangan, hormat bendera, atau push-up dan sebagainyalah. Tapi, disuruh buat laporan keuangan perusahaan lengkap berdasarkan laporan perusahaan yang aslinya, dengan dead line SATU MINGGU! Rempong banget kan.

Nyari dimana lagi perusahaan yang mau ngasih tau tentang laporan keuangannya secara detail? Macam bikin skripsi aja lagi. Abis selesai bikin laporan besoknya gue langsung wisuda dah kalau kayak gini.

"Ayolah, Galih.. Bantuin gue dong." kata gue ke teman deket gue Galih sambil masang wajah memelas ala Leana waktu kita lagi istirahat di cafetaria.

"Itu kan hukuman lo. Lo dong yang harusnya ngerjain sendiri." jawab Galih cuek.

"Hiks.. Lo sekarang ja'at yah sama gue. Tega lo ye.." masih dengan wajah memelas ala Leana.

"Kenapa kagak minta bantuin Rika aja? Dia kan bikin lo bangun kesiangan."

"Hiks.. Gue kagak nemuin itu anak. Gue telpon gak diangkat, di sms gak dibales. Kurang pahit memang itu anak."

"Oh. Sudahlah, nikmati hukuman lo sono."

"Huuuaaaaaaaa.... Lo tega banget Galih.. Jadi selama ini... Looooooo..." teriak gue yang sengaja biar dia illfeel. Karena gue teriak gak jelas kayak drama korea, beberapa orang yang lagi ada di cafetaria pun ngeliatin kita berdua.

"Lo apa-apaan sih!" kata Galih sambil nyumpelin mulut gue pakai tangannya.

Mulai kepancing dia~

"Jadi lo bantuin gue apa kagak?"

"Kagak!"

"Huuuuuaaaaaaaaaa................"

"Iya iyak!"

Dan gue langsung sumringah. "Emang cuma elo yang paling mengerti gue, Galih." sambung gue sambil nepokin pundak Galih.

"Dasar muka beton. Bikin malu aja teriak-teriak disini."

"Hehe.. Yang penting lo bantuin gue. Eh, tapi gue nyari dimana yak perusahaan yang mau di introgasi laporan keuangannya?"

"Yaelah, kagak usah pake yang asli. Cari aja contoh laporan keuangan di perpustakaan kota. Gak bakalan mau itu dosen repot-repot meriksain itu laporan asli apa kagak."

"Siapa tau! Hayooo."

"Lo mau yang gampang atau yang susah?"

"Gampang aja deh. Hehe.."
Galih cuma memutarkan bola matanya.

"Ntar sore yak temenin gue ke perpus kota. Oke oke?" kata gue sambil ngedip-ngedipin mata centil ala Leana.

"Iya.."

"Yess.." sahut gue sambil mengepalkan tangan. "Betewe, makanan pesanan gue kapan datangnya yak? Perasaan gue udah pesen daritadi deh." Saking pusingnya gue mikirin laporan sampai lupa gue sudah pesan makanan tapi belum sampai di meja gue.

Love

firfanaa

OverdoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang