feels

5.7K 89 6
                                    

[Chaesis] 2/3 [Chaekkura]

"Unnie! Kenapa kau minum lagi?!" Chaeryeong berjalan cepat ke arah Chaeyeon.

Tangannya melesat mengambil gelas seloki yang ada di tangan kanan kakaknya.

Chaeyeon dengan posisi kepala dan tubuh sedikit membungkuk tidak menggerakkannya, melainkan hanya menatap adiknya dengan tatapan tajam dengan mata yang sendu.

Itu, tajam. Tapi, tidak terlihat menyeramkan. Ratusan kata dan perasaan tertahan di mata Chaeyeon.

"Untuk apa kau ke sini? Ini sudah jam satu pagi. Kembali ke dorm mu. Nanti kau dicari kekasihmu."

"Yah! Tadi aku ke sini setelah selesai panggung, aku ke sini dengan manager dan member. Mereka menurunkanku di depan gedung."

"Kenapa?" Chaeyeon menarik tubuhnya dan bersandar pada kursi. Kepalanya terdongkak lemas dan menatap ke arah lantai, tidak berniat untuk menatap adiknya yang masih mengeluarkan ekspresi kesalnya.

Itu terlihat menyenangkan untuk dipandang. Wajahnya sangat lucu, terlebih, Chaeyeon sudah hampir berbulan-bulan tidak bertemu dengan Chaeryeong. Ini menambah kesan untuk Chaeyeon agar menerjang adiknya.

"Apa yang kau maksud kenapa?!"

"Yah... Pelankan suaramu."

Diam. Chaeyeon berkata sambil perlahan menatap Chaeryeong dengan mata teduhnya. Lelah. Dia lelah.

Waktu terasa lambat ketika mereka hanya berpandangan, sebenarnya itu hanya beberapa menit. Hal lain menjadi remang dan hanya memfokuskan mata masing-masing pada objek di depannya.

Perlahan Chaeryeong melunturkan wajah kesalnya, dan menjadi salah tingkah karena Chaeyeon tidak lepas menatap matanya dengan tatapan seperti itu.

Tatapan seperti apa? Intinya seperti itu. Itu yang mampu membuat Chaeryeong tiba-tiba merasa merinding di belakang kepalanya.

"Kemarilah..." Chaeyeon merentangkan satu tangannya pada Chaeryeong. Suara beratnya semakin kentara ketika Chaeyeon sedikit menarik kepalanya agar tegak.

Berjalan perlahan mendekat, Chaeryeong menaruh gelasnya agak jauh agar Chaeyeon tidak bisa mengambilnya sewaktu-waktu ada kesempatan.

Terlalu lama. Chaeyeon menarik adiknya yang lepas keseimbangan karena tidak mengira hal itu akan datang.

Terduduk agar keras di pangkuan Chaeyeon, Chaeryeong hanya membuka mulutnya sedikit menahan suara keras yang ingin dia keluarkan karena terkejut. Chaeryeong tidak suka hal mengejutkan, tetapi ketikan melihat wajah serius dan mata Chaeyeon yang seakan berbicara pada ketakutan di dalam dirinya, kalau dia tidak akan kenapa-kenapa, Chaeryeong menggertakkan giginya dengan bibir sedikit terbuka.

Ini bukan tekanan karena kesal, ini gertakkan agar dia tidak berteriak mengikuti insting di dalam hatinya ketika menatap wajah Chaeyeon sedekat ini.

"Aku merindukanmu..." Entah suara karena mabuk, atau karena titik panas sudah sampai ke atas kepalanya, Chaeyeon berusaha menahan gejolak tangan dan bibirnya yang gatal ingin menyentuh tubuh adiknya.

"Aku ju-"

Diam. Chaeryeong otomatis memegang kedua bahu Chaeyeon yang ada tepat di depannya. Hal yang berbau alkohol itu menyeruak ke dalam indra penciuman Chaeryeong. Hal itu ada di bawah hidungnya. Tepat di depan bibirnya. Menempel dengan sekali sentakkan yang mampu membuat bibir Chaeryeong merasakan hal lembut, penuh, dan tebal menempel pada bibirnya.

Ini belum bergerak. Matanya masih terbuka lebar karena terkejut. Sedangkan orang yang lebih dulu memulai sudah memejamkan matanya dengan cepat sejak tadi.

IZONE NC+ MULTISHOOT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang